25.3 C
Malang
Rabu, Maret 12, 2025
KilasPerang Sarung Saat Ramadan Jadi Meresahkan, Anggota DPRD Jatim Dorong Langkah Tegas

Perang Sarung Saat Ramadan Jadi Meresahkan, Anggota DPRD Jatim Dorong Langkah Tegas

Anggota DPRD Jatim, Lilik Hendarwati. (Foto: IST)
Anggota DPRD Jatim, Lilik Hendarwati. (Foto: IST)

MAKLUMAT — Anggota DPRD Provinsi Jawa Timur, Lilik Hendarwati, menyoroti kebiasaan perang sarung yang dulu menjadi ‘permainan khas’ ketika Ramadan, kini justru menjadi aksi yang meresahkan masyarakat, terutama di Surabaya.

Bahkan, kata dia, beberapa kejadian menunjukkan adanya senjata tajam maupun benda-benda berbahaya yang disembunyikan dalam sarung, meningkatkan potensi mengakibatkan luka dan bentrokan yang berbahaya.

Menanggapi hal tersebut, Lilik meminta aparat keamanan dan pemerintah daerah untuk mengambil langkah tegas dalam mencegah perang sarung berkembang menjurus menjadi tindakan kriminal.

“Jika perang sarung mengarah pada kekerasan, meresahkan masyarakat, atau bahkan menimbulkan korban, maka kami mendorong aparat dan pemerintah daerah untuk mengambil langkah pencegahan, seperti patroli keamanan atau sosialisasi ke masyarakat,” ujarnya.

Ramadan Momentum Ibadah, Bukan Tawuran

Lilik menegaskan, Ramadan adalah bulan suci, sehingga harus diisi dengan kegiatan yang lebih positif dan bermanfaat. Ia mengajak generasi muda untuk mengalihkan perang sarung ke aktivitas yang lebih mendukung nilai-nilai keislaman.

“Sahur harusnya menjadi momen ibadah. Anak-anak muda lebih baik mengisi waktu sahur dengan kegiatan positif seperti sahur bersama, lomba islami, atau diskusi keagamaan,” kata perempuan yang menjabat Ketua Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) DPRD Jatim itu.

Selain itu, ia mendorong pemerintah daerah untuk segera menetapkan aturan dan sanksi bagi pelaku perang sarung yang mengarah pada kekerasan. Menurutnya, tindakan tegas diperlukan agar kejadian serupa tidak berulang.

“Pemerintah daerah harus berani mengambil sikap tegas, baik melalui sanksi bagi pelaku kekerasan maupun kebijakan khusus selama Ramadan agar situasi tetap kondusif,” tegas Lilik.

Peran Ulama dan Tokoh Masyarakat

Lebih lanjut, Lilik juga mengajak ulama dan tokoh masyarakat untuk ikut serta dalam memberikan pemahaman kepada generasi muda. Ia menekankan bahwa pelarangan saja tidak cukup, melainkan harus ada alternatif kegiatan yang lebih bermanfaat.

“Kami berharap ada keterlibatan ulama dan tokoh masyarakat untuk mengarahkan tradisi ini ke jalur yang lebih positif, bukan sekadar melarang tetapi memberikan alternatif yang lebih bermanfaat,” tandasnya.

Lilik berharap, semakin maraknya perang sarung yang berujung kekerasan, mendapatkan atensi serius dan langkah cepat, serta tegas dari berbagai pihak sangat diperlukan. Keamanan dan ketertiban di bulan suci Ramadan harus tetap dijaga, agar esensi bulan penuh berkah ini tidak tercoreng oleh aksi kekerasan.

Ads Banner

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Ads Banner

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Ads Banner

BACA JUGA ARTIKEL TERKAIT

ARTIKEL LAINNYA

Populer