22.7 C
Malang
Minggu, Maret 9, 2025
RagamDua Pendaki Gunung Meninggal Dunia di Puncak Cartenz, Kenali Gejala AMS dan...

Dua Pendaki Gunung Meninggal Dunia di Puncak Cartenz, Kenali Gejala AMS dan Hipotermia

Ilustrasi pendaki gunung. Gejala AMS dan hipotermia mengancam para pendaki ketika berada di ketinggian. Foto:SS EMC.id

MAKLUMAT — Tim SAR menemukan dua pendaki gunung yang meninggal dunia di Puncak Carstenz Pyramid, Papua. Korban bernama Elsa Laksono dan Lilie Wijayanti Poegiono diduga mengalami acute mountain sickness (AMS) saat perjalanan turun dari puncak gunung tertinggi di Indonesia tersebut.

Elsa Laksono dinyatakan meninggal dunia saat perjalanan turun dan dievakuasi ke RSUD Mimika pada Minggu (2/3) pukul 06.10 hingga 09.26 WIT. Sementara itu, Lilie Wijayati Poegiono menurut laporan Antara, meninggal dunia di Teras Dua pada Sabtu (1/3) pukul 02.07 WIT setelah dievakuasi oleh rekan-rekan serta guide pendamping.

Jenazah Lilie dijadwalkan akan dievakuasi ke RSUD Mimika pada Senin (3/3). Keduanya diduga meninggal karena AMS dan hipotermia.

Apa Itu Acute Mountain Sickness (AMS)

Pendakian gunung merupakan aktivitas yang banyak digemari baik di Indonesia maupun mancanegara. Selain untuk rekreasi, pendakian juga dapat meningkatkan kualitas fisik dan mental seseorang. Namun, perubahan lingkungan pada ketinggian bisa menyebabkan kondisi serius seperti Acute Mountain Sickness (AMS).

Laman EMC menyebut, AMS terjadi akibat berkurangnya kadar oksigen di lingkungan, yang memengaruhi sistem saraf pusat dan menimbulkan berbagai keluhan. Gejala AMS meliputi:

  • Sakit kepala (gejala utama)
  • Mual dan muntah
  • Kehilangan nafsu makan
  • Rasa lelah berlebih (terutama saat beristirahat)
  • Gangguan tidur
  • Pusing
  • Pada kondisi lebih berat, dapat menyebabkan perdarahan pada retina mata dan mengganggu penglihatan.

Gejala AMS dapat muncul beberapa jam setelah pendakian dimulai. Dalam kondisi ringan, tubuh dapat menyesuaikan diri dalam satu hingga tiga hari. Namun, AMS yang berat bisa berkembang menjadi Severe Altitude Sickness (SAS), yang berpotensi menyebabkan edema paru dan edema serebral.

Kenali Gejala Hipotermia

Selain AMS, hipotermia juga menjadi ancaman serius bagi pendaki. Hipotermia melansir laman Alo Dokter, terjadi ketika suhu tubuh turun drastis di bawah 35°C, menyebabkan gangguan fungsi jantung dan organ vital lainnya. Jika tidak segera ditangani, hipotermia dapat berujung pada henti jantung dan kematian.

Suhu tubuh normal manusia berkisar antara 36,5–37,3°C. Penurunan suhu tubuh umumnya terjadi saat seseorang terpapar suhu dingin ekstrem tanpa perlindungan yang memadai.

Penyebab Hipotermia

Hipotermia terjadi ketika panas tubuh yang dihasilkan tidak cukup untuk menggantikan panas yang hilang. Beberapa kondisi yang meningkatkan risiko hipotermia meliputi:

  • Berada di tempat dingin dalam waktu lama
  • Mengenakan pakaian yang tidak sesuai dengan suhu dingin
  • Terlalu lama memakai pakaian basah
  • Berada di dalam air dingin terlalu lama

Selain itu, beberapa faktor risiko lain yang dapat memperparah kondisi hipotermia adalah:

  • Usia bayi, balita, dan lansia
  • Kelelahan
  • Gangguan mental seperti demensia
  • Konsumsi alkohol dan penyalahgunaan NAPZA
  • Penggunaan obat-obatan tertentu
  • Penyakit kronis seperti hipotiroidisme, stroke, atau diabetes

Gejala Hipotermia

Hipotermia memiliki tiga tingkatan gejala:

1. Hipotermia ringan (suhu 32–35°C):

  • Pucat
  • Kulit terasa dingin
  • Menggigil
  • Mengantuk
  • Napas cepat

2. Hipotermia sedang (suhu 28–32°C):

  • Berhenti menggigil
  • Napas melambat
  • Denyut jantung melambat
  • Penurunan kesadaran

3. Hipotermia berat (suhu di bawah 28°C):

  • Kaku otot
  • Tidak memberi respons
  • Henti jantung

Pada bayi, hipotermia ditandai dengan kulit dingin dan kemerahan, serta tampak lemas dan tidak mau menyusu.

Penanganan dan Pencegahan Hipotermia

Hipotermia adalah kondisi gawat darurat yang membutuhkan penanganan segera. Jika menemukan seseorang dengan hipotermia, lakukan langkah-langkah berikut:

  • Pindahkan ke tempat yang lebih hangat dan kering.
  • Ganti pakaian basah dengan pakaian kering.
  • Selimuti tubuh dengan selimut tebal.
  • Berikan minuman hangat dan manis jika penderita sadar.
  • Berikan kompres hangat di leher, dada, dan selangkangan.
  • Hindari penggunaan air panas atau bantal pemanas untuk mencegah komplikasi jantung.

Kasus meninggalnya dua pendaki di Puncak Cartenz menjadi pengingat betapa pentingnya persiapan fisik dan pengetahuan mengenai bahaya pendakian di ketinggian ekstrem. AMS dan hipotermia merupakan dua kondisi yang kerap dialami pendaki dan dapat berakibat fatal jika tidak ditangani dengan tepat.

Oleh karena itu, pendaki harus memahami tanda-tanda awal kedua kondisi ini serta melakukan langkah pencegahan, seperti aklimatisasi sebelum mendaki, membawa perlengkapan yang sesuai, dan mengenali batas kemampuan fisik sendiri. Dengan persiapan yang matang, risiko bahaya saat pendakian dapat diminimalkan.***

 

Ads Banner

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Ads Banner

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Ads Banner

BACA JUGA ARTIKEL TERKAIT

ARTIKEL LAINNYA

Populer