24.2 C
Malang
Minggu, November 24, 2024
TopikIndonesia Resmi Menyatakan Diri Ingin Bergabung dengan BRICS di KTT BRICS Plus

Indonesia Resmi Menyatakan Diri Ingin Bergabung dengan BRICS di KTT BRICS Plus

Indonesia Gabung BRIC
Indonesia resmi mengajukan diri bergabung dengan BRICS. Menteri Luar Negeri Sugiono saat mengikuti pertemuan BRICS Plus di Kazan, Rusia. Foto:Kemlu

MAKLUMATIndonesia secara resmi menyatakan diri ingin bergabung dalam kelompok ekonomi BRICS dalam pertemuan puncak BRICS Plus di Kazan, Rusia, Kamis (24/10).

Dengan pengumuman ini, Indonesia memulai proses menuju keanggotaan dalam kelompok yang awalnya terdiri dari Brasil, Rusia, India, Tiongkok, dan Afrika Selatan.

Menteri Luar Negeri RI, Sugiono, yang hadir mewakili Presiden Prabowo Subianto, menyampaikan pesan penting mengenai posisi Indonesia dalam isu-isu global.

Dalam pidatonya, Menlu menegaskan komitmen Indonesia terhadap perdamaian dan anti-penjajahan.

Menlu juga menyorot secara khusus pada eskalasi dan krisis yang terjadi di Palestina dan Lebanon.

“Indonesia tidak bisa tinggal diam melihat kekejaman ini terus berlangsung tanpa ada pertanggungjawaban,” tegas Menlu Sugiono seperti dilansir laman Kemlu.

Indonesia mendesak segera upaya-upaya dan realiasasi gencatan senjata dan penegakan hukum internasional, serta dukungan berkelanjutan bagi pemulihan Gaza.

Menlu Sugiono juga mengusulkan sejumlah langkah konkret untuk memperkuat kerja sama di antara negara-negara BRICS dan Global South.

Pertama, Indonesia menekankan pentingnya hak atas pembangunan berkelanjutan, yang memberikan ruang kebijakan bagi negara-negara berkembang, sementara negara maju harus memenuhi komitmen mereka.

Kedua, Indonesia mendorong reformasi sistem multilateral agar lebih inklusif dan representatif sesuai dengan kondisi global saat ini.

Menlu Sugiono menilai perlu adanya penguatan institusi internasional, baik dari sisi peran maupun sumber daya, untuk dapat menjalankan mandatnya secara efektif.

Langkah ketiga adalah memperkuat solidaritas di antara negara-negara Global South. Menurut Sugiono, BRICS dapat berfungsi sebagai wadah untuk mempererat kerja sama dan memajukan kepentingan negara berkembang.

“Bergabungnya Indonesia ke BRICS adalah perwujudan dari politik luar negeri bebas aktif,” ujar Sugiono. “Ini bukan berarti kita memihak kubu tertentu, melainkan kita ikut berperan aktif di berbagai forum.”

Menlu RI juga menyampaikan bahwa prioritas BRICS sejalan dengan program kerja Kabinet Indonesia Maju, terutama terkait ketahanan pangan dan energi, pemberantasan kemiskinan, serta peningkatan kualitas sumber daya manusia.

“Melalui BRICS, Indonesia ingin memperjuangkan kepentingan negara-negara berkembang atau Global South,” kata Sugiono.

Aktif di Forum Internasional

Lebih lanjut, Sugiono menegaskan bahwa Indonesia tetap berkomitmen untuk terlibat dalam berbagai forum internasional lainnya.

“Bulan depan, Presiden akan menghadiri KTT G20 di Rio de Janeiro, Brasil, sementara saya diundang untuk menghadiri pertemuan tingkat Menteri Luar Negeri G7 expanded session di Italia,” ungkapnya, menekankan peran penting Indonesia sebagai jembatan antara negara-negara maju dan berkembang.

Di sela pertemuan di Kazan, Menlu Sugiono juga melakukan serangkaian pertemuan bilateral.

Di antaranya bertemu dengan Menlu Rusia Sergey Lavrov, Sekjen PLO Palestina, hingga Menteri Luar Negeri Tiongkok, India, Thailand, serta Malaysia.

Selain itu, Menlu RI mengadakan pembicaraan via telepon dengan Menteri Luar Negeri Singapura dan Kamboja.

BRICS merupakan kelompok ekonomi yang terbentuk pada 2006 dengan tujuan membahas isu-isu global.

Pada tahun 2023, keanggotaan BRICS bertambah dengan bergabungnya Ethiopia, Iran, Mesir, dan Uni Emirat Arab, menjadikan kelompok ini semakin kuat dalam kancah ekonomi global.

spot_img

Ads Banner

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Ads Banner

spot_img

Ads Banner

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Lihat Juga Tag :

Populer