26.7 C
Malang
Rabu, April 2, 2025
KilasApresiasi Inisiatif Muhammadiyah, DK3P Jatim Dorong Budaya Aman dan Sehat Beribadah di...

Apresiasi Inisiatif Muhammadiyah, DK3P Jatim Dorong Budaya Aman dan Sehat Beribadah di Masjid

Wakil Ketua DK3P Jatim, Edi Priyanto, saat menyampaikan paparannya dalam FGD bertajuk 'Kajian Kebijakan Tata Kelola Keselamatan dan Kesehatan Beribadah di Masjid' yang digelar LHKP PWM Jawa Timur pada Kamis (27/3/2025) di Gedung PWM Jatim, Surabaya. (Foto: Ubay NA)
Wakil Ketua DK3P Jatim, Edi Priyanto, saat menyampaikan paparannya dalam FGD bertajuk ‘Kajian Kebijakan Tata Kelola Keselamatan dan Kesehatan Beribadah di Masjid’ yang digelar LHKP PWM Jawa Timur pada Kamis (27/3/2025) di Gedung PWM Jatim, Surabaya. (Foto: Ubay NA)

MAKLUMAT – Wakil Ketua Dewan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Provinsi (DK3P) Jawa Timur, Edi Priyanto, mengapresiasi peran Muhammadiyah yang menurutnya menjadi pelopor budaya keselamatan dan kesehatan beribadah di masjid.

Hal itu ia ungkapkan ketika menjadi narasumber dalam focus group discussion (FGD) bertajuk ‘Kajian Kebijakan Tata Kelola Keselamatan dan Kesehatan Beribadah di Masjid‘ yang digelar Lembaga Hikmah dan Kebijakan Publik (LHKP) Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur pada Kamis (27/3/2025) di Gedung PWM Jatim, Surabaya.

Edi menegaskan, fungsi masjid bukan sebatas sebagai tempat beribadah, tetapi juga menjadi pusat aktivitas sosial dan pendidikan. Karena itu, pendekatan K3L (Keamanan, Keselamatan, Kesehatan, dan Lingkungan) di masjid adalah keniscayaan, bukan tambahan ataupun opsional.

“Harapan kami, semua masjid bisa menjadi pionir rumah ibadah yang aman, sehat, ramah lingkungan, dan inklusif. Ini bukan soal standar teknis, tapi gerakan kolaboratif. Sinergi ini untuk menjadikan masjid sebagai tempat ibadah yang rahmatan lil ‘alamin, selamat, dan sehat,” tegasnya.

Dalam kesempatan itu, Edi mengungkapkan bahwa kajian awal DK3P Jatim menemukan risiko kebakaran karena instalasi listrik yang tak standar, lantai licin, kurangnya akses difabel, hingga penyebaran penyakit menular di ruang tertutup masih sering terabaikan.

Kerja sama LHKP PWM Jatim dan DK3P Jatim telah menyusun panduan awal K3L, yang tidak hanya teknis dan aplikatif. Ke depan, Edi berharap panduan tersebut dapat segera disempurnakan dan diselesaikan. Panduan tersebut berlandaskan pada nilai-nilai maqashid syariah, yakni menjaga jiwa, agama, akal, harta, dan keturunan.

“Maka itu perlu membangun culture untuk menciptakan K3L di masjid. Tetapi upaya ini membutuhkan waktu yang tidak singkat, karena perlu intensitas dan kebiasaan dalam membangun budaya,” tandasnya.

Lebih lanjut, Edi juga memberikan atensi terkait isu lingkungan hidup, yang menurutnya dapat dimulai dari gerakan di masjid-masjid. Ia menilai, sudah saatnya masjid mengimplementasikan Piagam Paris 2015, terkait sustainable development goal’s (SDG’s). Misalnya, mempertegas pentingnya penyediaan sampah agar tidak mewariskan sampah yang tidak bisa terurai kepada anak cucu nanti.

“Kita tahu masjid kerap menggelar kegiatan dengan menyediakan makanan. Kerap terlihat sampah organik dan nonorganik dicampur. Padahal sampah seperti plastik, sulit terurai. Jika ini dilakukan, sudah bukan lagi memberi amal jariyah. Tapi dosa jariyah kepada anak cucu,” terang pria yang juga menjabat Wakil Ketua Asosiasi Ahli K3 Jawa Timur.

Edi menandaskan, pemilahan sampah plastik dan organik harus betul-betul diperhatikan. Selain itu, juga sirkulasi udara di dalam masjid, penghijauan untuk memberi oksigen, hingga perawatan karpet agar lingkungan tetap bersih dan sehat.

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Ads Banner

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Ads Banner

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Ads Banner

BACA JUGA ARTIKEL TERKAIT

ARTIKEL LAINNYA

Populer