22.9 C
Malang
Senin, Februari 24, 2025
KilasSoetrisno Bachir: Ajaran Islam dan Muhammadiyah Itu Semangat Berwirausaha

Soetrisno Bachir: Ajaran Islam dan Muhammadiyah Itu Semangat Berwirausaha

Soetrisno Bachir. (Foto: Muhammadiyah)
Soetrisno Bachir. (Foto: Muhammadiyah)

MAKLUMAT — Motto hidup-hidupilah Muhammadiyah dan jangan mencari hidup Muhammadiyah menunjukkan semangat berwirausaha yang digaungkan oleh sang pendiri, KH Ahmad Dahlan.

Hal itu ditegaskan oleh Soetrisno Bachir, pengusaha yang juga mantan Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN), ketika menjadi pembicara kunci (keynote speaker) secara virtual dalam Rapat Kerja Wilayah (Rakerwil) II Lembaga Pengembang Usaha Mikro Kecil dan Menengah (LP-UMKM) Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur, yang digelar di Agropolis Wonosalam, Jombang.

Awalnya, Soetrisno mengatakan bahwa dirinya sudah lama tidak aktif dalam dunia politik dan kini hanya fokus mengembangan bisnisnya, termasuk mengembangkan iklim wirausaha di Muhammadiyah.

Ia juga mengaku bersyukur belakangan ini sudah mulai banyak kader-kader muda Muhammadiyah yang menjajaki dunia usaha. Untuk mencetak para pengusaha atau saudagar yang sukses dan memiliki kekuatan ekonomi yang mumpuni, maka wirausaha harus menjadi way of life.

Pengusaha nasional yang sudah malang melintang di dunia bisnis itu bersyukur bahwa anak-anak muda Muhammadiyah tidak semuanya terjun ke politik saja, atau ke sektor-sektor pendidikan saja, tetapi juga mulai banyak yang menggeluti dunia bisnis.

“Saya kemarin baru ngisi di IMM (Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah), ada semacam fenomena baru, yaitu way of life dari Muhammadiyah, bahwa pengurus-pengurusnya, kader-kadernya, sekarang sudah tidak asing lagi dengan dunia wirausaha, ada banyak bisnis-bisnis atau usahanya,” ujar Soetrisno.

Semangat Berwirausaha

Dalam kesempatan itu, Soetrisno lantas menukil pesan pendiri Muhammadiyah, KH Ahmad Dahlan, yang menurutnya mengandung semangat berwirausaha yang tinggi. Sehingga dapat menggerakkan dakwah Islam melalui Muhammadiyah.

“Muhammadiyah kan punya motto hidup-hidupilah Muhammadiyah, jangan cari hidup di Muhammadiyah. Sehingga sebenarnya ya harus jadilah pengusaha supaya bisa menghidupi Muhammadiyah, menghidupkan gerakan-gerakan Muhammadiyah,” sebutnya.

“Cuma kan memang dulu di Muktamar atau Kongres itu kan tidak ada deklarasi gerakan ekonomi atau gerakan pengusaha begitu. Nah, sekarang Amanat Muktamar Solo sudah menegaskan gerakan ekonomi itu sudah jadi gerakan ketiga Muhammadiyah,” imbuh Soetrisno.

Gerakan Ekonomi Muhammadiyah Akan Berlari

Soetrisno Bachir. (Foto: Muhammadiyah)
Soetrisno Bachir. (Foto: Muhammadiyah)

Lebih lanjut, Soetrisno mengaku optimis bahwa gerakan ekonomi yang mulai digalakkan oleh Muhammadiyah bakal bukan hanya berjalan, tetapi berlari, alias akan lebih cepat dari kondisi normal yang semestinya.

“Saya yakin Muhammadiyah tidak akan berjalan di ekonomi, karena SDM dan potensi Muhammadiyah ini sangat luar biasa, Muhammadiyah akan berlari. Karena Muhammadiyah ini kan orang-orangnya sehat-sehat, pintar-pintar. Jadi ini saya yakin akan lari, akan cepat, bukan lagi berjalan,” tandasnya disambut tepuk tangan para peserta Rakerwil.

Sebab itu, Soetrisno mengajak umat Islam, khususnya warga Muhammadiyah agar menjadikan gerakan ekonomi dan jihad ekonomi sebagai way of life mereka. Ia berkeyakinan, jika umat Islam memiliki mindset bisnis yang bagus, maka Bangsa Indonesia yang mayoritas muslim akan menjadi kekuatan ekonomi dunia yang bahkan mengalahkan negara-negara besar.

“(Masalahnya) Umat Islam Indonesia ini besar tapi tidak banyak yang punya mindset bisnis. Sehingga ya kita di sini-sini saja. Kalau umat Islam Indonesia mindsetnya bisnis, menurut saya bahkan kita bisa mengalahkan negara-negara besar itu, bahkan bisa mengalahkan Amerika,” kelakarnya.

Islam Ajarkan Berwirausaha

Tak hanya itu, Soetrisno menegaskan bahwa ajaran-ajaran ekonomi Islam sejatinya adalah perdagangan atau bisnis, berwirausaha. Ironisnya, justru tak banyak saudagar-saudagar atau pebisnis-pebisnis besar yang lahir dari kalangan muslim Indonesia, padahal Indonesia adalah negara dengan mayoritas pemeluk Islam.

“Ajaran Islam itu ajaran untuk perdagangan, ajaran ekonominya berbisnis. Itu sahabat-sahabat nabi itu, istrinya yaitu Khadijah, bahkan Rasulullah itu juga berdagang. Khadijah itu pengusaha besar. Rasulullah itu baru usia sekitar 39 atau 40 tahun juga baru meninggalkan perdagangan. Beliau dilatih oleh pamannya untuk berdagang sejak kecil,” katanya.

“Tapi rupanya ajaran islam yang banyak ajaran ekonomi, bisnis, atau perdagangan itu justru tidak kita digunakan. Sehingga kalau kita bilang siapa pengusaha-pengusaha besar di Indonesia ya bukan dari kita (Islam),” tambah Soetrisno.

Ads Banner

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Ads Banner

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Ads Banner

Lihat Juga Tag :

Populer