
MAKLUMAT — Jumlah anak muda yang sukses membangun perusahaan bisa dihitung dengan jari. Lebih sedikit lagi yang berhasil menembus industri pertahanan dan keamanan. Dari kelompok kecil itu, muncul nama Dr Ir Yussi Perdana Saputera, ST., MT., IPM., ASEAN Eng., APEC Eng., seorang pengusaha muda asal Kalimantan Selatan yang berhasil mendirikan perusahaan teknologi radar Indonesia.
Lahir di Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Yussi menunjukkan ketertarikan pada dunia teknologi sejak kecil. Ia kerap mengikuti lomba menggambar dan mewarnai, serta gemar membongkar-pasang mainan dinamo.
“Dulu ulun (saya) suka merakit dan utak-atik barang elektronik,” kata Yussi dalam wawancara dengan Al Jihad TV, Jumat (4/4/2025).
Yussi adalah putra sulung dari H Yusmilan AK, pengurus Masjid Al Jihad, masjid milik Muhammadiyah di Banjarmasin. Ia aktif di kegiatan Angkatan Muda Masjid Al Jihad (AMMA) dan banyak belajar kepemimpinan di sana.
Pendidikan formal ditempuh di Madrasah Ibtidaiyah dan Tsanawiyah di Banjarmasin, kemudian melanjutkan ke SMK Telkom Banjarbaru jurusan Informatika. Di situlah ia mulai mencintai dunia teknologi. Gelar sarjana diperolehnya dari Universitas Telkom Bandung jurusan Teknik Telekomunikasi.
Semasa kuliah, Yussi aktif sebagai asisten dosen dan peneliti di Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). Setelah lulus, ia memilih tetap di Pulau Jawa dan melanjutkan S2 di Institut Teknologi Bandung (ITB) melalui program beasiswa.
Mendirikan PT Radar Telekomunikasi Indonesia
Usai menyelesaikan pendidikan pascasarjana pada 5 Februari 2016, Yussi mendirikan PT Radar Telekomunikasi Indonesia (PT RTI) bersama rekan-rekannya. Perusahaan ini bergerak di sektor industri pertahanan dalam negeri, di bawah naungan Kementerian Pertahanan.
PT RTI mengembangkan produk teknologi radar buatan Indonesia, termasuk radar pantai, radar pertahanan udara, dan radar pelacak senjata untuk Tentara Nasional Indonesia (TNI). Produk ini juga digunakan oleh kalangan sipil, lembaga riset, dan berbagai instansi pemerintah.
Yussi mengedepankan prinsip kemandirian teknologi dan Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) dalam setiap inovasinya. Ia berkomitmen untuk menjadikan Indonesia lebih mandiri dalam bidang teknologi radar.
Salah satu produk PT RTI sempat menarik perhatian pemerintah Kerajaan Arab Saudi. Mereka menawarkan investasi senilai Rp80 miliar. Namun, ada syarat berat: membangun pabrik di Saudi, mengganti kewarganegaraan, dan menetap minimal lima tahun.
“Tawaran itu ulun tolak karena merasa berat meninggalkan tanah air,” kata Yussi.
Kiprah Sosial dan Tips Sukses
Sebagai bagian dari komunitas pengusaha muda Kalimantan Selatan, Yussi tetap menjalin hubungan dengan lingkungan asalnya. Ia mengapresiasi perkembangan Masjid Al Jihad yang kini dilengkapi layanan profesional seperti ambulans, toilet berstandar hotel, dan fasilitas penyembelihan hewan kurban modern yang mampu menangani 90 ekor sapi dalam sehari.
Kepada generasi muda, Yussi membagikan lima prinsip sukses: pegang teguh nilai agama, patuhi orang tua, berbuat baik, rajin bersedekah, terus belajar dan bangun jaringan, serta pandai mencari peluang.
Kisah Yussi Perdana Saputera adalah contoh nyata bahwa anak muda sukses di bidang pertahanan bukan hanya mimpi. Dengan kerja keras, visi jelas, dan komitmen pada bangsa, Indonesia dapat berdiri sejajar dalam inovasi pertahanan global.