MAKLUMAT — Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan mengajak para penggerak Aisyiyah untuk memberi perhatian lebih pada isu pangan dan petani di Indonesia. Menurutnya, hampir 80 persen petani telah kehilangan tanah mereka, berubah status dari petani menjadi buruh tani.
“Dulu para petani memiliki sawah dan kebun karena hasilnya cukup menjanjikan. Namun sekarang, 80 persen dari mereka telah menjadi buruh tani karena tidak lagi memiliki lahan,” ujar Zulkifli Hasan dalam seminar Tanwir 1 Aisyiyah di Hotel Tavia, Jakarta, Kamis (16/1).
Zulkifli juga mengingatkan pentingnya keterlibatan aktif Aisyiyah dalam isu pangan untuk membantu mewujudkan cita-cita Indonesia merdeka. Saat ini, ia menambahkan, petani termasuk dalam kelompok masyarakat miskin yang bergantung pada bantuan pemerintah. Kondisi ini, semakin menjauhkan bangsa dari cita-cita kedaulatan pangan yang sesungguhnya.
“Tahu dan tempe yang menjadi makanan pokok rakyat Indonesia saat ini bergantung pada kedelai yang dikuasai oleh satu orang saja. Bagaimana mungkin kita bicara tentang kedaulatan pangan jika makan saja tergantung pada satu pihak? Itu baru soal pangan, belum lagi sektor lain seperti ekonomi dan teknologi. Inilah tantangan yang harus kita hadapi bersama,” tegasnya.
Zulkifli menegaskan dukungannya terhadap program prioritas Presiden Prabowo Subianto yang mencakup swasembada pangan, pemberian makanan bergizi untuk anak sekolah, serta pemenuhan kebutuhan pangan bagi masyarakat miskin sebagai bagian dari hak dasar rakyat. Kementerian di bawah koordinasinya, kata dia, akan memberikan upaya terbaik untuk mewujudkan program-program tersebut.
Distribusi Pupuk
Sebagai langkah konkret, Zulkifli memangkas jalur distribusi pupuk yang sebelumnya rumit dan menyulitkan petani agar lebih cepat diakses.
Selain itu, pemerintah juga memperketat kebijakan impor dengan melarang impor beras, jagung, gula, dan garam—komoditas yang seharusnya dapat diproduksi secara mandiri di dalam negeri.
“Kami berharap kebijakan ini akan mempercepat tercapainya swasembada pangan, karena Indonesia memiliki potensi besar untuk itu,” kata Zulkifli.
Menutup paparannya, ia menekankan pentingnya penyediaan bahan pangan bergizi seperti beras, sayur-mayur, dan protein hewani untuk mendukung program Makan Bergizi Gratis. Ia pun mendorong Aisyiyah dan elemen masyarakat lainnya untuk turut berperan aktif dalam memperjuangkan kemandirian pangan di Indonesia.***