27.6 C
Malang
Rabu, April 16, 2025
KilasDorong Anak Usia Dini Lebih Kritis, Kemendikdasmen Gelar Aksi Ilmuwan Cilik

Dorong Anak Usia Dini Lebih Kritis, Kemendikdasmen Gelar Aksi Ilmuwan Cilik

Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), Kemendikdasmen, menggelar webinar bertajuk “Aksi Ilmuwan Cilik: Membangun Kemampuan Berpikir Ilmiah pada Anak Usia Dini melalui Kegiatan Bermain yang Menggembirakan”, Selasa (15/4/2025). Foto:Kemendikdasmenn

MAKLUMAT Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) terus mendorong penguatan kemampuan berpikir kritis sejak dini lewat program bertajuk Aksi Ilmuwan Cilik. Melalui Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), Kemendikdasmen menggelar webinar nasional yang berlangsung Selasa (15/4/2025), bertepatan dengan peringatan Hari Anak Nasional 2025.

Kegiatan ini mengusung tema “Membangun Kemampuan Berpikir Ilmiah pada Anak Usia Dini melalui Kegiatan Bermain yang Menggembirakan”. Tujuannya untuk menanamkan minat anak terhadap bidang STEAM (Science, Technology, Engineering, Art, Mathematics), sekaligus membentuk karakter anak yang cakap berpikir tingkat tinggi.

Direktur Jenderal PAUD Dikdasmen, Gogot Suharwoto, menekankan pentingnya menghadirkan pembelajaran yang joyful, meaningful, dan mindful. Ia menegaskan bahwa pendekatan ini sejalan dengan fitrah anak yang senang bermain dan harus disesuaikan dengan minat serta perkembangan psikologis mereka.

“Secanggih apa pun metode yang kita rancang, kalau tidak sesuai dengan potensi dan dunia anak, maka hasilnya tidak akan maksimal,” ujar Gatot dalam keterangan resminya.

Direktur PAUD, Nia Nurhasanah, menambahkan bahwa rasa ingin tahu anak adalah bekal awal dalam menumbuhkan karakter ilmuwan cilik. Pendekatan sains yang dimaksud dilakukan dengan cara sederhana, seperti mengamati, bertanya, dan menyampaikan pendapat sendiri.

“Bukan cuma belajar konten, tetapi membangun sikap kritis, eksploratif, dan sistematis. Itu penting agar anak menjadi calon inovator masa depan,” kata Nia.

Kegiatan ini juga menghadirkan praktisi pendidikan, seperti Kepala TK Haraki Pre-School, Eka Nurmala Annisa, yang menjelaskan pentingnya mengintegrasikan pendekatan sains dalam pendidikan dini. Ia menilai metode ini efektif menumbuhkan kebiasaan berpikir teliti dan mendalam.

Sementara itu, dosen PGPAUD Universitas Negeri Jakarta, Azizah Muis, mendorong para guru untuk mendokumentasikan proses belajar dalam bentuk video atau modul ajar. Proyek bertema “Cintai Bumi Demi Masa Depan Indonesia Emas” ini terbuka bagi seluruh satuan PAUD dan wajib melibatkan anak usia 3–6 tahun selama minimal lima pertemuan.

Setiap karya harus orisinal dan didukung dokumen lengkap seperti surat persetujuan orang tua dan identitas lembaga. Periode pengumpulan dimulai 5 hingga 24 Mei 2025. Karya terbaik akan mendapat penghargaan dan didaftarkan hak ciptanya oleh Kemendikdasmen.

Lewat program Aksi Ilmuwan Cilik ini, Kemendikdasmen berharap anak-anak Indonesia tak hanya cerdas secara kognitif, tapi juga memiliki fondasi kuat dalam berpikir logis, sistematis, dan kreatif sejak usia dini.***

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Ads Banner

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Ads Banner

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Ads Banner

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

BACA JUGA ARTIKEL TERKAIT

ARTIKEL LAINNYA

Populer