23.2 C
Malang
Kamis, Januari 9, 2025
OpiniTanah Kita, Tanah Islam

Tanah Kita, Tanah Islam

MAKLUMAT — Makin jauh orang Islam dari agamanya, maka makin mundurlah kemajuan orang Islam. Dahulu, sebelum agama Islam terdampar jalannya dalam gelombang zaman, maka majulah orang Islam dalam segala hal ilmu dan kepandaian serta hal kesejahteraan bernegeri.

M Yunus Anis
Penulis: M Yunus Anis*

Mata sedunia menengok orang Islam, menengok hendak meniru. Orang dari empat penjuru alam, pada zaman itu seperti air mengalir ke laut menuju ke tanah Islam, masuk ke sekolahnya, mempelajari ilmu dan kepandaian dari madrasah-madrasah Islam.

Pulangnya membawa ilmu Islam ke negerinya, menjadi penerang kehidupan manusia dalam negerinya. Alam Eropa yang gelap gulita menjadi terang oleh Nur Islam. Tetapi, Islam tiada sekali-sekali menuntut terima kasih Eropa kepadanya.

Malah keadaannya sekarang, Eropa senantiasa memusuhi dan menista Islam. Nabi kita, Nabi Islam, Muhammad tak ada henti nya menjadi tujuan pemeriksaan, adakah ia itu berhak disebut Nabi, Maka, sudah tentu pendapat “pemeriksaan” semacam itu rupa-rupa, setengahnya mengatakan:

  1. Muhammad itu pembohong dan penipu pada orang lain dan kepada badannya sendiri.
  2. Muhammad itu daging yang terjadi pada kedustaan (leugens).
  3. Kelakuannya jahat sekali. Jika mempunyai suatu maksud tiada undur, ia mempergunakan racun dan tombak.
  1. Dia orang yang kena sakit ayan. Adapun yang dikatakan wahyu yang diterimanya itu sesungguhnya hanya ingatannya sendiri sesudah kejangkitan sakit ayan itu.

Maksud orang menyebut demikian itu agar jangan ada orang memperdulikan atau tunduk kepada Islam, agama Allah yang sesungguhnya. Tetapi tiada diketahuinya, bahwa jalan yang demikian itu jalan yang tiada selamat.

Karena tidak ada orang yang dapat membuat kitab yang lebih baik dan sempurna dari Al-Qur’an maka tidak ada jalan yang baik untuk membunuh Islam. Orang yang membenci Islam boleh coba membuat, kalau dapat. Jika tidak dapat, jangan mengharap matinya Islam, karena Islam pasti akan dan wajib rata di dunia sehingga kebenaran Al-Qur’an diakui dan dijalankan oleh semua orang di dunia.

Banyak rintangan di negeri kita dan juga di negeri lain terhadap jalan penyiaran agama Islam walaupun dia hendak membunuh cahaya Ilahi dengan mulutnya, tetapi Allah menyempurnakan nur-Nya, sehingga terliput perkataannya yang batal itu oleh kesempurnaan Nur.

Islam telah lama tidur nyenyak, sedan dunia Barat mengembangkan dirinya dengan bekal yang didapat dari Islam. Sehingga tampak kesalahan jalan maju Barat, barulah Islam bangun dari tidurnya. Alhamdulillah, orang Islam tidak turut menempuh jalan yang salah itu. Islam sekarang sudah bangun.

Kami mengharap, mudah-mudahan maju menempuh jalan yang diperkenankan oleh Allah. Karena teranglah sudah, bahwa Al-Qur’an itu dapat membawa manusia dari kegelapan kepada terang cuaca dan dari hina kepada mulia.

Gerak Islam itu rata sedunia. Di tanah Jawa pun tidak ketinggalan, beberapa Persyarikatan agama Islam tumbuh. Muhammadyah sebagai salah satu dari Persyarikatan agama Islam yang tumbuh di tanah Jawa, berjalan maju perlahan-lahan tetapi mantap.

Rintangan tiada kurang dan bermacam-macam. Sehabis Kongres yang telah lalu (1924) tidak ada suara keras yang mengenai Muhammadiyah, dari pihak siapa pun juga. Tetapi lebih kurang setengah tahun yang lalu, suara keras dan acapkali tiada sopan di ke nakan kepada Muhammadiyah.

Sejak itu, Muhammadiyah sangat menjadi perhatian segala pihak, baik dari pihak yang mene mani maupun dari pihak yang memusuhi. Pihak Dahriyin yang memang jelas memusuhi agama Islam, senantiasa dengan tiada hentinya membusuk-busukkan Muhammadiyah dengan jalan yang sudah biasa dan sepadan dengan kemanusiaannya, baik dengan lisan atau dengan tulisan.

Subsidi sekolah dan subsidi rumah miskin senantiasa disebut-sebut untuk membusukkan Muhammadiyah. Muhammadiyah disebut menjadi perkakasnya reactie, bahkan menjadi reactie sendiri, berkerudung agama untuk menipu orang banyak.

Semua perbuatan yang kurang baik dari orang Islam, dituduhkan kepada Muhammadiyah. Pemimpin-pemimpin Muhammadiyah pun tiada luput dari dakwaan busuknya. Muhammadiyah menghargai siapa pun yang berniat baik, meski pun suaranya terlalu pahit dan panas. Tetapi jika tidak dengan niat yang baik lagi ikhlas, Muhammadiyah menganggap dia seperti tidak ada.

Di pihak cabang atas pun juga ada rintangan, Muhammadiyah tidak boleh membuat pertemuan di rumah Lurah, perangkat desa, asisten Panji, balai desa dan di masjid. Tetapi, apabila hal ini diurus, maka nyatalah ada kesalahan kecil punggawa pemerintah.

Jadi bukan salahnya orang besar, tetapi dengan hak apa Muhammadiyah dilarang mengadakan pertemuan di rumah-rumah itu, maka tiadalah kami tahu dengan terang. Di Kupang, sudah tumbuh Muhammadiyah.

Saudara-saudara kita di sana ingin didatangi utusan Pengurus Besar (PB). Pengurus Besar sudah hendak berangkat ke sana, tiba-tiba datang surat kawat dari Kupang, bunyinya, “Jangan datang.” Kemudian datang surat keterangan dari sana dengan panjang lebar menerangkan sebab diurungkannya kedatangan PB karena “nasehat” pembesar di sana. Ini pun rintangan juga.

Dari saudara-saudara kami yang tua-tua (Kiai-kiai) ada juga suara sedikit-sedikit. Tetapi ini suara dari saudara sendiri, yang memang ada keyakinan juga pada agama Islam, yang kami hormati juga keyakinan itu.

Allahumma, ya Allah, mudah-mudahan, Allah menyentosakan agama Tuhan di tanah kita, agama Islam yang Tuhan sudah sanggup sendiri menjaganya. Dan rusaklah segala sesuatu yang hendak merusak agama Tuhan, dan yang sengaja menghinakan nama Tuhan.

Demikianlah doa kami tiada hentinya di dalam hati, dan berikhtiar menyentosakan agama Allah dengan sedapat-dapatnya. Alhamdulillah. Rupanya terkabullah doa tersebut di atas. Pada akhir-akhir bulan ini kemajuan Muhammadiyah boleh dikatakan luar biasa. Sekutu, cabang, gerombolan dan keyakinan kebanyakan sekutu pun tambah.

Orang beribadah kelihatan lama-lama makin besar. Itulah mulai tampak haq mendapat kemenangan dari batal. Orang rusak, yang malu mengaku Islam, makin lama makin habis. Subsidi Rumah Miskin Muhammadiyah dari Kesultanan yang sebelumnya hanya 8.100 sekarang dikurangi separohnya, karena sekarang Kesultanan sudah mempunyai Rumah Miskin sendiri.

Rumah Miskin

Rumah Miskin Kesultanan itu diserahkan urusannya kepada Rumah Sakit Kristen (Petronela). Hal ini dipandang oleh Muhammadiyah sebagai rintangan terhadap penerusan usaha Muhammadiyah dan membantu kepada usaha Kristen. Usaha Kristen lebih dihargai dari pada Islam. Kita sebagai orang Islam yang diam di negeri Islam merasa prihatin melihat keadaan yang demikian itu.

Setelah kami sebutkan serba sedikit seperti tersebut itu, maka akan saya sebutkan kejadian-kejadian yang mengenai agama Islam, orang Islam dan Persyarikatan Muhammadiyah pada tahun lalu:

  1. Umat Islam. Atas usaha pemimpin-pemimpin Muhammadiyah di Yogyakarta, maka dapat didirikan perkumpulan yang disebut Umat Islam. Maksudnya meneguhkan Keislaman dengan mempersatukan usaha kaum Islam. Pada 27 Rajab diadakan arak-arakan yang besar dengan sopan dan tertib, tidak ada celanya. Setengah surat kabar putih menye butkan, bahwa ia bisa mengambil pelajaran dari arak-arakan itu, “Janganlah orang mengubah agama orang Bumi putra diamkan saja agamanya Islam, seperti orang Islam Bumi putera mendiamkan saja kepada agamamu.”
  1. Kejadian di Betawi tentang Masjid di Cikini. Masjid Cikini berdiri di tanah partikelir Sayid lsma’il Al Athas. Sudah berdiri di situ lebih kurang 80 tahun, sebelum tanah itu jadi milik Sayid tersebut. Tanah Masjid itu dianggap bukan wakaf, diurus dengan perkara. Peradilan Agama memutuskan tetap bukan wakaf. Dijual oleh Sayid itu, kabarnya kepada rumah sakit Kristen. Hal ini menimbulkan keresahan kaum Muslimin, lebih lagi Muhammadiyah. Kelakuan Sayid yang seperti itu dipandang tiada layak dan dianggap sengaja membencanai Islam. Berdiri komite yang akan membela masjid Cikini. Peranan sekutu Muhammadiyah dalam komite itu sangat besar. Ikhtiar komite itu wajib kita hormati dan sokong. Hak wakaf tanah Masjid itu kita harus berikhtiar supaya tetap diakui oleh segala pihak. Sebagai orang tua Pengurus Besar Muhammadiyah memberi nasihat dengan surat kepada Sayid Isma’il dan kepada orang tuanya, yaitu Sayid Abdullah al Athas, supaya jangan diteruskan hal penjualan Mesjid itu, supaya terpelihara nama Islam dan Sayid di negeri ini. Tetapi sepatah kata pun tiada terima jawabnya.
  1. Komite Khilafah di Mesir, yang mengajak orang Islam sedunia untuk membicarakan hal Khalifah dengan mengadakan Muktamar di Mesir. Pengajakan ini diterima dengan segala kesanggupan dan kebesaran hati dan pengharapan. Oleh Kongres Al-Islam Hindia dalam sidangnya di Surabaya, dengan semufakat berpuluh-puluh Persyarikatan orang Islam India Timur, maka hal ini dibicarakan dan diputuskan, bahwa Kongres Al-Islam Hindia atas nama orang Islam di Hindia harus ikut membicarakan perkara Khalifah itu. Orang Islam sedunia akan dapat berjabat tangan. Masing-masing negeri yang ada Musliminnya harus mendatangkan utusannya ke Muktamar itu. Saudara H. Fachrodin, Suryopranoto dan H. Abdulwahhab terpilih menjadi utusan ke Mesir. Tetapi oleh sebab perselisihan Inggris dengan Mesir, maka Muktamar itu tidak dapat berlangsung pada bulan Sya’ban ini, melainkan diundurkan setahun lagi.
  1. Keadaan di Arab. Keadaan di Mekah senantiasa besar atsar (pengaruhnya) kepada dunia Islam. Sarief Husain berkuasa di Mekah dengan pertolongan Inggris dan belot kepada Kerajaan Turki. Belot kepada Kerajaan Islam tetapi tunduk kepada orang kafir. Hal ini dipandang oleh orang Islam sedunia, bahwa Sarief Husain sengaja membencanai Islam. Kepada orang beribadah Haji pun dhalim, bea dan cukai terlalu berat. Memang sudah beberapa puluh tahun Inggris bermaksud memegang Jazirah Arab itu. Sejak berkuasanya Sarief Husain dan kedua anaknya di Irak dan Syam hampir sempurnalah lnggris memegang Jaziratul Arab. Raja Abdul Aziz di Najdi Ibnu (Saud Wahabi) tidak sampai hati melihat keadaan Mekah, seolah-olah diinjak-injak oleh orang kafir. Sarief Husain dienyahkan dari Mekah. Negeri Mekah dan Madinah harus selamanya jadi negeri Suci, bukan negeri tempat menindas orang beribadah. Kedua negeri ini tidak ada yang boleh menghaki, tetapi menjadi hak orang Islam sedunia. Jadi Haramain ini harus dipeliharakan oleh orang Islam sedunia. Sebab itu Raja Najdi hendak menyerahkan negeri itu kepada orang Islam sedunia. Diajaknya orang sedunia bermusyawarah di Mekah. Tetapi rupanya susah pelaksanaannya, karena bencana Inggris sampai sekarang masih merajalela terderita oleh orang Islam di mana-mana, tetapi masalah ini bakal terjawab juga, karena hak itu tidak boleh tertutup selamanya.
  1. Dalam tahun lalu tampak semakin banyak bacaan kitab-kitab agama Islam. Dari Muhammadiyah Bagian Tama Pustaka, dari Mardi Kintaka, dan dari para penulis masing-masing mengeluarkan kitab-kitab agama Islam. Sebagian memakai bahasa Jawa, sebagian Melayu dan sebagian lagi Belanda. Memang penyiaran agama Islam dengan kitab-kitab itu sesungguhnya perlu sekali dibesarkan. Pergerakan agama Islam di tanah Hindustan terlalu mementingkan pekara yang demikian ini. Di tanah kita ini boleh dikatakan baru mulai. Surat-surat kabar yang mementingkan agama Islam makin lama makin banyak, meskipun ada juga yang mati atau berubah kepentingannya. Kabar dari neger Islam di luar Hindia banyak terdenga oleh kita, sehingga rasanya terlalu dekat datangnya masa Persatuan Islam itu.
  1. Sudah beberapa tahun lamanya Muhammadiyah berikhtiar, supaya orang yang tersebut bangsa pandai itu kembali kepada Islam. Tetapi tiada juga lekas terkabul. Belum datang waktunya. Tidak terduga tumbuh Jong Islamieten Bond (JIB), yakni persyari katan kaum muda Islam, yang bertujuan mempelajari Islam dan membangunkan kasih sayang kepada Muslimin. JIB ini kami hargakan tinggi. dan kita orang tua-tua Islam wajib mem beri sokongan. Orang tua Islam yang berputera, utama sekali jika suka menasihati anaknya supaya suka masuk pada JIB karena JIB inilah yang akan membaw anak-anak kita ke kalangan kita. Beberapa tahun kita kecele, kami kira anak-anak yang pandai-pandai itu akan kembali lagi kepada kalangan kita. Padahal kejadian di Tanah Jawa dan Hindia ini tentu sebagian tergan tung sekali atas anak-anak muda sekarang ini. Anak-anak Kristen ada sendiri persyarikatannya, Katholik juga. Apa sebab anak Islam baru sekarang tumbuh persyarikatannya. Hal yang demikian ini perlu sekali menjadi perhatian sekalian kaum Islam se-Hindia. Siapa yang ada telinga dengarlah, siapa yang ada mata lihatlah. Cabang-cabang Muhammadiyah patut dan baik juga memberi pertolongan, kalau di tempatnya hendak didirikan JIB.
  1. Lain dari keadaan yang telah tersebut di atas, maka diperingatkan di sini, bahwa pada tahun yang lalu ramai dibicarakan tentang pergerakan Islam yang memakai kitab-kitab baru. Kitab Tafsir karangan Syeh Abduh terlalu dihinakan oleh orang yang mengaku dirinya Ahli Sunnah wal Jama’ah. Di Rembang, Purwokerto, Kudus dan Jember banyak orang yang semacam ini. Mudah-mudahan Allah memberi penerangan dalam hati mereka itu, supaya dapat membedakan mana yang betul dan mana yang salah, lagi pula dapat mengetahui mana yang lawan, mana yang kawan. Di Surabaya sudah pernah diadakan musyawarah ulama-ulama besar, untuk membicarakan beberapa hal yang senantiasa menjadi pokok perselisihan antara Islam sama Islam, misalnya, hal ijtihad, hal kitab karangan Syaikh Abduh, Ibnu Taimiyah, hal Muhammadiyah dan Al Irsyad, adakah ini mazhab Wahabi? Hal tawasul dan wasilah, dan hal ulamaus-salaf dan ulamaul khalaf. Pembicaraan yang sifatnya seperti ini sudah tentu memperbaiki dunia Islam. Sebab pada pikiran Muhammadiyah, semua perselisihan pendapat itu jika dibicarakan dengan baik-baik, tentu setidak-tidaknya hilang cemburu dan was-was kepada saudaranya. Lagi pula amat besar gunanya bagi Muslimin yang awam, yang biasanya hanya menurut pemukanya saja. “Orang jangan mengurangi dan jangan pula menambah nambah pada agam Islam”. Inilah yang harus kita ingat betul-betul. Syekh Ahmad Surkati adalah termasuk saudara Islam yang menetapi dan hati-hati betul pada kalimat di atas itu. Dia ini termasuk satu dari ulama yang bermusyawarah di Surabaya tersebut di atas. Muhammadiyah mengharap, mudah-mudahan musyawarah ulama yang demikian sifatnya itu kerap kali diadakan, supaya menghilangkan masalah agama Islam yang sukar-sukar.
  1. Pergerakan Ahmadiyah yang asalnya dari Hindustan, sekarang ini dibicarakan dalam surat-surat kabar. Zending Kristen di tanah Hindia pun ramai juga membicarakan, baik dalam rapatnya maupun dalam surat kabarnya. Apa Ahmadiyah itu? Apa kekuatannya? Dan rupa-rupa pertanyaan lagi. Rupa-rupanya Ahmadiyah mendapat perhatian dari pihak Kristen. Ahmadiyah itu pergerakan yang menyebarkan agama Islam. Utusannya dikirimkan ke mana-mana di dunia ini. Di Eropa, Asia, Amerika dan Afrika didatangi utusan juga. Pendirian Masjid di Eropa sangat diusahakan oleh Ahmadiyah. Islam di Eropa pun sudah mulai berkembang. Zaman ini zaman pikiran, tentu agama Islam akan mendapat kemenangan lagi di Eropa dan seluruh dunia. Orang Eropa yang sudah mashur suka memakai pikirannya, sudah tentu makin mendekati pada Islam, karena agama Islamlah yang boleh dibuktikan dengan akal dan pikiran. Sudah ada beberapa anak Muhammadiyah yang pergi ke Hindustan untuk melebarkan pandangan tentang agama Islam. Kemajuan agama Islam di Hindustan ternyata sudah jauh melebihi di tanah kita. Wajiblah kita meniru kemajuan saudara kita itu.

Sekarang dekatlah sudah penghabisan pandangan kita. Tetapi sebelum kita habiskan pandangan kita itu, maka adalah di sini kita beri pandangan secara pendek tentang agama asing yang dimasuk kan ke tanah kita Hindia, tanah Islam.

Agama Kristen terlalu besar pergerakannya. Katholik dan Protestan, sekolah kelas duanya ada beribu-ribu, HIS-nya ada lebih kurang seratus buah. Sekolah calon guru lebih dua puluh buah. Sekolah yang sekian banyaknya itu tiada sedikit menerima bantuan (subsidi) dari Gubernur. Ada beribu-ribu anak kita yang masuk dalam sekolah Kristen itu. Tiada aneh kalau lalu berganti agama.

Rumah sakitnya pun banyak. Rupanya, jalan dengan sekolah dan rumah sakit ini dipandang bagus dan berhasil oleh pihak Kristen. Memang zaman ini boleh dikatakan zaman gila sekolah. Padahal sekolah Gubernemen tiada mencukupi. Pihak Kristen mendapat kesem patan yang baik untuk mendirikan sekolah. Toh bantuan dari Pemerintah dapat juga.

Orang Islam boleh juga minta subsidi untuk sekolahnya, tetapi asal menetapi sarat-saratnya, seperti orang Kristen juga. Akan tetapi untuk mendirikan sekolah HIS atau sekolah calon guru, seolah-olah syarat-syarat itu tiada dapat terpenuhi oleh orang Islam.

Jika kita melihat beberapa roh masuk dalam kalangan yang bukan agamanya, tiada dengan keyakinannya sendiri, rasa hati kita terlalu kasihan, istimewa roh anak-anak yang masih kecil, belum dapat berpikir dengan sepatutnya. Kalau orang yang sudah ada pikiran cukup, sudah masak timbangannya, apa boleh buat.

Tanah Kita Tanah Islam

Tanah kita tanah Islam. Katholik, Protestan dengan gampang mendapat kesempatan melebarkan agamanya. Uang banyak, bantuan banyak. Rupanya dianggapnya ini negerinya. Sedang orang Islam sendiri tiada gampang mempertahankan agamanya. Tiada gampang kata saya, orang Islam mempertahankan agama nya. Melebarkan agamanya Islam pun makin sukar pula.

Beberapa guru santri sudah mendapat susah karena pekerjaannya itu. Akan menjadi guru santri pun tiada gampang seperti yang sudah beberapa kali diterangkan dalam Kongres Muhammadiyah yang sudah-sudah. Guru Tabligh banyak pula yang mendapat kesusahan, rintangan dari pihak yang merasa ada kuasa, padahal guru tabligh itu sekali-kali tiada termasuk dalam Staatblad 1905 No. 550 (Goeroe Ordonnantie).

Sedang begitu, dengan gampang orang melebarkan agama Kristen. Hardapusara, nasionalisme, internasionalisme dan sebagainya, malah priyayi banyak juga yang membantu kepada tersiarnya agama Kristen, seperti yang diterangkan oleh pihak Kristen sendiri tatkala memperingati 25 tahun zending di Yogyakarta.

Dalam vergadering-nya disebutkan, bahwa panji-panji di daerah Wonosari membantu tersiarnya zending. Ini hal yang menimbulkan pertanyaan dalam batin. Adakah hal yang demikian ini sudah pada jalan yang betul dan hak? Dan adakah pertolongan dari pihak pembesar itu hanya yang tersebut dalam pidatonya pihak Kristen yang saya ceritakan tadi?

Dan tiadalah pemerintah memikirkan hal pertolongan dari pihak pembesar kepada penyiaran agama Kristen, yang bukan agamanya penduduk itu, membuat syak pada hati masyarakat? “Sesungguhnya, pembesar (overheid) itu dapat menunjukkan kekristenannya dengan jalan lain dan yang lebih baik, daripada jala pengajaran (onderwijs) yang dengan orang overheid membuat propaganda melawan agama penduduk negeri. Perkara ini memang berlaku di tanah Jawa, sudah tidak dapat disangkali lagi.”

Begitulah perkataan Mr. C.1913 van Deventer dalam Eerste Kamer di negeri Belanda pada 1913. “Een overheid kan hadr Christijkheid anderes en beter toonen dan door met behulp aan het onderwijs met ouerheidsgdid propaganda temakentegen den uolksgods dienst. Dat dit op Jaua geschiedt, is dunkt mij, on wederlegbaar. (De Taak, Februari 1925 No. 10).

Terjemahnya: Sebuah pemerintah dapat menunjukkan Kekristenan secara ber beda dan lebih baik daripada dengan menggunakan pendidikan dengan propaganda lama melawan agama populer. Menurut saya, hal ini terjadi di Jawa tidak terbantahkan. Dr. Bakker berkata dalam vergader[1]ing-nya: bahwa ia khawatir, kalau-kalau Muhammadiyah lama kelamaan menginjak lapangan politik (Midden Java, 26 Februari 1925).

Di sini kami terangkan, bahwa Muhammadiyah itu selamanya berbuat yang memang Muhammadiyah ada hak dengan sepenuh-penuhnya, sebab itu tiada perlu Muhammadiyah dikhawatirkan. Bukannya oleh tuan Bakker saja, tetapi oleh siapa juga, janganlah Muham madiyah dikhawatirkan yang demikian itu.

Tuan Bakker mengatakan, bahwa pihak zending, bakal mendapat perlawanan yang hebat (een heftige bestrijding verwachten). Tentunya yang dimaksud, dari pihak Islam. Di sini diterangkan, bahwa pihak Islam yang dipentingkan hanya meneguhkan agamanya sendiri, bukannya bestrijden (menyerang) Kristen, itu tidak.

Sesungguhnya Kristen itulah yang sudah terang bestrijden memerangi Islam, karena bekerja di tanah Islam dan memasukkan Kristen pada orang Islam. Meskipun dengan jalan apa pun. Lagi pula betullah kata De Taak, Februari No. 10, yang menyebutkan, bahwa jalan zendeling (misionaris) makin lama makin bersifat menyerang (steeds militanter optreden). Tuan Colijn mengatakan, bahwa buahnya Pemerintah Koalisi Kristen (Christelijke Coalitie-regeering), mengemukakan pemberian jalan merdeka pada zending dan missi.

Bahkan, memberi kesempatan propa ganda kristen kepada pihak yang berkeyakinan pikiran lain, yang sebelumnya hal yang demikian dianggap untuk koloni negeri jajahan, tiada baik Partai-partai Kristen Belanda dengan tergesa-gesa menuntut dicabutnya artikel 123 R.R. dan tentunya dengan Staatblad 1855 No. 2 Islam agama di dunia (wereldgods dienst), harus dihormati, juga sebab Islam dapat dipersatukan dengan kultur yang tinggi.

Jikalau kita menyuruh orang Islam memilih antara dua perkara, yakni: TIDAK DAPAT PENGAJARAN dan DAPAT PENGAJARAN KRISTEN itu kita sebut tiada menghormati Islam. Padahal, perkara ini sungguh terjadi di India, tiada boleh dipungkiri. Begitulah kata Mr. Conrad Theodore van Deventer pada 1922. Penghematan dalam pengajaran, disebutkan pertolongan yang besar untuk mele barkan maksud Kristen.

Sekolah Kristen, rumah sakit dan internaat Kristen tumbuh seperti jamur. Orang minta pengajaran, di mana didapatnya? Pada zending dan pada missi ter[1]paksa mau juga. Sehingga banyak anak menjadi Kristen yang bukan maksudnya semula. Di Yogyakarta banyak bangsa adel tinggi dan rendah yang masuk pada sekolah zending dan missi.

Sebabnya? Kita sama-sama tahu. Sekarang, tinggal lagi seruan kita kepada saudara kita sendiri orang Muslimin. Janganlah kita berselisih sendiri tentang perkara yang kecil-kecil. Marilah kita persatukan ikhtiar dan daya upaya, untuk mempertahankan agama kita dan hak-hak agama kita.

Bukan Masanya Berselisih

Sudah bukan masanya kita berselisih. Sekarang ini waktunya kita merasa menanggung jawab nanti pada hari akhirat. Jika kita akan ditanya: “Hai, sudahkah engkau memi kirkan agama saudara-saudaramu sejak engkau hidup di dunia?” Bagaimanakah jawab kita? Akan tetapi, khawatir dalam hati pun tidak, karena sesungguhnya tidak ada barang batal yang tiada terbongkar. Oleh barang Hak. Jika Hak itu datang sudah tentu batal itu pergi. Nabi yang penghabisan sudah datang ke bumi.

Kitab yang penghabisan sudah pula didatangkan kepada manusia sedunia. Nabi yang penghabisan itu sudah cukup dan sempurna memberi teladan dan petunjuk kepada manusia bagaimana harusnya orang hidup. Jangan kita mengabaikan Al-Qur’an dan Nabi Muhammad SAW. Api neraka akan membakar kepada barangsiapa yang berdosa.

Jannah akan menjadi tempat barang siapa yang menurut perintah Allah. Al-Qur’an akan menerangi dunia. Semua yang gelap dan kotor di dunia akan dibakar oleh Al-Qur’an. Agama Islam akan rata di dunia, menjadi penyelamat semua manusia, baik yang Islam, maupun yang Kafir. Sebab itu wajib atas segala manusia membantu tersiarnya agama Islam.

Maka dengan do’a kepada Allah Yang Maha Kuasa dan Maha Mengetahui akan keadaan-keadaan, kekuatan dan kelemahan manusia, Allah pandangan kita. Marilah bersama-sama memohon kepada Allah, mudah-mudahan Allah memberi kekuatan kepada kita dalam menjalankan perintah-NYA, dan menolak bahaya yang akan merusakkan kalimah Allah.

Sumber:

  • Khutbah Iftitah ini berjudul “Pandangan Gerak Islam dan Gerak Muhammadiyah” disampaikan dalam Rapat Besar Muhammadiyah Tahun 1925 di Yogyakarta
  • Almanak Muhammadiyah ke-2 tahun 1344 H/1925 M
  • Penulis adalah Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah periode 1959-1962
spot_img

Ads Banner

Ads Banner

Ads Banner

Lihat Juga Tag :

Populer