MAKLUMAT – Kuliner Nusantara tidak hanya terkenal karena kelezatannya, tetapi juga menyimpan jejak sejarah panjang yang menjadi bagian dari identitas budaya bangsa.
Sejak zaman kerajaan-kerajaan kuno, berbagai makanan khas sudah menjadi bagian penting dari kehidupan masyarakat, tercermin dalam prasasti dan naskah-naskah kuno.
Warisan kuliner ini menunjukkan bagaimana makanan tidak sekadar menjadi kebutuhan biologis, tetapi juga sarana menjaga tradisi, mempererat hubungan sosial, dan merayakan keberagaman.
Beberapa makanan bahkan berkembang dan tetap populer hingga kini, menjadi simbol kebanggaan Indonesia di tengah gempuran budaya global.
Dihimpun dari berbagai sumber, berikut beberapa makanan tradisional yang telah dikenal sejak era kerajaan-kerajaan Nusantara, terutama dari zaman Jawa kuno:
Rawon
Sup berwarna hitam khas Jawa Timur dengan bumbu keluak ini sudah tercatat sejak zaman Kerajaan Kadiri, tepatnya di dalam kakawin Bhomakawya. Rawon merupakan bukti bagaimana masyarakat Jawa kuno memanfaatkan bahan lokal untuk menciptakan hidangan lezat dan bergizi.
Pecel
Makanan khas Madiun, Jawa Timur ini berisi sayur-sayuran segar dengan siraman saus kacang gurih. Pecel ternyata sudah ada sejak zaman Ramayana versi Jawa, menjadikannya sebagai salah satu makanan tradisional yang telah melewati berbagai era.
Urap
Makanan berbahan dasar sayur-sayuran rebus dengan parutan kelapa ini tercatat dalam Prasasti Linggasuntan dari tahun 929 Masehi. Pada masa Kerajaan Medang, urap diyakini menjadi makanan yang penting karena bahan-bahannya mudah ditemukan dan sehat.
Lalapan
Sayuran mentah khas Sunda ini tercatat dalam Prasasti Jeru-jeru dari tahun 930 Masehi, juga berasal dari masa Kerajaan Medang. Lalapan melambangkan tradisi makan sehat yang sederhana namun kaya gizi.
Dawet
Minuman manis yang menyegarkan ini telah disebut dalam kitab Kresnayana dari Kerajaan Kadiri sekitar abad ke-12 Masehi. Dawet cukup terkenal karena menjadi minuman yang khas, menyegarkan tubuh, sekaligus memberikan rasa manis alami.
Dendeng
Olahan daging khas Sumatera Barat ini ternyata telah terkenal luas di Pulau Jawa sejak era Kerajaan Medang, sekitar tahun 901 Masehi. Dendeng menjadi simbol kelokalan yang bertahan hingga kini, dengan berbagai varian rasa dan cara pengolahan.
Dodol
Jajanan manis khas Garut, Jawa Barat ini ternyata sudah tercantum dalam Ramayana versi Jawa yang di sadur pada akhir masa Kerajaan Medang (sekitar tahun 840-930 Masehi). Rasa manis dan tekstur kenyalnya menjadi daya tarik yang membuat masyarakat sampai saat ini masih mencari dan meminatinya.
Tape Ketan
Fermentasi ketan khas Muntilan dan Magelang ini telah dikenal sejak abad ke-9 hingga awal abad ke-10 Masehi, berdasarkan Ramayana versi Jawa. Proses fermentasinya mencerminkan kearifan lokal masyarakat Jawa kuno dalam mengolah bahan pangan.
Agar-agar
Disebutkan dalam kitab Sumaradahana dari masa Kerajaan Kadiri pada abad ke-12 Masehi, meskipun bentuk pastinya saat itu belum diketahui. Kini agar-agar menjadi hidangan penutup yang populer di seluruh Indonesia.
Kerupuk
Kudapan renyah yang biasanya menjadi pendamping makanan berat ini ‘muncul’ dalam kitab Sumanasantaka dari masa Kerajaan Kadiri pada abad ke-12 Masehi. Kerupuk telah menjadi pelengkap makan yang hampir selalu ada di meja masyarakat Indonesia.
Warisan kuliner ini tidak hanya menjadi cerminan sejarah, tetapi juga bukti kekayaan budaya Indonesia yang terus bertahan dan berkembang.
Melalui makanan-makanan ini, kita dapat melihat bagaimana tradisi, inovasi, dan rasa cinta terhadap budaya telah mengakar dalam kehidupan masyarakat Nusantara.