25.7 C
Malang
Kamis, November 7, 2024
KilasKunjungi Petani Durian Ripto di Trenggalek, Khofifah Siap Bantu Permodalan

Kunjungi Petani Durian Ripto di Trenggalek, Khofifah Siap Bantu Permodalan

Cagub Jatim nomor urut 2, Khofifah Indar Parawansa saat mengunjungi Kebun Pembibitan Buana Bakti RT15/RW5, Desa Kedung Lurah, Kecamatan Pogalan, Trenggalek, Jumat (1/11/2024). (Foto:IST)
Cagub Jatim nomor urut 2, Khofifah Indar Parawansa saat mengunjungi Kebun Pembibitan Buana Bakti RT15/RW5, Desa Kedung Lurah, Kecamatan Pogalan, Trenggalek, Jumat (1/11/2024). (Foto:IST)

MAKLUMAT – Cagub Jatim nomor urut 2, Khofifah Indar Parawansa mengunjungi Kebun Pembibitan Buana Bakti RT15/RW5, Desa Kedung Lurah, Kecamatan Pogalan, Trenggalek, Jumat (1/11/2024).

Kebun pembibitan milik petani milenial Miftahul Roziqin tersebut mengembangkan banyak jenis bibit tanaman pohon.

Antara lain cengkeh zanzibar dan aneka jenis bibit buah-buahan seperti alpukat aligator, markus , kendil dan banyak lagi.

Sementara itu, salah satu bibit yang ia kembangkan dan menjadi unggulan juga adalah bibit durian ripto.

Bibit buah durian khas Trenggalek tersebut telah dikembangkan dengan beberapa cara, salah satunya adalah stek tanaman.

Bibit buah durian ripto ini menjadi favorit pembeli karena rasa buahnya yang legit sedikit pahit. Masyarakat sangat menggemari citarasa tersebut, tapi suplainya sangat terbatas.

“Terima kasih ibu Khofifah sudah bersambang ke kebun kami. Kami sangat mengapresiasi Ibu Khofifah mau menyempatkan mendengarkan apa yang dihadapi kami para petani bibit tanaman,” tegas Miftah.

Miftah menjelaskan, satu bibit buah tanaman ia jual dengan bervariasi harga. Ada yang puluhan ribu, da yang sampai ratusan ribu per bibit tanaman.

“Seperti bibit durian ripto, salah satu andalan kami, harganya Rp 150 ribu. Bibit ini unggul, namun untuk berbuah menunggunya sekitar 6 tahun,” katanya.

Tak hanya itu, Miftah juga menyampaikan pada Khofifah bahwa salah satu kendala yang ia hadapi adalah akses pasar dan permodalan.

Dia menyebut, bercocok tanam mengembangkan bibit tanaman tidak murah dan butuh adanya perluasan akses pasar.

“Yang kami harapkan adalah dibantu permodalan dan juga akses pasar. Karena sejauh ini pasarnya di sini-sini saja. Dan bibit tanaman durian ripto ini masih kalah dengan bibit durian musang king,” tandas Miftah.

“Kalau akses pasarnya diperluas harapan kami bisa mengungkit perkembangan usaha kami,” sambungnya.

Khofifah Apresiasi Petani Milenial

Sementara itu, Khofifah mengapresiasi semangat petani milenial asal Trenggalek ini.

Menurutnya, Miftah adalah salah satu petani yang kaya inovasi yang menjadikan Jatim sebagai provinsi dengan jumlah petani milenial terbanyak di Indonesia.

“Pelaku usaha pembibitan tanaman itu memang tidak murah dan tidak mudah,” kata Khofifah.

“Maka kita sampaikan apresiasi pada Mas Miftah yang mengembangkan berbagai bibit tanaman khususnya yang langka adalah durian ripto,” lanjutnya.

“Para durian lover kalau mau cari musang king, blacktorn relatif lebih mudah. Tapi kalau durian ripto itu lumayan susah dapatnya, padahal ini khas Trenggalek,” sebutnya.

Menurut Khofifah, sangat penting untuk melakukan pembibitan buah khas Trenggalek ini. Sebab jika tidak, lama-kelamaan akan punah.

Sehingga inovasi yang dikembangkan Miftah dinilai Khofifah sangat baik.

“Nah maka berikutnya usaha pembibitan seperti ini harus bertemu dengan pasar. Maka kita akan membantu memperluas akses pasar supaya setelah dibibit, segera bisa didesiminasikan ditanam di lahan yang firm supaya bisa cepat berbuah,” tegasnya.

Bantuan Permodalan

Selain itu, Khofifah juga berkomitmen akan membantu para petani tersebut berkaitan dengan permodalan.

Dia berkomitmen akan membantu petani milenial durian ripto untuk bisa mendapatkan akses permodalan KUR dengan keringanan grace period atau masa tenggang dalam waktu pembayaran cicilan.

“Saya di periode pertama, sudah membantu akses agar petani alpukat dapat grace periode. Karena kalau alpukat ini harus menunggu lima tahun untuk bisa berbuah,” kisahnya.

“Saat itu saya bertemu langsung dengan pimpinan OJK khusus untuk petani alpukat aligator dan kendil,” imbuh Khofifah.

Dengan kondisi pembibitan durian ripto yang membutuhkan waktu enam tahun berbuah, jika mengembangkan pembibitan secara massal, menunggu waktu enam tahun tentu tidak nutut jika tanpa bantuan akses modal dengan skema grace period.

“Maka kita akan bantu dan komunikasikan kembali dengan OJK agar petani kita tetap bisa mengembangkan usaha bibit durian ripto sehingga kekayaan buah lokal kita tidak punah dan petaninya bisa bertahan dan berkembang,” pungkas Khofifah.

Ads Banner

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Ads Banner

Ads Banner

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Lihat Juga Tag :

Populer