86% Perusahaan Dunia Sudah Digital, Kemendikdasmen: Kita Harus Siap!

86% Perusahaan Dunia Sudah Digital, Kemendikdasmen: Kita Harus Siap!

MAKLUMAT — Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) terus menggeber gerakan literasi digital sebagai kunci meningkatkan daya saing bangsa. Melalui Direktorat Pendidikan Nonformal dan Pendidikan Informal (PNFI) bersama Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi, Pendidikan Khusus, dan Pendidikan Layanan Khusus (PKPLK), Kemendikdasmen menggelar Webinar Nasional Seri 1 Menuju Hari Aksara Internasional (HAI) 2025, Rabu (13/8).

Acara yang disiarkan langsung lewat kanal YouTube Direktorat PNFI itu mengangkat tema nasional “Kesalehan Literasi Digital, Membangun Peradaban”. Dirjen Pendidikan Vokasi PKPLK, Tatang Muttaqin, menjadi pembicara utama. Ia menegaskan bahwa pendidikan nonformal dan informal adalah strategi penting untuk menghadapi disrupsi teknologi, perubahan ekonomi, dan dinamika demografi global.

“Tantangan abad ke-21 menuntut kita merespons cepat perubahan. Sebanyak 86 persen perusahaan global sudah melakukan digitalisasi. Indonesia juga menghadapi transisi hijau yang membuka peluang di sektor energi terbarukan,” ujar Tatang.

Ia memetakan empat tantangan besar yang harus diantisipasi. Pertama, pengembangan AI literacy agar masyarakat siap bersaing di pasar kerja global. Kedua, integrasi ilmu pengetahuan dan teknologi untuk mendukung visi Indonesia Emas 2045. Ketiga, penanggulangan ancaman digital seperti hoaks dan perundungan daring. Keempat, penguatan keadaban digital berbasis nilai luhur bangsa.

Kemendikdasmen juga berkomitmen mengentaskan anak tidak sekolah melalui program keaksaraan dasar, lanjutan, hingga keaksaraan mandiri. “Ini diharapkan mampu meningkatkan rata-rata lama sekolah dan Indeks Pembangunan Manusia,” tambahnya.

Baca Juga  Siapkan 30 Ribu Beasiswa untuk Pelajar di SMA/SMK Swasta, Wagub Jatim: Hanya Bagi yang Tidak Mampu

Di sesi kedua, hadir Pengembang Kurikulum Ahli Madya Pusat Kurikulum dan Pembelajaran Yusri Saad serta akademisi Universitas Pendidikan Indonesia Elih Sudiapermana. Keduanya menekankan pentingnya pembelajaran yang bermakna (meaningful learning), menggembirakan (joyful learning), dan membangkitkan kesadaran belajar (mindful learning).

Hari Aksara Internasional diperingati setiap 8 September sejak ditetapkan UNESCO pada 1965 di Teheran, Iran. Bagi Indonesia, momen ini menjadi pengingat perjuangan memberantas buta huruf—dari 97 persen di awal kemerdekaan hingga kini tersisa sangat kecil.

“Di era digital, literasi tidak hanya membaca dan menulis, tetapi juga mencakup kecakapan akademik, keterampilan fungsional, dan karakter tangguh menghadapi tantangan teknologi,” tegas Tatang.

Rangkaian webinar akan berlanjut hingga puncak peringatan HAI 2025 pada 8 September mendatang.***

*) Penulis: Edi Aufklarung

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *