23.7 C
Malang
Senin, November 25, 2024
KilasPemkot Surabaya Tingkatkan Pendampingan Keluarga Berisiko Stunting

Pemkot Surabaya Tingkatkan Pendampingan Keluarga Berisiko Stunting

Pemkot Surabaya memadukan teknologi digital dan pendampingan guna mencegah stunting. (Foto: dok Humas Pemkot Surabaya)
Pemkot Surabaya memadukan teknologi digital dan pendampingan guna mencegah stunting. (Foto: dok Humas Pemkot Surabaya)

MAKLUMAT – Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya terus memperkuat pendampingan bagi keluarga berisiko stunting. Ada beberapa kelompok masyarakat prioritas, yang meliputi calon pengantin (Catin), calon pasangan usia subur (PUS) hingga surveilans keluarga berisiko stunting.

Tim Pendamping Keluarga (TPK) Surabaya telah menyiapkan langkah pendampingan dengan memanfaatkan aplikasi sayang warga (ASW). Pendampingan ini bertujuan mencegah stunting, mulai dari calon pengantin hingga balita.

“Pendampingan ini untuk memastikan kesehatan reproduksi dan keluarga, serta mencegah lahirnya bayi rawan stunting, serta memastikan tumbuh kembang anak sesuai usia,” kata Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (DP3APPKB) Surabaya, Ida Widayati, dalam keterangan resminya, Selasa (15/10/2024).

TPK merinci data pendampingan melalui ASW pada September lalu, yang meliputi Catin 3.255 orang, PUS 317.614 orang, ibu hamil kurang energi kronis (Bumil KEK) 901 orang, ibu hamil tidak KEK 13.192 orang, ibu nifas (BuFas) 1.719 orang dan Balita 144.897 anak.

Sedangkan data pendampingan per 30 September 2024, mendampingi 303 balita prastunting. Sementara data pendampingan terhadap balita stunting mencapai 203 anak.

Ida menegaskan telah mendampingi semua keluarga yang berisiko stunting. Mulai dari calon pengantin, ibu hamil, ibu nifas, hingga balita.

“Sasaran pendampingan mencakup seluruh tahapan dalam siklus hidup keluarga. Mulai dari masa perencanaan pernikahan hingga usia balita, serta sampai anak usia sekolah menengah pertama, agar sehat fisik dan mental menuju generasi emas 2045,” tuturnya.

Dari hasil evaluasi pendampingan, TPK berhasil mendampingi seluruh calon pengantin, ibu hamil, ibu nifas, serta balita berisiko stunting. Selain itu, pendampingan juga mencakup PUS yang berjumlah lebih dari 300 ribu orang.

DP3APPKB Surabaya terus berkoordinasi dengan berbagai pihak untuk memastikan pendampingan berjalan efektif. Begitu juga dengan kepastian pencatatan dan pelaporan melalui ASW terus ditingkatkan.

spot_img

Ads Banner

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Ads Banner

Ads Banner

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Lihat Juga Tag :

Populer