MAKLUMAT – Usia hanyalah angka. Setidaknya itulah yang bisa dilihat dari sosok Tun Dr Mahathir Mohamad. Mantan Perdana Menteri Malaysia itu genap berusia 100 tahun pada Kamis, 10 Juli 2025. Tapi, semangatnya masih seperti dulu: tajam, kritis, dan tak segan menyuarakan pendapat.
Ucapan selamat mengalir dari berbagai penjuru. Perdana Menteri Anwar Ibrahim dan istrinya, Datuk Seri Dr Wan Azizah Wan Ismail, termasuk yang menyampaikan doa dan penghormatan. “Semoga Tun terus dikurniakan kesejahteraan, ketenangan jiwa, dan kekuatan tubuh dalam menjalani kehidupan dengan penuh makna,” tulis Anwar lewat media sosialnya, @anwaribrahim.
Anwar juga menyebut gaya hidup sehat serta konsistensi Mahathir dalam mengabdi menjadi teladan bagi Malaysia yang kini memasuki fase negara menua, tapi tetap menyimpan harapan besar.
Ucapan selamat juga datang dari berbagai kalangan, termasuk tokoh publik dan warganet. Beberapa menyebut Mahathir sebagai “negarawan ulung yang disegani kawan dan lawan”, serta “penegak keadilan sejagat”. Tagar #TunM100 dan #BirthdayTunM meramaikan jagat media sosial, lengkap dengan ilustrasi digital dan cuplikan pidato-pidato legendarisnya.
Meski tak lagi aktif di pemerintahan, Mahathir tetap menjadi referensi. Lewat blog pribadinya @chedetofficial, ia masih rutin mengulas isu-isu global dan nasional—mulai dari krisis ekonomi, geopolitik, hingga perubahan iklim. Tak jarang pendapatnya memicu kontroversi, tapi itulah Mahathir. Tidak semua setuju, tapi semua mendengar.
Dalam wawancara dengan Free Malaysia Today, Mahathir menyatakan bahwa dirinya tidak ingin dikenang karena kekuasaan atau jabatan. “Saya ingin dikenang karena kontribusi saya dalam membangun Malaysia,” ujarnya lugas.
Nama Mahathir memang melekat erat dengan perjalanan Malaysia modern. Pria yang lahir pada 10 Juli 1025 itu menjabat perdana menteri selama 22 tahun pertama. Kemudian kembali memimpin di usia 93 tahun setelah menang dalam Pemilu 2018. Ia pun mencatat sejarah sebagai kepala pemerintahan tertua di dunia.
Kini, di usia satu abad, Mahathir tetap menjadi sosok yang disegani. Langkahnya mungkin tak setegas dulu, tapi pandangannya masih menyala. Dunia masih menyimak, dan Malaysia belum berhenti mencatat.
Selamat ulang tahun, Tun.***