
MAKLUMAT — Kala algoritma lebih menghargai kehebohan ketimbang kebenaran, Malaka Project justru hadir sebagai anomali. Di balik kanal ini, berdiri Cania Citta—satu dari 9 pendiri Malaka Prroject–, seorang pemikir yang menolak tunduk pada logika viral demi klik semata.
Ia percaya, informasi yang benar tak hanya penting, melainkan esensial bagi kehidupan publik. Di tengah derasnya arus konten dangkal, Malaka muncul sebagai ruang alternatif yang menawarkan kedalaman.
Keyakinan itu ditegaskan Cania ketika menjadi tamu dalam podcast kanal YouTube DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Selasa (22/4/2025). Di sana, ia menyampaikan pandangan fundamental: bahwa kebenaran akan selalu relevan karena ia berguna—dan kegunaan adalah kebutuhan semua orang.
Bagi Malaka Project, kebenaran bukan komoditas, melainkan fondasi. Konten yang mencerdaskan bisa dikemas sedemikian rupa sehingga terasa relevan dan membantu kehidupan seseorang. Malaka percaya bahwa maka lambat laun publik akan menjadi penonton setia, meski di tengah tren konten yang dangkal. “Jadi kalau orang di-ekspose ke situ dengan cara yang tepat, orang akan bergerak ke situ. Itu sudah akan secara otomatis terjadi gitu. Karena manusia nature-nya akan mencari sesuatu yang membuat hidupnya lebih baik,” ujarnya.
Malaka adalah sebuah platform edukasi digital yang bertujuan untuk memberdayakan generasi muda Indonesia dengan merombak kerangka berpikir agar lebih mengutamakan logika, empati, dan pandangan ilmiah. Kanal YouTube Malaka, yaitu @MalakaProjectid saat ini sudah memiliki 686 ribu subscribers sejak dibuat pada 2 Oktober 2023 lalu.
Cania menjelaskan bahwa selama ini Malaka melalui konten-kontennya selalu berusaha untuk mendorong hal-hal fundamental, seperti kemampuan berpikir matematis, logis, rasional, dan saintifik, agar dapat dimiliki oleh semua orang. Ia juga menilai bahwa pendidikan di Indonesia belum berhasil mendistribusikan kemampuan-kemampuan penting tersebut secara merata.
“Kami mau membantulah, mengisi peran di situ dan mudah-mudahan bareng-bareng juga sama orang-orang yang support Malaka selama ini gitu untuk bisa lakuin itu,” papar alumni Ilmu Politik dari Universitas Indonesia (UI) tersebut.
Cania juga menyampaikan harapannya agar masyarakat memiliki semacam “vaksinasi” guna menangkal informasi dan opini yang menyesatkan, tanpa memandang siapa penyebarnya. Ia menekankan bahwa kebodohan bisa berasal dari siapa saja, baik yang bergelar maupun tidak, sehingga yang terpenting adalah membekali diri dengan kemampuan berpikir kritis.
“Kita kan enggak kehabisan loh contoh-contoh doktor dan PhD yang bicara ngawur. Jadi kita justru butuh bekalin diri kita dengan imunitas, dengan vaksinasi nih terhadap virus-virus kebodohan yang bisa disebarkan oleh siapa saja,” jelasnya.
________