27.8 C
Malang
Sabtu, Desember 28, 2024

Ekonom UM Surabaya Jelaskan Dampak Kenaikan PPN 12% Terhadap Pertumbuhan Ekonomi

Kenaikan pajak berpotensi memukul perekonomian dalam negeri, meski pemerintah menaikkan upah kerja rata-rata 6,5 persen.
RagamPerintah Salat: Kewajiban dan Manfaat Psikologis

Perintah Salat: Kewajiban dan Manfaat Psikologis

PSIB UMM menggelar kajian Islam tentang manfaat gerakan salat terhadap kesehatan mental. Foto: dok.UMM.

MAKLUMAT – Ibadah salat memiliki manfaat yang cukup panjang bagi kesehatan fisik maupun spiritual. Kewajiban kedua bagi umat Islam sejagat ini terus mendapat perhatian dari Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), dalam sebuah diskusi.

Dua ahli memiliki pandangan terkait manfaat besar salat berdasarkan teori masing-masing. Setidaknya Kajian Islam Interdisipliner ke-3 dengan tema “Perintah Salat: Antara Kewajiban dan Kesehatan Psikologi” betul-betul memberi value dari sisi pendidikan spiritual.

Ketua Program S2 dan S3 Pendidikan Agama Islam UMM, Prof. Dr. Abdul Haris mengungkapkan bahwa salat merupakan kewajiban umat Islam. Menurutnya, salat tidak hanya bentuk ketaatan kepada Allah, tetapi memiliki dimensi edukatif dan transformasi spiritual.

Komunikasi Spiritual

“Salat menghubungkan seorang hamba dengan Sang Pencipta, dan membangun kesadaran spiritual yang mendalam,” bebernya dalam diskusi yang digelar Pusat Studi Islam Berkemajuan (PSIB) UMM, Kamis (28/11/2024).

Adapun dosen psikologi UMM Dr. Mohammad Shohib, S.Psi., M.Si., memiliki pandangan dari sisi kesehatan mental. Menurutnya, gerakan salat, seperti rukuk dan sujud, memberikan efek relaksasi bagi tubuh.

“Salat yang rutin juga menurunkan stres, kecemasan, dan meningkatkan keseimbangan emosi,” jelasnya.

Salat, lanjut Dr. Shohib, juga dapat menumbuhkan harapan, motivasi, serta kedamaian dalam kehidupan sehari-hari.

“Ibadah ini memberi makna kehidupan yang lebih baik dan memperkuat jiwa,” ia menambahkan.

Penyatuan Ilmu Agama dan Psikologi

Kajian ini menekankan pentingnya pemahaman integratif antara ilmu agama dan psikologi dalam membahas salat.

“Salat bukan sekadar kewajiban ritual, di dalamnya juga berpengaruh signifikan pada kesehatan jiwa,” tambah Prof. Abdul Haris.

Acara ini juga dibarengi interaksi yang melibatkan mahasiswa, akademisi, dan masyarakat umum. Para peserta mengapresiasi pembahasan tema yang menyeluruh dan aplikatif ini.

Kajian Islam Interdisipliner ke-3 menjadi langkah UMM mengintegrasikan ilmu agama dengan ilmu lainnya. Penyatuan disiplin ilmu spiritual dan mental bisa menghadapi tantangan zaman secara holistik.

spot_img

Ads Banner

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Ads Banner

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Ads Banner

Lihat Juga Tag :

Populer