MAKLUMAT – Gunung Api Lewotobi Laki-Laki di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur, kembali erupsi pada Kamis (7/11/2024) pukul 10:48 WITA. Letusan kali ini mengeluarkan kolom abu setinggi ± 5.000 meter dari puncak, atau sekitar 6.584 meter di atas permukaan laut.
Penyebaran abu tebal berwarna coklat ke barat daya, barat, dan barat laut. Yohanes Kolli Sorywutun, A.Md, petugas di Pos Pengamatan Gunung Api Lewotobi Laki-Laki, mengonfirmasi aktivitas erupsi gunung Api Lewatobi Laki-Laki. Dia telah mengeluarkan sejumlah rekomendasi untuk memastikan keselamatan warga dan pengunjung di sekitar wilayah terdampak.
Evakuasi Pengungsi
Operasi tanggap darurat terus dilakukan pascaletusan besar yang terjadi pada Minggu dini hari (3/11). Basarnas memperbarui data korban meninggal dunia akibat letusan menjadi 10 orang, per Senin (4/11), pukul 11:51 WITA.
Dari jumlah tersebut, sembilan korban telah dievakuasi oleh tim SAR, sementara satu korban lainnya masih berada di bawah reruntuhan.
BPBD Kabupaten Flores Timur telah mendirikan tiga pos pengungsian di Desa Konga, Lewolaga, dan Tietehena. Posko pengungsian ini untuk menampung warga yang mengungsi dari lokasi terdampak.
Pendataan jumlah pengungsi masih berlangsung untuk memastikan seluruh warga terdampak terdata dan memperoleh bantuan.
Dampak Erupsi
Erupsi gunung ini juga mengakibatkan kerusakan rumah penduduk di radius tujuh kilometer dari puncak Gunung Lewotobi Laki-Laki. Selain itu, hujan abu dilaporkan turun di wilayah tersebut, yang memengaruhi kesehatan warga.
BPBD setempat turut memperingatkan masyarakat untuk waspada terhadap potensi banjir lahar di sungai-sungai berhulu di puncak gunung, terutama di daerah Dulipali, Padang Pasir, dan Nobo, apabila terjadi hujan deras.
Perbaikan Infrastruktur
Sementara itu, aparat gabungan dari Basarnas dan Satuan Brimob Polda NTT bekerja membersihkan jalur utama yang menghubungkan Larantuka dan Maumere dari material vulkanik dan batu pijar hasil letusan.
AKP Agustinus Silvester, Wakil Komandan Batalyon (Wadanyon) B Pelopor Satbrimob Polda NTT, menjelaskan bahwa pihaknya juga menutup lubang-lubang yang muncul akibat muntahan batu pijar di sepanjang Jalan Lintas Flores.
“Kami juga melaksanakan patroli untuk mencegah para pengungsi kembali ke rumah sebelum situasi benar-benar dinyatakan aman,” ujar Agustinus dikutip dari Antara, Kamis (7/11).
Sebagian besar warga yang mencoba pulang beralasan mereka perlu mengurus hewan ternak dan memastikan rumah terkunci dengan baik.
Rekomendasi
PVMBG dan BPBD mengimbau masyarakat untuk mematuhi rekomendasi yang telah dikeluarkan:
- Jauhi Radius Bahaya: Masyarakat dilarang beraktivitas dalam radius tujuh kilometer dari puncak Gunung Lewotobi Laki-Laki.
- Tenang dan Ikuti Arahan Resmi: Masyarakat diminta tetap tenang dan mengikuti arahan resmi dari pemerintah, serta menghindari isu yang tidak jelas kebenarannya.
- Waspada Banjir Lahar: Dengan adanya potensi banjir lahar, masyarakat diharapkan waspada terhadap hujan deras yang dapat memicu aliran material vulkanik.
- Perlindungan dari Abu Vulkanik: Masyarakat di area terdampak hujan abu disarankan menggunakan masker untuk melindungi saluran pernapasan.
- Koordinasi dengan Instansi Terkait: Pemerintah daerah terus berkoordinasi dengan Pos Pengamatan Gunung Api Lewotobi Laki-Laki di Desa Pululera, Kecamatan Wulanggitang, serta PVMBG di Bandung untuk pemantauan lebih lanjut.
- Informasi Lebih Lanjut: Warga dapat memperoleh informasi terbaru mengenai aktivitas Gunung Lewotobi Laki-Laki melalui Pos Pengamatan atau PVMBG di Bandung pada nomor telepon 022-7272606.