24.3 C
Malang
Rabu, Januari 15, 2025
OpiniFenomena Shin Tae-yong

Fenomena Shin Tae-yong

Fenomena Shin Tae-yong
Shin Tae-yong pamit kepada masyarakat Indonesia lewat akun Instagram, Sabtu (11/1). Foto:shintaeyong7777

MAKLUMAT — Jatuh cinta itu seperti menemukan dunia baru. Segalanya tampak sama, tapi hati tak pernah berhenti berdegup lebih kencang. Pikiran melayang kepada sosok yang dicinta, bahkan di tengah kesunyian yang paling mendalam.

Shin Tae-yong
Penulis: Edi Purwanto*

Kata-kata sederhana berubah menjadi puisi; senyum kecilnya seakan mentari hangat yang membelai kulit. Begitulah cinta bekerja, sebuah perasaan yang tak hanya romantis, tetapi juga melibatkan biologi dan psikologi.

Penelitian demi penelitian mengungkapkan rahasia di balik fenomena cinta. Orang yang sedang jatuh cinta, menurut Journal of Personality and Social Psychology tahun 2017, cenderung melihat sisi positif orang yang dicintai sebagai lebih menonjol, sementara kekurangannya terabaikan.

Laman Fimela menuturkan, penelitian lain dalam Motivation and Emotion tahun 2013 mendukung hal ini. Cinta menghalangi kita untuk terlalu lama merenungi keburukan pasangan. Namun, cinta bukan hanya soal kebahagiaan. Ia sering kali hadir bersama gejolak perasaan yang mendalam. Mirip kecanduan, ia membuat kita melayang tinggi sekaligus jatuh terpuruk.

Studi dalam Journal of Psychophysiology tahun 2012 mengungkapkan bahwa perempuan yang jatuh cinta memikirkan orang yang dicintainya hingga 65 persen waktu mereka terjaga. Lalu, cinta pun menuntun manusia memikirkan masa depan bersama, seperti dijelaskan Universitas Harvard yang menyoroti peran serotonin dan oksitosin.

Cinta bukan hanya milik individu. Kadang, ia menjadi narasi kolektif sebuah bangsa. Dan inilah yang terjadi pada Indonesia terhadap Shin Tae-yong, pelatih sepak bola asal Korea Selatan.

Sejak menjadi pelatih tim nasional Indonesia pada Desember 2019, Shin Tae-yong telah menyentuh hati netizen Indonesia. Seperti orang yang jatuh cinta, mereka tak peduli apakah sang pelatih fasih berbahasa Indonesia atau tidak. Kekurangannya—entah itu taktik miskin variasi atau permainan monoton—hanyalah angin lalu.

Ketulusan dalam sentuhan dan usaha Shin Tae-yong membawa tim nasional Indonesia pada prestasi yang sudah lama dirindukan. Bersama STY, Indonesia lolos ke Piala Asia 2023 di Qatar, mencatat sejarah dengan melangkah hingga babak 16 besar.

Bahkan, Garuda Muda mencapai semifinal Piala Asia U-23 2024, sebuah capaian luar biasa untuk debutan. Tak berhenti di situ, untuk pertama kalinya, Indonesia melangkah ke babak ketiga Kualifikasi Piala Dunia zona Asia, sebuah prestasi yang tak pernah terbayangkan sebelumnya.

Namun, seperti cinta yang memiliki sisi posesif, netizen Indonesia pun demikian. Ketika Shin Tae-yong dipecat oleh PSSI pada 6 Januari 2025, masyarakat menyebut hari itu sebagai “Hari Patah Hati Se-Indonesia.”

Sosok pelatih ini telah menjadi simbol harapan, kebanggaan, dan kebangkitan sepak bola nasional. Layaknya kekasih yang tak ingin kehilangan, netizen menunjukkan keterikatan emosional yang kuat terhadap Shin Tae-yong. Mereka bahkan melancarkan kritik keras kepada pihak-pihak yang dianggap merugikan sang pelatih.

Fenomena Shin Tae-yong ini semakin terasa ketika Erick Thohir, ketum PSSI, harus tiga kali menjelaskan alasan pemecatan di televisi. Namun netizen tak bergeming. Mereka tetap menyuarakan vibe positif dalam setiap postingan Shin Tae-yong di Instagram.

Pada Sabtu, 11 Januari 2025, ketika Patrick Kluivert mendarat di Indonesia, Shin Tae-yong pamit melalui Instagram dengan sebuah pesan penuh terima kasih yang menyentuh. Dalam postingannya, ia mengucapkan salam hormat kepada Erick Thohir, berterima kasih kepada PSSI, para pemain, dan masyarakat Indonesia yang telah memberikan cinta dan dukungan luar biasa.

Postingan tersebut hingga diumumkannya Patrick Kluivert sebagai pelatih timnas Indonesia pada Minggu, 12 Januari 2025, telah disukai 1,2 juta akun, dikomentari 153 ribu akun, dan dibagikan oleh 29,2 ribu akun. Inilah fenomena Shin Tae-yong yang begitu mendalam.

Fenomena ini menggambarkan bagaimana cinta kolektif dapat menyatukan bangsa. Seperti cinta pada umumnya, cinta terhadap Shin Tae-yong membuat masyarakat lebih fokus pada kebaikannya.

Emosi mereka menggambarkan betapa besar dampak Shin Tae-yong tidak hanya di lapangan, tetapi juga dalam menyentuh jiwa bangsa. Jatuh cinta pada Shin Tae-yong adalah narasi emosional yang membingkai sepak bola sebagai lebih dari sekadar olahraga.

Ia adalah cerita tentang harapan, kebersamaan, dan mimpi. Seperti hujan pertama setelah kemarau panjang, Shin Tae-yong membawa penyegaran dan kehangatan. Dalam cinta, baik pada individu maupun dalam emosi kolektif bangsa, ada keinginan untuk terus melangkah bersama, meski badai tak terelakkan.

Shin Tae-yong adalah bukti nyata bahwa cinta bisa menyatukan jiwa, menyembuhkan luka, dan membawa kita menemukan rumah dalam semangat bersama.

Semoga Patrick Kluivert juga memberikan cinta yang tulus, bukan sekadar cari fulus. Sebagai pengganti STY, ia harus tahu bahwa cinta yang sejati adalah tentang dedikasi, bukan sekadar materi.

Timnas Indonesia butuh pelatih yang tidak hanya memberikan taktik dan strategi, tetapi juga hati yang sepenuhnya untuk kemajuan sepak bola tanah air. Cinta yang tulus akan membawa Indonesia lebih jauh di panggung internasional, dan semoga Kluivert dapat menghadapinya dengan penuh kesungguhan.

*Penulis adalah Pemred Maklumat.ID

Ads Banner

Ads Banner

Ads Banner

Lihat Juga Tag :

Populer