MAKLUMAT – Banjir yang melanda sejumlah sawah akibat luberan Sungai Afvoer Watudakon, Jombang menjadi sorotan Komisi B DPRD Jawa Timur. Masalahnya banjir telah merendam areal pertanian di tujuh kecamatan.
Anggota Komisi B DPRD Jawa Timur, Wiwin Isnawati Sumrambah mendorong pemerintah melakukan normalisasi sungai tersebut yang belum terlaksana.
Ia berharap ada koordinasi yang melibatkan Pemerintah Provinsi Jawa Timur dengan Pemerintah Kabupaten Jombang.
“Koordinasi itu penting, karena inti permasalahannya ada di sini,” katanya mengutip laman resmi PDI Perjuangan Jawa Timur.
Perlunya Asuransi Bencana
Sebagai bentuk mitigasi, politikus PDI Perjuangan ini mendorong adanya asuransi pertanian. Terutama kawasan yang rentang bencana alam seperti banjir, tanah longsor, maupun gempa.
“Bagaimanapun juga ini adalah tugas pemerintah daerah,” tegas istri Bupati Jombang terpilih, Sumrambah ini.
Dinas Pertanian Jombang melaporkan bahwa banjir telah merendam 530 hektare lebih lahan pertanian. Di mana dampak terparah adalah Kecamatan Kesamben, yang mencapai 427 hektare.
Pasokan Bantuan Benih Padi
Belum lama ini Komisi B DPRD Jombang, Anas Burhani menduga luapan air Sungai Afvoer akibat curah hujan tinggi. Di satu sisi aliran sungai tidak berjalan lancar dan tidak mampu menampung debit air.
Kepala Dinas Pertanian Jombang, Moch Rony, mengungkapkan bahwa pihaknya terus memantau areal yang terendam banjir. Ia menjelaskan bahwa jika tanaman atau bibit padi mati akibat banjir, pemerintah memberikan bantuan 25 kilogram benih padi per hektar.
“Kami sudah tidak memiliki stok. Harus melalui tahapan penyediaan dulu. Jadi setelah ini kami segera melakukan pengadaan barang, untuk menyiapkan bibit padi,” jelasnya.