22.9 C
Malang
Senin, Februari 24, 2025
KilasSoroti Sektor Pariwisata, Ketua Komisi VII DPR Harapkan Peran Serta Muhammadiyah

Soroti Sektor Pariwisata, Ketua Komisi VII DPR Harapkan Peran Serta Muhammadiyah

Ketua Komisi VII DPR RI, Saleh Partaonan Daulay, usai menghadiri Rakerwil II LHKP PWM Jawa Timur, Ahad (16/2/2026). (Foto: Ubay NA)
Ketua Komisi VII DPR RI, Saleh Partaonan Daulay, usai menghadiri Rakerwil II LHKP PWM Jawa Timur, Ahad (16/2/2026). (Foto: Ubay NA)

MAKLUMAT — Ketua Komisi VII DPR RI, Saleh Partaonan Daulay, mengharapkan peran serta keterlibatan kader-kader Muhammadiyah dalam membangun dan mengembangkan sektor pariwisata di Indonesia.

Dia mengatakan, kader-kader Muhammadiyah ada kader-kader yang terdidik dan memiliki potensi besar. Sebab itu, Saleh menilai para kader Persyarikatan itu bisa berperan dalam memberikan edukasi kepada masyarakat terkait pariwisata.

“Kader Muhammadiyah diharapkan bisa hadir untuk menjelaskan betapa pentingnya pariwisata ini. Yang perlu diajarkan Muhammadiyah adalah bagaimana agar budaya setempat tetap terjaga. Jangan malah budaya orang asing yang dominan sehingga budaya lokalnya hilang,” ujarnya, usai menghadiri Rakerwil II LHKP PWM Jawa Timur di Surabaya, Ahad (16/2/2025).

Selain itu, Saleh menyebut bahwa kader-kader Persyarikatan juga bisa mengajarkan pengelolaan sektor pariwisata yang tepat. Termasuk, tak kalah penting adalah bagaimana memberikan pelayanan pariwisata dengan akhlak yang terbaik.

“Muhammadiyah juga bisa mengajarkan kepada masyarakat untuk menjalankan bisnis pariwisata yang benar, sehingga kita bisa mengharapkan keuntungan yang benar dari pariwisata,” sebutnya.

” Yang paling utama agar Muhammadiyah mengajarkan akhlak yang benar, sehingga tidak ada kendala apapun ketika orang asing datang,” imbuh politikus Partai Amanat Nasional (PAN) itu.

Sebelumnya, Saleh mengungkapkan bahwa Indonesia memiliki banyak lokasi wisata dan punya potensi besar di sektor pariwisata. Namun, ia mengakui bahwa di kawasan ASEAN (Asia Tenggara) saja, Indonesia masih sedikit tertinggal.

“Pariwisata Indonesia ini kita inginnya berkontestasi secara global, tentunya kita berharap tempat-tempat wisata yang ada di Indonesia ini mampu bersaing dengan tempat-tempat wisata yang ada di luar negeri. Contohnya di wilayah ASEAN saja kita masih sedikit tertinggal,” kata dia.

Menurutnya, banyak hal dan faktor yang menyebabkan ketertinggalan sektor pariwisata di Indonesia dari negara-negara tetangga, meskipun sebenarnya potensi sangat besar. Salah satunya, kata Saleh, adalah tata kelola atau manajemen yang kurang bagus, yang sekarang sedang coba diselesaikan dengan menggagas revisi Undang-Undang (UU) terkait pariwisata.

“Untuk memperbaiki manajemen ini dimulai dari perbaikan Undang-Undang. Komisi VII DPR sekarang sedang membahas Undang-Undang Pariwisata, dan kalau sudah selesai nanti ada nomenklatur baru yang disesuaikan dengan konteks sekarang,” ungkapnya.

Selain itu, Saleh menyebut permasalahan mentalitas masyarakat, juga sebagai salah satu faktor yang menyebabkan sektor pariwisata kurang berkembang dengan baik.

“Secara umum masyarakat kita belum memahami esensi pentingnya dunia pariwisata. Ketika orang lain berkunjung ke suatu tempat ada saja problemnya, misalnya kurang ramah, ada yang kasar, ada pencurian, kemudian tidak bersih tempatnya misalnya pas datang ke kamar mandi, itu kan jadi tantangan. Kalau melihat begitu orang jadi malas,” tandasnya.

Ads Banner

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Ads Banner

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Ads Banner

Lihat Juga Tag :

Populer