21 C
Malang
Senin, Maret 17, 2025
KilasHaedar Nashir: Islam Hadir untuk Melakukan Transformasi Peradaban

Haedar Nashir: Islam Hadir untuk Melakukan Transformasi Peradaban

Ketua Umum PP Muhammadiyah, Prof Haedar Nashir. (Foto:IST)
Ketua Umum PP Muhammadiyah, Prof Haedar Nashir. (Foto:IST)

MAKLUMAT — Risalah Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad bukan sekadar ajaran spiritual, tetapi juga proses transformasi yang dahsyat. Pesan kenabian itu mampu mengubah masyarakat jahiliyah menjadi peradaban maju yang menerangi dunia.

Ketua Umum PP Muhammadiyah, Prof Dr Haedar Nashir MSi, menyampaikan hal tersebut ketika menghadiri Silaturahmi dan Buka Bersama Departemen Radiologi 2025 Universitas Gadjah Mada (UGM), yang digelar secara daring pada Kamis (14/3/2025).

Menurut Haedar, kejahilan di masa lalu tercermin dalam praktik menyembah berhala, diskriminasi terhadap perempuan, penyelesaian konflik dengan pertumpahan darah, serta sistem ekonomi ribawi. Namun, risalah Nabi Muhammad mengubah Madinah menjadi kota yang mencerahkan, yang kemudian melahirkan peradaban Islam yang turut membidani lahirnya peradaban Barat modern.

“Itulah proses transformasi dari agama. Artinya, agama hadir tidak hanya secara normatif mengatur hubungan kita dengan Allah, bahkan apapun agamanya. Tetapi dalam hal ini, Agama Islam hadir untuk melakukan transformasi peradaban,” ujar Haedar.

Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa risalah kenabian juga membawa transformasi rohani. Salah satu perintah yang mencerminkan perubahan spiritual ini adalah melalui ibadah puasa.

Menurut Haedar, puasa bukan sekadar mengubah jadwal makan atau aktivitas harian, tetapi merupakan latihan untuk memperbaiki hati, pikiran, dan kebiasaan menuju ketakwaan yang lebih tinggi. Ia mengingatkan agar puasa tidak hanya menghasilkan lapar dan haus, tetapi benar-benar menjadi sarana pengendalian hawa nafsu.

Mindful Fasting

Menukil Imam Ghazali, Haedar menjelaskan adanya dua jenis puasa, yaitu puasa khusus dan super istimewa. Puasa khusus adalah puasa yang dilakukan kebanyakan muslim, sementara puasa super istimewa adalah mindful fasting—puasa dengan kesadaran penuh terhadap tubuh dan jiwa, sehingga mampu mengubah karakter seseorang.

Mindful fasting itu puasa dengan penuh kesadaran tentang tubuh kita dan jiwa agar kita mampu berpuasa secara transformatif, mengubah jiwa kita agar tetap memiliki qalbun salim, pikiran kita agar tetap ahlu salim, kemudian sikap dan tindakan kita menjadi salih,” jelasnya.

Haedar berharap bahwa transformasi ruhani dari ibadah puasa tidak hanya berdampak pada individu, tetapi juga menjadi fondasi dalam menebarkan kebaikan di tengah kemanusiaan global. Seorang muslim, katanya, eksistensinya harus mampu memberikan manfaat bagi peradaban manusia, baik melalui hal-hal besar maupun kecil, asalkan dilakukan secara konsisten.

Ads Banner

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Ads Banner

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Ads Banner

BACA JUGA ARTIKEL TERKAIT

ARTIKEL LAINNYA

Populer