
MAKLUMAT – Pergantian musim dari kemarau ke musim hujan tidak hanya memengaruhi cuaca dan kondisi alam, tetapi juga memicu perubahan perilaku hewan tertentu.
Musim hujan selalu membawa perubahan yang signifikan, baik bagi manusia maupun lingkungan. Selain memberikan kesegaran dan menjadi penyejuk setelah musim kemarau yang panjang, musim hujan juga menghadirkan tantangan tersendiri.
Salah satunya adalah kemunculan berbagai jenis hewan yang sebelumnya mungkin jarang terlihat selama musim kemarau.
Kondisi lingkungan yang lembab, genangan air, dan suhu yang sejuk menjadi pemicu utama meningkatnya aktivitas beberapa hewan selama musim hujan.
Kehadiran mereka tidak hanya memengaruhi kenyamanan, tetapi juga menimbulkan risiko kesehatan serta gangguan ekologis. Fenomena ini menjadi penting untuk dipahami agar masyarakat dapat melakukan langkah antisipasi yang tepat.
Berikut adalah sederet hewan yang sering muncul di musim hujan beserta dampaknya terhadap kesehatan dan lingkungan:
Nyamuk
Hujan menciptakan genangan air yang menjadi tempat ideal bagi nyamuk, terutama aedes aegypti, untuk berkembang biak. Populasi nyamuk melonjak drastis, meningkatkan risiko penyakit seperti demam berdarah dan malaria.
Mitigasi: Membersihkan genangan air, memasang kelambu, dan menggunakan obat nyamuk dapat membantu mencegah penyebaran penyakit.
Laron
Laron biasanya keluar dari sarangnya untuk berkembang biak dan sering terlihat mengerubungi sumber cahaya. Meski tidak berbahaya, jumlahnya yang banyak dapat mengganggu kenyamanan dan kebersihan rumah.
Mitigasi: Matikan lampu luar ruangan dan tutup ventilasi rumah dengan kasa agar laron tidak masuk.
Tikus
Banjir dan genangan air sering memaksa tikus keluar dari habitat alaminya, seperti selokan, untuk mencari tempat kering, termasuk rumah manusia. Tikus menjadi ancaman serius karena membawa penyakit seperti leptospirosis yang ditularkan melalui urin di genangan air.
Mitigasi: Jaga kebersihan rumah, buang sampah pada tempatnya, dan gunakan perangkap tikus.
Katak
Katak menjadi sangat aktif selama musim hujan karena lingkungan yang lembab mendukung reproduksi mereka. Kehadiran mereka membantu mengendalikan populasi serangga, tetapi suara nyaring mereka dapat menjadi gangguan, terutama di area pemukiman.
Mitigasi: Biarkan mereka tetap berada di lingkungan terbuka untuk mendukung ekosistem, tetapi cegah akses ke dalam rumah.
Semut
Hujan sering membanjiri sarang semut, sehingga mereka mencari tempat lebih kering, termasuk rumah. Semut, terutama jenis pemakan gula, dapat menjadi gangguan jika menemukan sumber makanan.
Mitigasi: Simpan makanan di tempat tertutup dan bersihkan sisa makanan yang tertinggal di meja atau lantai.
Ular
Banjir dapat memaksa ular keluar dari habitatnya untuk mencari tempat aman. Kehadiran ular, terutama spesies berbisa seperti kobra, membawa risiko besar bagi manusia.
Mitigasi: Jika menemukan ular di sekitar rumah, segera hubungi petugas keamanan atau ahli penanganan hewan liar.
Cacing
Cacing tanah sering muncul ke permukaan selama hujan karena tanah basah kekurangan oksigen. Meski tidak berbahaya, kehadiran mereka dalam jumlah besar dapat mengganggu kenyamanan.
Mitigasi: Tutupi lubang atau celah di sekitar rumah untuk mengurangi akses mereka ke area pemukiman.
Dampak bagi Kesehatan dan Lingkungan
Kemunculan hewan-hewan selama musim hujan memberikan dampak yang beragam terhadap kesehatan dan lingkungan.
Nyamuk dan tikus menjadi ancaman serius karena keduanya dapat menularkan penyakit berbahaya. Nyamuk, terutama jenis aedes aegypti, menjadi penyebab utama demam berdarah dan malaria, sementara tikus membawa risiko leptospirosis melalui urin yang mencemari genangan air.
Selain itu, ular berbisa yang keluar dari habitatnya akibat banjir juga menambah risiko bahaya bagi manusia.
Di sisi lain, hewan seperti laron dan semut cenderung menimbulkan gangguan pada kenyamanan dan kebersihan rumah.
Sementara, katak dan cacing tanah memberikan manfaat ekologis, seperti mengendalikan populasi serangga dan menyuburkan tanah, tetapi kehadiran mereka yang berlebihan tetap dapat mengganggu keseimbangan lingkungan.
Oleh karena itu, penting untuk menjaga kebersihan dan meminimalkan interaksi langsung dengan hewan-hewan ini untuk mengurangi dampak buruknya selama musim hujan.