MAKLUMAT – Lembaga survei terUKUR merilis hasil survei calon pemimpin Kota Malang. Hasilnya, elektabilitas antara pasangan Moch Anton-Dimyati Ayatulloh (ABADI) dengan pasangan Wahyu Hidayat-Ali Muthohirin (WALI) hanya terpaut 1,8 persen.
Berdasarkan hasil survei terUKUR, elektabilitas pasangan Moch Anton-Dimyati Ayatulloh mencapai 36,5 persen. Sedangkan elektabilitas pasangan Wahyu Hidayat-Ali Muthohirin mencapai 34,7 persen, dan pasangan Heri Cahyono-Ganisa Pratiwi Rumpoko elektabilitasnya sebesar 14,2 persen.
Survei terUKUR ini dilaksanakan dalam rentang waktu 31 Oktober hingga 3 November 2024. Survei dengan metode wawancara tatap muka itu dilakukan terhadap 1.200 responden. Mereka yang berdomisili di Kota Malang menjadi sasaran survei publik ini.
Melihat hasil survei itu, Pengamat Politik dari Universitas Negeri Malang (UM), Dr Nuruddin Hady memandang bahwa ada hal yang menarik dari survei elektabilitas calon pemimpin Kota Malang.
“Yang saya tangkap dari survei itu, persaingan antara WALI dan ABADI sangat ketat, meski ABADI masih unggul sekitar 2 persen. Tapi yang menarik, tren elektabilitas ABADI mengalami penurunan signifikan dan WALI mengalami peningkatan yang signifikan,” ucapnya, Jumat (15/11/2024).
Dia mengatakan elektabilitas ABADI berdasarkan beberapa hasil survei publik pada beberapa bulan lalu ada di kisaran angka 56-58 persen. Namun di bulan November 2024 ini, elektabilitasnya menjadi 36,5 persen.
Lalu untuk WALI, elektabilitasnya di awal awal hanya mencapai belasan persen. Sedangkan sekarang sudah 34,7 persen. Sementara elektabilitas Sam HC-Ganis cenderung stagnan.
Menurut Nuruddin, beberapa faktor yang membuat elektabilitas WALI meningkat tajam di antaranya yakni debat publik hingga visi misi yang ditawarkan kepada masyarakat.
“Program program para paslon sepertinya mempengaruhi. Misalnya Rp 50 juta per RT itu kan menarik dan menjadi perhatian masyarakat. Kemudian debat publik saya kira juga mempengaruhi,” bebernya.
Tak hanya itu, popularitas ABADI yang tinggi menurutnya telah dipandang publik tak berbanding lurus dengan tingkat kesukaan publik. Sehingga, elektabilitasnya justru menurun. “Lalu ABADI juga diterpa isu isu yang sudah banyak diketahui masyarakat,” imbuhnya.
Terlepas dari dinamika politik di Kota Malang, Nuruddin menyarankan masyarakat untuk tetap mencermati visi misi dan program unggulan para calon pemimpin sebelum menentukan pilihannya pada 27 November 2024 mendatang.
“Tentu masyarakat perlu melihat visi misi paslon apakah cukup realistis untuk dicapai. Lalu juga solusi yang ditawarkan dalam menyelesaikan persoalan di Malang seperti banjir, mancet stunting dan lainnya.
“Kemudian rekam jejak, itu penting juga diperhatikan. Saya kira masyarakat Malang sudah mulai membaca juga rekam jejak para calon pemimpin,” tandasnya.