23 C
Malang
Sabtu, November 23, 2024
KilasPDIP Lirik Tokoh Muhammadiyah, Muhadjir Effendy Berpotensi Bacawapres

PDIP Lirik Tokoh Muhammadiyah, Muhadjir Effendy Berpotensi Bacawapres

Cawapres Ganjar Pranowo ditemani Menko PMK Muhadjir Effendy.

KETUA DPP PDIP Puan Maharani menyatakan bahwa tokoh Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama (NU) masuk dalam radar bakal calon wakil presiden mendampingi Ganjar Pranowo. Itu sikap yang beralasan mengingat hubungan historis Muhammadiyah dengan PDIP.

”Bukankah ada jejak Buya Syafi’i Ma’arif yang membekas di PDIP? Sementara Megawati sendiri adalah juga warga Muhammadiyah. Puan Maharani di berbagai kesempatan menegaskan bahwa dirinya dan keluarga besar Bung Karno adalah kader dan warga Muhammadiyah,” kata Dr Abdul Aziz SR, pakar politik dari Universitas Brawijaya (UB) Malang.

Di sisi lain, pakar politik Universitas Airlangga (Unair) Surabaya Dr Aribowo mengatakan, wajar kalau PDIP melirik bacawapres dari organisasi sosial keagamaan seperti Muhammadiyah dan NU karena di situlah basis politik masyarakat.

Kedua pakar ini  dihubungi terpisah, Selasa (13/6/2023) berkaitan dengan pernyataan Ketua DPP PDIP Puan Maharani di Yogyakarta Ahad (11/6/2023) bahwa Muhammadiyah dan NU potensial masuk ke dalam radar bakal cawapres pendamping Ganjar Pranowo.

Tokoh-tokoh kedua ormas itu akan dicermati kelebihannya. ”Siapa kira-kira tokoh Muhammadiyah yang sedang dan ikut dilirik oleh PDIP untuk posisi cawapres mendampingi Ganjar Pranowo? Apakah Profesor  Muhadjir Effendy yang saat ini menjadi Menko PMK? Sangat mungkin,” kata Aziz.

Sebab, menurut dia, Muhadjir satu-satunya tokoh Muhammadiyah yang ada di kabinet dan cukup dekat dengan pemimpin PDIP khususnya Megawati dan Puan Maharani.  Beralasan jika melirik Muhadjir. Selain ketokohannya di Muhammadiyah, Muhadjir juga memiliki pengalaman di pemerintahan. Lebih dari itu, secara pribadi memiliki kapasitas intelektual yang mumpuni.

”Seberapa besar peluang politik Muhadjir menjadi cawapres? Tergantung hitung-hitungan PDIP dalam mencari sisi mana yang harus diisi untuk menutupi kekurangan Ganjar dan daya magnit figur dalam menyumbang elektabilitas. Jika Muhadjir dipandang memenuhi kriteria itu, maka dia menjadi pilihan utama,” kata penulis buku Ekonomi Politik Monopoli Negara Pelayan Kapitalis dan Kuasa Korporasi dalam Bisnis Pasar Modern ini.

Menurut dia, jika hal itu terjadi maka Muhammadiyah akan menyambutnya dengan baik.  Hubungan PDIP dengan Muhammadiyah tentu bisa lebih dekat. “Tentu saja, jelas Muhammadiyah merasa terhormat kadernya dipinang partai besar sekelas PDIP. Meskipun Muhammadiyah tidak akan memberikan dukungan resmi secara organisatoris,” tegasnya.

Puan Sebagai Penerus Megawati

Aribowo mengatakan, yang disampaikan Puan Maharani boleh dibilang cerminan sikap Megawati karena saat ini Puan sebagai satu-satunya figur yang disiapkan Megawati untuk menggantikan dirinya sebagai Ketua Umum DPP PDIP.

Puan bergerak cepat untuk menaikkan elektabilitas Ganjar. Sikapnya yang melirik organisasi keagamaan seperti Muhammadiyah dan NU karena di situ merupakan ceruk politik masyarakat.

Aribowo mencatat, langkah-langkah Puan menjalin komunikasi dengan kalangan parpol cukup bagus karena bisa mengurangi ketegangan politik di masyarakat. ”Langkah menjalin komunikasi tidak harus selalu dikaitkan dengan koaliasi, tetapi harus bernilai menjaga politik kebangsaan,” katanya. (*)

Reporter: Miftahul Husnah

Editor: Mohammad Ilham

spot_img

Ads Banner

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Ads Banner

spot_img

Ads Banner

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Lihat Juga Tag :

Populer