22.2 C
Malang
Selasa, Maret 18, 2025
RagamMahasiswa UMM asal Afrika Berbagi Cerita Ramadan

Mahasiswa UMM asal Afrika Berbagi Cerita Ramadan

Mahasiswa UMM asal Guinea, Boubacar Demba Barry. Foto: dok.UMM

MAKLUMAT – Ramadan menjadi bulan yang penuh makna bagi umat Muslim di seluruh dunia. Termasuk bagi Boubacar Demba Barry. Ia adalah mahasiswa asal Conakry, Guinea tengah menempuh pendidikan di Universitas Muhammadiyah Malang.

Demba berbagi pengalamannya menjalani puasa di Indonesia serta perbedaan yang ia rasakan dengan negaranya. Ia mengungkapkan bahwa durasi puasa di Guinea dan Indonesia tidak jauh berbeda, yakni sekitar 15 jam. Namun, ada satu hal yang cukup kontras baginya. Apa itu?

“Di negara saya, orang berpuasa di musim kemarau dengan cuaca panas. Sedangkan di Indonesia, berpuasa di musim hujan dengan suhu yang lebih dingin,” kata pria yang sudah tinggal di Indonesia selama enam bulan ini.

Selain perbedaan musim, ia juga menemukan cukup banyak tradisi unik di Indonesia. Salah satunya adalah kegiatan ngabuburit sebelum berbuka dan sahur on the road. Di Guinea, menurutnya, tidak ada tradisi seperti itu.

Akulturasi Budaya Ramadan

“Biasanya, orang-orang hanya berkumpul di kedai kopi setelah bekerja untuk mengobrol hingga waktu berbuka tiba. Tetapi tidak ada acara kumpul-kumpul khusus untuk berbuka atau sahur,” tambahnya.

Meskipun begitu, puasa Ramadan di Indonesia jauh lebih sejuk. Ini yang membuatnya lebih nyaman berpuasa. Terkadang ia bahkan tidak merasa sedang berpuasa karena perbedaan waktu dan cuaca yang lebih bersahabat.

Namun, ada tantangan yang ia rasakan. Demba kesulitan menemukan makanan khas Guinea untuk berbuka puasa. “Saya tidak menemukan lafidi. Ini adalah makanan yang biasa saya konsumsi untuk berbuka. Juga bubur yang terbuat dari beras atau jagung,” ia menambahkan.

Meski begitu, ia tetap menikmati kuliner Indonesia. Dari sekian banyak makanan yang ia coba, nasi goreng serta nasi putih dengan ayam goreng atau bebek goreng menjadi favoritnya. Menurutnya, makanan ini enak dan cocok dengan seleranya.

Harapan di Bulan Suci

Pengalaman Ramadan di Indonesia bagi Demba tidak hanya memperkaya perspektifnya tentang budaya Muslim di negara lain, tetapi juga memberinya kesempatan beradaptasi dengan tradisi baru.

“Saya sangat menikmati Ramadan di sini. Meskipun ada beberapa hal yang berbeda, tetapi saya merasa nyaman dan bisa berpuasa dengan baik,” terangnya.

Ia berharap selama Ramadan ini banyak-banyak memohon kepada Allah SWT agar selalu mendapat kesehatan, akhlak dan karakter yang baik untuk menjalankan kewajiban agama. Semoga Allah SWT menerima doa-doa kita,” ia memungkasi.

Pengalamannya menjadi cerminan bagaimana Ramadan tetap terasa istimewa di mana pun seseorang berada. Dengan berbagai perbedaan budaya dan tradisi, semangat ibadah dan kebersamaan tetap menjadi esensi utama dalam menjalani bulan suci ini.

Ads Banner

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Ads Banner

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Ads Banner

BACA JUGA ARTIKEL TERKAIT

ARTIKEL LAINNYA

Populer