23.5 C
Malang
Jumat, November 22, 2024
KilasMuhammadiyah Lampung Dorong Pertanian Organik Lewat Temu Raya Petani

Muhammadiyah Lampung Dorong Pertanian Organik Lewat Temu Raya Petani

MPM PWM Lampung bersama KPO Berkemajuan dan tamu undangan sedang panen padi organik 

MAKLUMAT – Majelis Pemberdayaan Masyarakat (MPM) Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Lampung bersama Komunitas Petani Organik (KPO) Berkemajuan menyelenggarakan Temu Raya Petani Organik di Desa Sriwedari, Kecamatan Tegineneng, Kabupaten Pesawaran, Kamis (12/9/2024). Acara ini sebagai upaya memperkuat gerakan pertanian organik dan mewujudkan kemandirian pangan.

Acara yang mengangkat tema “Membumikan Organik, Selamatkan Bumi” diawali dengan seremoni panen padi organik yang dilakukan oleh sejumlah tamu undangan, di antaranya Sekretaris Deputi V Menko PMK Gatot Hendrarto, Ketua PWM Lampung Sudarman, dan Bupati Pesawaran Dendi Ramadhona.

Rangkaian kegiatan ini semakin semarak dengan adanya bazar produk pertanian yang menampilkan hasil produksi dari berbagai kelompok, seperti Kelompok Wanita Tani (KWT) Desa Sriwedari, petani melon hidroponik, serta produk-produk unggulan lain, termasuk Jamu Sehat Tanaman (JST) JATAM, Madu Suhita, BerasMu, dan LSPro UPTD BPMKP Lampung.

Antusiasme tidak hanya datang dari petani Desa Sriwedari, tetapi juga dari sejumlah petani di kabupaten lain, seperti Pesisir Barat, Lampung Tengah, dan Lampung Timur. Mereka tertarik untuk menyaksikan dan belajar dari potensi besar pertanian organik yang semakin berkembang di Lampung.

Roeslan, perwakilan KPO Berkemajuan, mengungkapkan dalam sambutannya bahwa gerakan pertanian organik di Lampung, yang dimulai sejak 2016, telah mengalami perkembangan signifikan.

“Kami memulai dengan lahan seluas 5.000 meter persegi, dan sekarang telah berkembang menjadi 20.000 meter persegi di berbagai lokasi. Hal ini tentu berkat dukungan dari MPM PWM Lampung,” ujarnya.

Roeslan juga menjelaskan hasil dari pertanian organik jauh lebih unggul dibandingkan dengan pertanian konvensional. Di mana, produksi padi organik mencapai 9,6 ton per hektar, sementara padi dengan pupuk kimia hanya 6,9 ton per hektar.

“Tantangan terbesar kami saat ini adalah pemasaran. Maka kami harap dukungan dari berbagai pihak, termasuk pemerintah, akademisi, dan sektor perbankan, dapat membantu meningkatkan pemasaran produk pertanian organik,” jelasnya.

Ketua PWM Lampung, Sudarman, turut menyampaikan apresiasi kepada para petani yang disebutnya sebagai pahlawan tanpa tanda jasa. “Para petani ini adalah tulang punggung bangsa. Mereka yang menjaga ketahanan pangan negeri ini. Terima kasih yang sebesar-besarnya untuk mereka,” ujarnya.

Ia juga berharap pemerintah daerah memberikan dukungan regulasi dan finansial yang lebih kuat untuk memperkuat sektor pertanian organik di Lampung.

Dalam kesempatan tersebut, PWM Lampung juga menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan BCA Syariah Cabang Lampung, yang disaksikan oleh Bupati Pesawaran dan Sekretaris Deputi V Menko PMK.

Bupati Pesawaran, Dendi Ramadhona, menyatakan dukungan penuh terhadap pengembangan pertanian organik di wilayahnya. “Kami akan menyediakan infrastruktur seperti sumur dangkal dan pipanisasi untuk mengatasi masalah pengairan di Desa Sriwedari,” janjinya.

Sementara itu, Sekretaris Deputi V Menko PMK, Gatot Hendrarto, menekankan pentingnya pertanian organik dalam upaya melestarikan lingkungan sekaligus menyediakan pangan yang lebih sehat. “Pertanian organik juga menjadi langkah konkret untuk menanggulangi stunting melalui penyediaan pangan sehat,” katanya.

Acara tersebut ditutup dengan sesi praktik pembuatan pupuk organik cair (POC) yang dipandu langsung oleh tim MPM PWM Lampung. Para tamu undangan menyaksikan bagaimana pupuk organik dibuat dengan bahan-bahan yang mudah ditemukan di sekitar lingkungan mereka.

Reporter: Tri Priyo Saputro

spot_img

Ads Banner

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Ads Banner

spot_img

Ads Banner

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Lihat Juga Tag :

Populer