MAKLUMAT — Banjir bandang dan tanah longsor yang melanda Kabupaten Pekalongan pada Senin (20/1) sore meninggalkan duka mendalam. Hingga Selasa (21/1) sore, jumlah korban meninggal dunia tercatat 17 orang, sementara sembilan lainnya masih hilang.
Bencana ini terjadi sekitar pukul 17.30 WIB, dipicu oleh hujan deras yang mengguyur wilayah tersebut, mengakibatkan tanah longsor di Desa Kasimpar, Kecamatan Petungkriyono.
Longsor menimbun dua rumah dan menyeret kendaraan yang tengah melintas. Tim evakuasi terus bekerja keras mencari korban yang hilang, meskipun terhambat cuaca buruk dan rusaknya akses jalan.
“Cuaca ekstrem dan infrastruktur yang rusak membuat proses evakuasi semakin sulit. Kami terus berusaha, meski tantangan di lapangan sangat besar,” ujar Abdul Muhari, Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB dalam keterangan resminya.
Selain tanah longsor, banjir juga merendam sembilan kecamatan di Pekalongan, di antaranya Kecamatan Petungkriyono, Doro, Lebakbarang, dan Talun. Banjir mengakibatkan dua orang mengalami luka ringan dan 145 orang mengungsi.
Kerusakan yang ditimbulkan pun tidak sedikit, dengan 25 rumah rusak berat, tiga jalan terendam, serta tiga jembatan putus. Tanggul di Kecamatan Tirto juga jebol.
Untuk mencegah dampak lebih lanjut, BPBD Kabupaten Pekalongan menyalurkan 1.875 karung pasir untuk memperkuat tanggul di beberapa titik rawan. Langkah ini diharapkan dapat mengurangi risiko meluasnya banjir.
BMKG memperingatkan bahwa hujan dengan intensitas ringan hingga sedang masih akan mengguyur Pekalongan hingga 23 Januari mendatang. Masyarakat diminta untuk tetap waspada dan mengikuti instruksi dari pihak berwenang untuk menghindari risiko bencana susulan.
Sementara itu, proses evakuasi dan pencarian korban terus dilakukan oleh tim gabungan, meskipun medan yang sulit dan cuaca buruk menghambat langkah mereka.