KETUA Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Ahmad Dahlan Rais mengatakan, persinggungan antara Persyarikatan Muhammadiyah dengan politik tidak bisa dinafikan begitu saja. Karena itu, hubungan antara Muhammadiyah dengan partai politik tidak boleh terputus, terutama dalam konteks menjaga kesinambungan dakwah.
”Dunia dakwah dengan dunia politik memang berbeda. Namun, keduanya saling membutuhkan. Terutama untuk mewujudkan tujuan menjaga kesinambungan dakwah Islam,” ujarnya dalam diskusi dengan tema: Muhammadiyah di Tengah Pusaran Politik Nasional 2024.
Dahlan Rais mengungkapkan, peran serta Muhammadiyah di panggung politik adalah bertujuan agar dakwah pencerahan Muhammadiyah bisa berjalan secara maksimal. “Dakwah kadang kala memerlukan kekuasaan untuk proses akselerasi,” jelasnya seperti dikutip suaramuhammadiyah.or.id.
Menurut dia, jika ada jarak antara dakwah Islam dengan politik kekuasaan, maka perkembangan dakwah Islam yang dilakukan Persyarikatan bisa jadi akan menemui kendala. “Sebaliknya, kalau kekuasaan dan dakwah bisa sejalan, maka dakwah Islam akan lebih maksimal,” ujarnya.
Dahlan kemudian merunutkan sejarah Muhammadiyah dalam persinggungannya dengan politik nasional. Yakni menerangkan kiprah politik Persyarikatan mulai awal berdirinya yang melewati gelombang masa kemerdekaan, memasuki Orde Lama, Orde Baru, Reformasi hingga sampai saat ini.
“Sejarah Muhammadiyah itu erat sekali tarikannya dalam politik dari masa ke masa. Nah, bagaimana Muhammadiyah mengambil sikap? Muhammadiyah Harus Cerdas di Tengah Pusaran Politik,” ujarnya.
Diskusi tersebut merupakan rangkaian acara Konsolidasi Organisasi dan Capacity Building Pimpinan Daerah Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah Kabupaten Sleman. Kegiatan dihelat pada hari Sabtu dan Ahad, tanggal 10 – 11 Juni 2023 di Karanganyar. (*)
Reporter: Ubay
Editor: Aam Hariyanto