28.7 C
Malang
Sabtu, November 23, 2024
KilasKTT BRICS di Kazan Rusia Pekan Depan, Bakal Akhiri Dominasi Dolar?

KTT BRICS di Kazan Rusia Pekan Depan, Bakal Akhiri Dominasi Dolar?

Beberapa negara anggota BRICS. Pada 22-24 Oktober mendatang akan menggelar KTT di Kazan, Rusia. (Ilustrasi: Pars Today)
Beberapa negara anggota BRICS. Pada 22-24 Oktober mendatang akan menggelar KTT di Kazan, Rusia. (Ilustrasi: Pars Today)

MAKLUMAT – Menjelang KTT BRICS yang akan berlangsung 22-24 Oktober ini di Kazan, Rusia untuk meyakinkan negara-negara anggota untuk membangun platform alternatif pembayaran internasional yang akan kebal terhadap sanksi Barat.

Presiden Rusia, Vladimir Putin ingin membangun BRICS sebagai penyeimbang yang kuat bagi Barat dalam politik dan perdagangan global.

Sebagai informasi, BRICS adalah akronim dari Brazil, Rusia, India, China dan Afrika Selatan. Namun, dalam dua tahun terakhir keanggota BRICS semakin meluas.

Beberapa negara yang telah menyatakan bergabung BRICS antara lain Mesir, Ethiopia, Iran, hingga Uni Emirat Arab (UAE).

KTT BRICS

KTT BRICS selanjutnya bakal berlangsung di Kazan pada 22-24 Oktober 2024, untuk membuktikan kegagalan sanksi Barat untuk mengisolasi Rusia.

Rusia ingin menggemakan agar negara-negara lain ikut bekerja sama dengannya untuk merombak sistem keuangan global dan mengakhiri dominasi dolar AS.

Proposal terkait sistem pembayaran baru berdasarkan jaringan bank komersial yang terhubung satu sama lain melalui bank sentral BRICS, menurut sebuah dokumen yang disiapkan oleh kementerian keuangan dan bank sentral Rusia, bakal didistribusikan kepada wartawan menjelang KTT.

Sistem ini akan menggunakan teknologi blockchain untuk menyimpan dan mentransfer token digital dengan dukungan mata uang nasional.

Pada gilirannya, kemudian akan memungkinkan mata uang tersebut untuk ditukar dengan mudah dan aman, melewati kebutuhan akan transaksi dolar.

Rusia melihatnya sebagai cara untuk menyelesaikan masalah dalam menyelesaikan pembayaran perdagangan, bahkan dengan negara-negara sahabat seperti China, saat bank-bank lokal mulai khawatir mereka dapat terkena sanksi sekunder oleh Amerika Serikat.

Pendiri think tank BRICS + Analytics, Yaroslav Lissovolik mengatakan menciptakan sistem tersebut yang secara teknis sangat layak, tetapi akan memakan waktu.

“Setelah perluasan keanggotaan BRICS yang signifikan tahun lalu, pencapaian konsensus bisa dibilang lebih sulit,” katanya melansir Reuters.

Alternatif Perdagangan

Dokumen Rusia menuduh lembaga-lembaga yang ada seperti Dana Moneter Internasional (IMF) hanya melayani kepentingan negara-negara Barat.

Rusia mengatakan, butuh “perbaikan untuk melayani ekonomi global yang berkembang dengan lebih baik”.

Menteri Keuangan Rusia, Anton Siluanov meminta anggota BRICS pekan lalu untuk menciptakan alternatif bagi IMF.

Di antara inisiatif lain untuk memfasilitasi perdagangan dan investasi, Rusia juga mengusulkan untuk membuat platform “BRICS Clear” untuk menyelesaikan perdagangan sekuritas.

Dokumen tersebut menyerukan komunikasi yang lebih baik antara lembaga pemeringkat kredit di negara-negara anggota dan untuk metodologi pemeringkatan umum.

Akan tetapi tidak mengusulkan lembaga pemeringkat BRICS bersama, sebuah gagasan yang telah dibahas kelompok sebelumnya.

Perdagangan Komoditas Pertanian

Rusia, sebagai eksportir gandum terbesar dunia, juga mendesak pembentukan bursa perdagangan biji-bijian BRICS, dengan dukungan agen harga, untuk penetapan harga internasional terhadap komoditas pertanian dan menciptakan alternatif bagi bursa Barat.

Artinya, Rusia menawarkan untuk menetapkan sendiri harga terkait beberapa komoditas pertanian.

Tetapi sebagai tanda bahwa Moskow perlu bekerja keras untuk mendorong proposalnya, lantaran sebagian besar anggota BRICS hanya mengirim pejabat tingkat rendah (bukan menteri keuangan atau bankir sentral) saat pertemuan persiapan pada pekan lalu.

Untuk KTT BRICS sendiri, Rusia mengatakan pihaknya berharap bisa menyambut para pemimpin dari sembilan anggota BRICS dan sekitar 15 negara lain yang ingin bekerja sebagai mitra dengan kelompok tersebut.

Selain itu, Rusia juga telah mengundang Menteri Luar Negeri (Menlu) Arab Saudi untuk bergabung dalam forum tersebut.

“BRICS adalah struktur yang tidak dapat diabaikan,” kata Wakil Kremlin Yuri Ushakov kepada wartawan pekan lalu.

spot_img

Ads Banner

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Ads Banner

spot_img

Ads Banner

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Lihat Juga Tag :

Populer