22.9 C
Malang
Senin, Februari 24, 2025
KilasTanggapi Gerakan #KaburAjaDulu, Ahmad Najib Burhani: Bukan Sekadar Pergi, Tapi Perluas Koneksi

Tanggapi Gerakan #KaburAjaDulu, Ahmad Najib Burhani: Bukan Sekadar Pergi, Tapi Perluas Koneksi

Ahmad Najib Burhani dalam Wisuda ke-46 Universitas Muhammadiyah Gresik (UMG), Selasa (18/2). Foto:Muhammadiyah

MAKLUMAT – Gerakan #KaburAjaDulu tengah menjadi perbincangan di media sosial. Namun, Wakil Ketua Lembaga Kajian dan Kemitraan Strategis (LKKS) Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Ahmad Najib Burhani, menyoroti sisi lain dari fenomena ini.

Menurut dia, gerakan ini tidak sekadar tentang pergi tanpa arah, tetapi bisa dimaknai sebagai dorongan untuk memperluas koneksi dan mengambil peluang di dunia global.

Hal itu disampaikan Najib dalam Wisuda ke-46 Universitas Muhammadiyah Gresik (UMG), Selasa (18/2). Di hadapan para wisudawan program D3, Sarjana, dan Magister, ia menekankan pentingnya keluar dari keterbatasan lokal dan berani menembus dunia global.

“Ini mungkin ada sedikit kaitannya dengan #KaburAjaDulu. Tapi bukan dalam arti sekadar menghindari tantangan, melainkan mengambil kesempatan untuk meningkatkan konektivitas,” ujar Najib.

Dia menyoroti perubahan konsep migrasi intelektual dalam dunia modern. Jika dulu brain drain dianggap merugikan negara karena ditinggal tenaga ahli, dan brain gain menguntungkan negara penerima, kini konsep yang lebih relevan adalah brain circulation.

“Sekarang ini eranya sirkulasi pemikiran, tenaga kerja, dan penduduk. Ada perpindahan digital, digital nomad, serta berbagai bentuk koneksi global yang menjadi realitas saat ini,” kata Najib melansir laman Muhammadiyah.

Menurutnya, globalisasi bukan lagi sesuatu yang bisa dihindari. Akses teknologi semakin terbuka, batas-batas negara makin kabur, dan keterhubungan antarindividu di berbagai belahan dunia semakin erat.

Muhammadiyah dan Jangkauan Global

Sebagai contoh, Najib menyoroti langkah Muhammadiyah yang telah membangun jaringan internasional. Jaringan ini dibangun melalui Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah (PCIM) di 30 negara. Bahkan Muhammadiyah mendirikan institusi pendidikan di Australia, Malaysia, dan berbagai negara lain.

“Kita harus masuk ke dunia internasional, bukan hanya untuk mendapatkan devisa, tetapi juga untuk mentransfer teknologi, pengetahuan, keterampilan, dan peluang kerja,” tuturnya.

Dalam konteks ini, gerakan #KaburAjaDulu seharusnya tidak sekadar dimaknai sebagai kepentingan pribadi, melainkan sebagai strategi untuk membuka peluang lebih luas. Generasi muda diharapkan memanfaatkan teknologi dan akses global agar tetap terhubung dengan perkembangan dunia.

“Kalau kita hanya bertahan di zona nyaman, kita akan tertinggal. Tapi kalau kita berani keluar dan membangun koneksi global, manfaatnya akan kembali untuk kita dan bangsa ini,” kata Najib.

Ads Banner

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Ads Banner

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Ads Banner

Lihat Juga Tag :

Populer