Kisah Inspiratif Salam Alifiah, Nelayan 95 Tahun yang Menabung 15 Tahun untuk Naik Haji

Kisah Inspiratif Salam Alifiah, Nelayan 95 Tahun yang Menabung 15 Tahun untuk Naik Haji

MAKLUMATSalam Alifiah akhirnya menunaikan impian hidupnya untuk berhaji setelah 15 tahun menabung dari hasil tangkapan laut. Nelayan asal Kabupaten Serdang Bedagai ini berangkat ke Tanah Suci bersama putranya, Sari Gunawan. Kakek Salam, yang kini berusia 95 tahun, berhasil mewujudkan mimpinya berkat kesabaran dan kerja kerasnya yang tak kenal lelah.

Kakek yang berasal dari Dusun I, Desa Pekan Tanjung Beringin, Kecamatan Tanjung Beringin, ini telah menabung sejak masih aktif melaut. Meski usianya tak lagi muda, semangat dan tekadnya untuk menunaikan Rukun Islam yang kelima tidak pernah pudar. “Saya sangat bersyukur akhirnya bisa berhaji meski sudah sangat tua,” kata Salam dikutip dari laman Kemenag, Rabu (23/4/2025) lalu.

Menabung dari Hasil Laut

Cerita Kakek Salam adalah sebuah perjalanan panjang penuh kesabaran. Sejak muda, ia mengais rezeki dari laut sebagai nelayan tradisional. “Kadang saya bisa menabung Rp10.000 hingga Rp20.000 per hari. Kalau hasil tangkapan melimpah, bisa sampai Rp50.000,” kenang Salam. Uang yang dikumpulkannya perlahan-lahan dalam tempo 15 tahun itu akhirnya membuahkan hasil. Meskipun tidak selalu banyak, namun ia terus berusaha menabung seiring waktu. Setelah memutuskan untuk tidak melaut lagi karena faktor usia, tabungannya mencapai sekitar Rp25 juta.

Kisah ini diungkapkan oleh Sari Gunawan, putra ketiga Kakek Salam, yang mendampingi ayahnya dalam perjalanan berhaji. Menurut Sari, meskipun proses menabungnya berjalan perlahan, tidak ada kata menyerah dalam hati sang ayah. “Bapak terus menabung meski hasilnya tak selalu banyak. Alhamdulillah, akhirnya setelah 15 tahun, impian Bapak untuk berhaji bisa terwujud,” ungkapnya.

Namun, bukan hanya tabungan yang mengantarkan Kakek Salam ke tanah suci. Keluarga harus berembuk bersama, menutupi biaya yang belum tercapai. “Setelah kami menyelesaikan biaya haji yang mencapai lebih dari Rp20 juta, akhirnya kami bisa memberangkatkan ayah,” tambah Sari Gunawan. Untuk itu, Sari juga memutuskan untuk ikut mendampingi sang ayah menuju Tanah Suci.

Menjadi Calhaj Tertua di Kabupaten Sergai

Di usia 95 tahun, Kakek Salam tercatat sebagai calon haji (calhaj) tertua dari Kabupaten Serdang Bedagai, yang dikenal dengan julukan Tanah Bertuah Negeri Beradat. Keberangkatannya didampingi oleh putra ketiganya, Sari Gunawan, yang juga menjadi bagian dari rombongan haji tahun ini. Mereka tergabung dalam kelompok terbang (kloter) 14 Embarkasi Medan bersama 284 calhaj lainnya.

Meskipun jarak usia antara Kakek Salam dan putranya terpaut cukup jauh, keduanya merasa sangat bersyukur dapat berangkat bersama. “Bapak sudah lama ingin pergi berhaji. Saya pun bersyukur bisa mendampingi beliau ke tanah suci. Ini adalah momen yang tak ternilai bagi keluarga kami,” kata Sari Gunawan dengan penuh haru.

Keberangkatan Kakek Salam dan rombongan calhaj lainnya direncanakan pada 18 Mei 2025. Mereka akan terbang menuju Jeddah dengan penerbangan GIA-3114 dan dijadwalkan tiba pada pukul 14:35 WAS. Kepala Kantor Kemenag Serdang Bedagai, Azrul Aswan Sirait, turut mengungkapkan rasa bangganya atas keberangkatan Kakek Salam yang menjadi simbol kesabaran dan ketekunan. “Bapak Salam adalah contoh nyata bahwa niat dan usaha tak mengenal usia. Semoga beliau dan seluruh jemaah haji asal Sergai diberikan kesehatan dan kemudahan dalam menjalankan ibadah,” katanya.

Mewujudkan Mimpi di Usia Senja

Bagi Kakek Salam, perjalanan haji ini bukan hanya tentang menunaikan ibadah, tetapi juga tentang mewujudkan mimpi yang telah tertunda puluhan tahun. Meski sudah memasuki usia senja, semangatnya untuk menjalankan ibadah haji membuktikan bahwa tekad dan kesabaran dapat mengalahkan segala rintangan. Salam mengakhiri ceritanya dengan penuh rasa syukur, “Alhamdulillah, meski sudah sepuh, Allah memberi kesempatan untuk saya berhaji. Semoga saya dan keluarga bisa kembali dengan membawa keberkahan.”

Dengan keberangkatan Kakek Salam, kisah inspiratif tentang ketekunan seorang nelayan yang menabung selama 15 tahun untuk menjalankan ibadah haji ini akan terus dikenang, tidak hanya oleh keluarga, tetapi juga oleh seluruh masyarakat Kabupaten Serdang Bedagai.

*) Penulis: Edi Aufklarung

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *