UMM Petakan Skema Pembenahan Pendidikan bersama Mendikdasmen

UMM Petakan Skema Pembenahan Pendidikan bersama Mendikdasmen

MAKLUMATMenteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Prof. Abdul Mu’ti, M. Ed., menegaskan pentingnya teknologi dalam mendukung pembelejaran di era digital. Implementasi ini mendorong siswa mampu berpikir kritis, sejalan dengan pembelajaran mendalam (deep learning) yang mindful, meaningful, dan joyful.

Pendekatan ini bertujuan menciptakan proses pembelajaran yang fleksibel dan menyenangkan bagi siswa. Namun, dalam penerapannya banyak siswa belum mampu membedakan informasi berdasarkan fakta dan palsu (hoaks).

“Teknologi membantu kegiatan pembelajaran di era teknologi, dan dapat meningkatkan critical thinking siswa,” kata Abdul Mu’ti dalam seminar ‘International Seminar on Developing Students’ 5th Skill in English: Education Technology & in Depth Learning in EFL’.  Seminar ini hasil kerja sama Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Clarity English Hongkong dan Asia University Taiwan, 7 Mei lalu.

Penguasaan Lingua Franca di Era Global

Bahasa juga memiliki peran penting dalam mengungkapkan perasaan dan emosi manusia. Melalui bahasa, manusia dapat menyampaikan berbagai nuansa perasaan, seperti bahagia, kesedihan, kemarahan, dan cinta.

Agenda ini untuk mengeksplorasi keterampilan siswa dalam aspek-aspek non-teknis. Ada dua hal yang bisa meningkatkan kreativitas, pemikiran kritis, dan literasi digital. Tentunya melalui penggunaan teknologi pendidikan dan pembelajaran mendalam.

Seminar ini memberi perspektif baru kepada para tenaga pendidik dan praktisi pendidikan, tentang tantangan akibat globalisasi dan digitalisasi dalam pengajaran bahasa Inggris.

Baca Lainnya  Libur Nataru, ASDP Tambah Kapasitas Pelabuhan dan Dermaga

Martin Moore dalam presentasinya membahas pentingnya bahasa Inggris sebagai lingua franca global. Metode ini mampu membuka akses ke peluang yang lebih luas. Dalam konteks kelas, guru berperan mengembangkan kekuatan tekstual dan kemampuan siswa.

Teknologi dan Bahasa Dukung Pendidikan

“Pembelajaran bahasa ini sudah mencakup empat keterampilan seperti, membaca dan mendengarkan (receptive skills) serta berbicara dan menulis (productive skills),” jelas Moore.

Ia juga menekankan pentingnya literasi digital, berpikir kritis, dan penggunaan teknologi, di antaranya ChatGPT dan Deepseek dalam pembelajaran bahasa. Pada dasarnya, pembelajaran bahasa bukan tentang menguasai kosakata dan tata bahasa. Di dalamnya turut melatih berpikir logis dan koheren di dalam dunia yang makin kompleks.

“Metode ini ini bisa menyinergikan teknologi pendidikan dan pendekatan pembelajaran untuk mengembangkan keterampilan siswa,” tegasnya memungkasi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *