MAKLUMAT – Ustaz Adi Hidayat (UAH) belakangan santer menjadi perbincangan dan dianggap sebagai sosok yang layak menjadi Utusan Khusus Presiden Bidang Kerukunan Beragama dan Pembinaan Sarana Keagamaan, menggantikan Miftah Maulana Habiburrohman alias Gus Miftah yang mengundurkan diri dari jabatan tersebut.
Nama UAH sendiri terkenal luas sebagai seorang pendakwah ulung yang juga sangat sejuk dalam materi-materi dakwahnya. Dakwah-dakwah UAH juga tersebar luas di berbagai platform digital.
UAH adalah sosok pendakwah berpengalaman yang terkenal inovatif dan inspiratif, serta banyak melakukan terobosan dalam metode-metode atau cara dakwahnya, sehingga lebih mudah dipahami jamaahnya.
Wakil Ketua I Majelis Tabligh PP Muhammadiyah itu diketahui juga mendirikan Quantum Akhyar Institute, sebuah pusat kajian Islam yang berfokus pada pengembangan keilmuan berbasis Al-Qur’an dan hadis.
Melansir dari berbagai sumber, berikut sekilas profil Ustaz Adi Hidayat yang disebut-sebut sebagai salah satu calon Utusan Khusus Presiden menggantikan Gus Miftah.
Mengenal Ustaz Adi Hidayat
Ustaz Adi Hidayat lahir di Pandeglang, Banten pada 11 September 1984. Selama masa sekolah, ia dikenal sebagai siswa yang cerdas dan berprestasi. UAH juga sudah memulai aktivitasnya sebagai pendakwah sejak kecil, di mana ia menjadi penceramah cilik ketika wisuda santri.
Pendakwah berkamacata itu sudah jamak dikenal sangat dekat dengan Muhammadiyah sejak kecil. Sebab, pada 1997 UAH menempuh pendidikan Madrasah Tsanawiyah hingga Aliyah di Pondok Pesantren (Ponpes) Darul Arqam Muhammadiyah Garut.
Di Ponpes itulah ia mendapatkan bekal dasar utama dalam berbagai disiplin pengetahuan, baik umum maupun agama.
Selama menempuh pendidikan di Ponpes Darul Arqam Muhammadiyah Garut itulah, UAH semakin banyak meraih penghargaan, baik di Pondok, hingga di tingkat Kabupaten Garut, bahkan Provinsi Jawa Barat, khususnya dalam hal syarah al-Qur’an.
Santri Teladan dan Tempuh Pendidikan di Libya
Pada tingkat II Aliyah UAH pernah menjadi utusan termuda dalam program Daurah Tadribiyyah dari Universitas Islam Madinah di Ponpes Taruna al-Quran Yogyakarta.
UAH lulus dengan predikat santri teladan dalam dua bidang sekaligus, yakni agama dan umum, serta didaulat menyampaikan makalah ilmiah ‘konsep ESQ dalam al-Quran’.
Pada tahun 2005, UAH mendapat undangan khusus untuk melanjutkan studi di Kuliyyah Dakwah Islamiyyah Libya.
Di Libya, UAH belajar intensif berbagai disiplin ilmu baik terkait dengan al-Quran, hadis, fikih, usul fikih, tarikh, lughah, dan sebagainya. Kecintaannya pada al-Qur’an dan Hadits menjadikan dia mengambil program khusus Lughah Arabiyyah wa Adabuha demi memahami kedalaman makna dua sumber syariat ini.
Selain pendidikan formal, dia juga ber-talaqqi pada masyayikh bersanad baik di Libya maupun negara yang pernah dikunjunginya. Dia belajar al-Quran pada Syaikh Dukkali Muhammad al-‘Alim (muqri internasional), Syaikh Ali al-Libiy (Imam Libya untuk Eropa), Syaikh Ali Ahmar Nigeria (riwayat warsy), Syaikh Ali Tanzania (riwayat ad-Duri).
UAH juga belajar ilmu tajwid pada Syaikh Usamah (Libya). Adapun di antara guru tafsir dia ialah Syaikh Tanthawi Jauhari (Grand Syaikh al-Azhar) dan Dr Bajiqni (Libya) Ilmu Hadits dia pelajari dari Dr Shiddiq Basyr Nashr (Libya).
Dalam hal Ilmu Fiqh dan ushul Fiqh di antaranya dia pelajari dari Syaikh ar-Rabithi (mufti Libya) dan Syaikh Wahbah az-Zuhaili (Ulama Syria). Dia mendalami ilmu lughah melalui Syaikh Abdul Lathif as-Syuwairif (pakar bahasa dunia, anggota majma’ al-lughah), Dr Muhammad Djibran (pakar bahasa dan sastra), Dr Abdullâh Ustha (pakar nahwu dan sharaf), Dr Budairi al-Azhari (pakar ilmu arudh), juga masyayikh lainnya.
Adapun ilmu tarikh, dia pelajari di antaranya dari Ustaz Ammar al-Liibiy (Sejarawan Libya). Selain para masyayikh tersebut, dia juga aktif mengikuti seminar dan dialog bersama para pakar dalam forum ulama dunia yang berlangsung di Libya.
Usai menamatkan S1, UAH melanjutkan dan menamatkan pendidikan S2 International Islamic Call College, Tripoli, Libya. Dia juga mendapatkan gelar Doktor Honoris Causa (HC) bidang sains, kerja profesional kebudayaan, dan diseminasi di masyarakat Arab dari International Astrolabe University atau dalam bidang pelayanan masyarakat dan dakwah Islam internasional dari Passion International University of America pada tahun 2019.
Selain itu, UAH juga mendapatkan gelar Doktor Honoris Causa (HC) dalam bidang manajemen pendidikan Islam dari Sekolah Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ) pada tahun 2023 lalu.
Karya-karya UAH
Karya-karyanya, seperti Minhatul Jalil Bita’rifi Arudil Khalil dan Quantum Arabic Metode Akhyar, telah membantu banyak orang memahami Islam.
Karya-karya tersebut tidak hanya diakui di Indonesia, tetapi menarik perhatian komunitas Islam internasional, dengan seminar dan dialog global yang menegaskan kapasitasnya sebagai pemikir Islam yang dihormati.
Dedikasi UAH juga tercermin dalam usaha penggalangan dana untuk Palestina dan pendirian Masjid Indonesia di Toronto, Kanada, sebagai bentuk solidaritas global umat Islam.
Kini, UAH menjadi salah satu tokoh terkemuka yang disebut-sebut akan menggantikan Gus Miftah sebagai Utusan Khusus Presiden Bidang Kerukunan Beragama dan Pembinaan Sarana Keagamaan.