MAKLUMAT – Pernah mendengar neuropati perifer? Penyakit ini bisa akibat kondisi ketika sistem saraf tepi tidak dapat bekerja dengan baik. Sementara sistem saraf tepi berfungsi mengirimkan sinyal dari sistem saraf pusat ke seluruh tubuh.
Sistem saraf tepi terdiri dari tiga jenis, yakni saraf sensorik, motorik, dan otonom. Menurut para ahli, kerusakan pada saraf perifer bisa memicu berbagai gejala. Tapi itu tergantung pada saraf yang terpengaruh.
Tidak main-main peran sistem saraf tepi. Yakni bertugas transmisi informasi sensorik, seperti rasa sakit, sentuhan, atau rasa panas dan dingin. Saraf motorik berfungsi mengendalikan gerakan otot.
Sementara itu, saraf otonom meregulasi aktivitas tubuh involunter, seperti tekanan darah dan perkemihan. Kerusakan pada saraf perifer dapat memengaruhi berbagai fungsi tubuh.
Sebetulnya gangguan ini bersifat umum. Di mana prevalensi neuropati pada populasi umum berkisar antara 1 persen hingga 7 persen. Namun kasus pengidap usia di atas 50 tahun cukup banyak.
Penyebab Neuropati Perifer
Mengutip RS Siloam, penyebab neuropati perifer cukup beragam. Bisa karena diabetes tipe 2, mengonsumsi alkohol, hingga gangguan vaskular. Tidak tertutup kemungkinan autoimun dan peradangan, akibat obat-obatan, tumor, cedera fisik, dan virus HIV.
Diabetes tipe 2 yang tidak tak terkendali menyebabkan hilangnya sensasi pada kaki dan tungkai. Neuropati perifer mempengaruhi 25 persen hingga 50 persen pasien gula darah, karena berbagai faktor. Misalnya usia pasien, lamanya menderita penyakit gula darah dan tingkat pengendaliannya.
Neuropati perifer bisa karena kurangnya tembaga dan vitamin B1, B6, B9, B12, dan E dalam tubuh. Kekurangan vitamin ini berpotensi merusak saraf. Tapi, kelebihan vitamin B6 bisa menyebabkan hal yang sama.
Gejala Neuropati Perifer
Karena memengaruhi beberapa jenis saraf, neuropati perifer dapat menimbulkan berbagai gejala yang menganggu kegiatan. Beberapa tanda-tanda seperti gejala motoric yang meliputi, kram otot. kedutan. kelemahan otot, kaku lunglai, atrofi otot, gerakan otot tak terkendali, kelumpuhan.
Adapun gejala sensorik meliputi, kesemutan, kebas, berkurangnya sensasi panas atau dingin, kehilangan keseimbangan dan koordinasi, dan muncul rasa nyeri akibat sentuhan ringan.
Sedangkan gejala otonom biasanya murah berkeringat baik terlalu banyak atau sedikit, perut kembung, diare, pusing akibat tekanan darah rendah, jantung berdebar, gangguan fungsi seksual, dan kehilangan kendali usus.
Penyembuhan dan Pencegahan
Bila Anda mengalami beberapa hal di atas, bersegeralah memeriksakan diri ke dokter. Apakah neuropati perifer bisa sembuh? Dokter terlebih dahulu melakukan wawancara medis, kemudian memberikan saran apakah cukup dengan obat-obatan fisioterapi, atau operasi.
Ada beberapa langkah untuk mencegah masalah ini timbul. Anda wajib mampu mengelola kadar gula darah, mengonsumsi makanan sehat dengan gizi seimbang, berhenti merokok, mengurangi konsumsi kafein dan mendapatkan vaksinasi.