22.8 C
Malang
Senin, Februari 3, 2025
KilasMenteri Kebudayaan Fadli Zon Resmikan Zona Baru Museum Muhammadiyah: Sangat Representatif

Menteri Kebudayaan Fadli Zon Resmikan Zona Baru Museum Muhammadiyah: Sangat Representatif

Peresmian dua Zona baru Museum Muhammadiyah oleh Menteri Kebudayaan RI Fadli Zon, Senin (3/2/2025). (Foto: Haedarnashirofficial)
Peresmian dua Zona baru Museum Muhammadiyah oleh Menteri Kebudayaan RI Fadli Zon, Senin (3/2/2025). (Foto: Haedarnashirofficial)

MAKLUMAT — Menteri Kebudayaan (Menkebud) RI, Fadli Zon, meresmikan dua zona pamer baru Museum Muhammadiyah, yang bertema ‘Zona Muhammadiyah untuk Indonesia’, serta ‘Persebaran Muhammadiyah’, berlokasi di Kompleks Kampus 4 Universitas Ahmad Dahlan (UAD), Yogyakarta, Snin (3/2/2025).

Dalam kesempatan itu, Fadli Zon mengapresiasi perkembangan Museum Muhammadiyah. Menurutnya, museum adalah hal penting, sebab menjadi jembatan yang dapat menghubungkan masa lalu, masa kini, dan masa depan. “Museum ini bukan sekadar tempat menyimpan artefak, tetapi juga menghidupkan narasi sejarah agar generasi mendatang memahami perjuangan Muhammadiyah di berbagai bidang,” ujarnya.

Fadli Zon juga menegaskan pentingnya inovasi dalam pengelolaan museum, termasuk melakukan digitalisasi dan pengembangan sektor kreatif seperti souvenir atau merchandise dan kuliner-kuliner khas warga Muhammadiyah. Menurut dia, Museum Muhammadiyah telah menjadi wahana yang sangat representatif dengan kebesaran sejarah dan visi-visi Muhammadiyah.

“Museum ini sudah sangat representatif dengan besarnya organisasi Muhammadiyah. Saya berharap ada lebih banyak sentuhan digital, pengelolaan souvenir, hingga kafe tematik yang bisa menjadi daya tarik tambahan,” tandas politikus Partai Gerindra itu.

Museum sebagai Living Value

Haedar Nashir dan Fadli Zon, saat melihat-lihat koleksi di dua Zona baru Museum Muhammadiyah. (Foto:IST)
Haedar Nashir dan Fadli Zon, saat melihat-lihat koleksi di dua Zona baru Museum Muhammadiyah. (Foto:IST)

Sementara itu, Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir, dalam sambutannya menekankan bahwa museum bukan sekadar tempat menyimpan sejarah, tetapi juga harus memiliki nilai yang hidup dan dapat diwariskan kepada generasi masa depan.

“Hari ini, kita tidak hanya berbicara tentang museum, tetapi juga tentang bagaimana menjadikannya sebagai ruang nilai yang hidup (living value). Indonesia memiliki kekayaan sejarah dan kebudayaan yang luar biasa, namun kesadaran kita terhadap hal ini masih kurang,” katanya.

Guru Besar Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) itu berpendapat, ada tiga nilai utama yang harus terus dibangun untuk memperkokoh bangsa, yakni nilai agama, nilai kebudayaan, serta nilai Pancasila.

“Ketiga nilai ini harus terus kita bangun agar bangsa ini tetap memiliki akar yang kuat. Muhammadiyah sendiri telah membuktikan bahwa Islam tidak hanya menyerap kebudayaan, tetapi juga menciptakan peradaban baru. Agama, kebudayaan, dan kemajuan harus berjalan seiring, yang kemudian dikapitalisasi menjadi sistem ilmu pengetahuan.” tandas Haedar.

Peresmian dua zona baru Museum Muhammadiyah tersebut menjadi momentum penting dalam penguatan nilai sejarah dan budaya Persyarikatan Muhammadiyah, yang telah berkiprah selama 112 tahun di Indonesia. “Jika kita ingin menjadi bangsa yang maju, datanglah ke museum, perpustakaan, dan toko buku,” tegas Haedar.

Ads Banner

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Ads Banner

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Ads Banner

Lihat Juga Tag :

Populer