22.1 C
Malang
Selasa, Februari 4, 2025
KilasViral Video Tes Kehamilan Siswi di Sekolah: Pencegahan atau Pelanggaran Privasi?

Viral Video Tes Kehamilan Siswi di Sekolah: Pencegahan atau Pelanggaran Privasi?

tes kehamilan
Video yang memperlihatkan siswi SMA Sulthan Baruna, Cianjur, Jawa Barat, sedang menjalani pengambilan tes kehamilan viral di media sosial. Foto: Instagram/cianjurtea_/cna.id

MAKLUMAT — Jagat maya beberapa waktu lalu dihebohkan dengan video viral yang memperlihatkan tes kehamilan bagi siswi di SMA Sulthan Baruna, Cikadu, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Kebijakan tersebut menuai polemik, memicu beragam opini dan kritik dari berbagai pihak, termasuk akademisi.

tes kehamilan
Dosen Sosiologi Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Luluk Dwi Kumalasari, M.Si. Foto:Humas UMM

Dosen Sosiologi Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Luluk Dwi Kumalasari, M.Si., menyoroti kebijakan tersebut dari sudut pandang sosiologi. Ia menilai bahwa meskipun sekolah memiliki otoritas dalam menetapkan kebijakan, penerapannya tetap harus merujuk pada aturan yang berlaku dan dilakukan dengan koordinasi yang jelas bersama pihak terkait.

“Maka perlu untuk menggandeng berbagai instansi agar proses penerapan kebijakan pada lingkungan sekolah tetap berada dalam koridor edukasi dan sosialisasi,” ujar Luluk dikutip dari laman UMM pada Sabtu (1/2/2025).

Lebih lanjut, Luluk menyayangkan tersebarnya foto dan video yang menampilkan siswi sedang menjalani tes urine dengan tajuk tes kehamilan. Menurutnya, hal tersebut dapat memberikan dampak psikologis yang panjang bagi para siswi, terutama jika tidak ada pernyataan sikap yang jelas dari pihak sekolah.

“Dalam berbagai kasus, perempuan sering kali menjadi pihak yang disalahkan dan mengalami diskriminasi. Oleh karena itu, sekolah harus lebih berhati-hati dalam menetapkan kebijakan dan mempertimbangkan dampak sosialnya,” imbuhnya.

Ia menambahkan, apabila tes urine tersebut bertujuan untuk mendeteksi penyalahgunaan narkoba, pihak sekolah tetap harus berkoordinasi dengan instansi yang berwenang agar kebijakan yang diterapkan tidak menimbulkan kesalahpahaman.

Video Viral

Untuk diketahui, video yang memperlihatkan puluhan siswi SMA Sultan Baruna, Kecamatan Cikadu, Cianjur, menjalani tes kehamilan di sekolah viral di media sosial pada pertengahan Januari 2025 lalu. Dalam video tersebut, para siswi tampak bergantian masuk ke toilet sekolah untuk mengikuti tes yang didampingi oleh guru.

Guru Bidang Kesiswaan SMA Sulthan Baruna, Mamad Mulyadi, kepada wartawan CNN Indonesia, membenarkan adanya program tes kehamilan tersebut. Ia menyebut bahwa kegiatan ini merupakan inisiatif guru dan kepala sekolah sebagai upaya pencegahan terhadap pergaulan bebas di kalangan pelajar.

Mamad menyebutkan bahwa program ini dilaksanakan sekali setahun, biasanya setelah libur panjang, sebelum siswa kembali beraktivitas di sekolah. Program ini bertujuan sebagai langkah antisipasi agar sekolah dapat mengetahui kondisi para siswi.

Dia menegaskan bahwa tes kehamilan ini telah mendapat persetujuan dari para orang tua siswa. Dari hasil pemeriksaan tahun ini, tidak ditemukan adanya siswi yang dinyatakan hamil.

Kepala Cabang Dinas Pendidikan Wilayah 6 Jawa Barat, Nonong Winarni, menyatakan bahwa sekolah diperbolehkan menjalankan program tersebut selama tujuannya adalah untuk penguatan karakter dan pencegahan pergaulan bebas di kalangan pelajar.

“Tes kehamilan ini dilakukan dalam rangka penguatan karakter peserta didik, pencegahan pergaulan bebas, serta edukasi mengenai kesehatan reproduksi,” kata Nonong.

Meskipun awalnya merasa risi, beberapa siswi menyambut positif kebijakan ini. SMA Sultan Baruna pun berencana untuk terus mengagendakan tes kehamilan ini setiap tahun sebagai bagian dari program pendidikan karakter di sekolah.

Anak-Anak Memerlukan Pendampingan

Luluk Dwi Kumalasari menekankan pentingnya edukasi dan sosialisasi mengenai reproduksi dan seksualitas di setiap jenjang sekolah. Menurutnya, langkah ini dapat menjadi upaya preventif agar kasus penyimpangan tidak semakin marak terjadi di lingkungan pendidikan. Meski demikian, ia menegaskan bahwa tanggung jawab utama dalam pengawasan anak tetap berada pada keluarga.

“Anak-anak tetap memerlukan pendampingan dan pemahaman yang baik terkait dampak dari perilaku menyimpang. Peran orang tua, sekolah, dan masyarakat harus saling bersinergi dalam menjaga mereka,” tambahnya.

Sebagai penutup, Luluk mengimbau masyarakat agar tidak mudah terpancing oleh berita viral yang beredar tanpa menggali fakta lebih dalam. “Dengan memahami fakta yang ada di lapangan, masyarakat bisa lebih bijak dalam menyikapi isu yang berkembang,” pungkasnya.

 

Ads Banner

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Ads Banner

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Ads Banner

Lihat Juga Tag :

Populer