Harga Cabai dan Bawang Naik-Turun, NFA Siapkan Strategi Jelang Iduladha

Harga Cabai dan Bawang Naik-Turun, NFA Siapkan Strategi Jelang Iduladha

MAKLUMATHarga cabai dan bawang merah mengalami fluktuasi jelang Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Iduladha. Badan Pangan Nasional (NFA) langsung tancap gas menyiapkan strategi intervensi untuk menstabilkan harga dua komoditas hortikultura strategis tersebut.

Direktur Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan NFA, Maino Dwi Hartono, mengatakan langkah ini penting sebagai tindak lanjut rapat pengendalian inflasi Kementerian Dalam Negeri. Menurutnya, tren harga bawang merah mulai menanjak dan perlu diwaspadai.

“Pemerintah harus segera antisipasi. Apalagi menjelang Iduladha, permintaan naik. Bawang merah trennya sudah naik. Cabai juga fluktuatif,” ujar Maino dikutip dari laman Bapanas, Kamis (8/5/2025).

Dalam pantauan harga NFA, harga Cabai Merah Keriting (CMK) sempat melonjak di awal 2025 hingga Rp40.936 per kg di tingkat produsen. Namun di awal Mei, harga turun menjadi Rp 31.811 per kg. Di tingkat konsumen, harganya sempat mencapai Rp58.174 per kg pada April 2025 — tertinggi dalam setahun terakhir.

Sementara itu, harga Cabai Rawit Merah (CRM) di tingkat petani masih di atas Harga Acuan Pembelian (HAP). Maret 2025 jadi rekor tertinggi dengan harga Rp65.077 per kg, sedangkan di konsumen tembus Rp85.141 per kg. Namun, awal Mei ini harga mulai melandai 30–40 persen.

Untuk bawang merah, harga di tingkat petani sudah melewati HAP sejak awal 2025. Mei ini, harga tercatat Rp24.802 per kg, naik dari Februari yang hanya Rp20.245 per kg. Harga di konsumen juga mulai stabil sesuai Harga Acuan Penjualan (HAP).

Baca Lainnya  Hadiri Rakor Ketahanan Pangan Jatim, Zulhas Minta Kepala Daerah Jaga Stabilitas Harga

“Puncak tanam bawang merah terjadi Mei-Juni. Artinya, panen raya bakal datang Juli-Agustus. Ini yang kita antisipasi. Kalau panen besar, harga bisa jeblok,” jelas Maino.

Jurus Gerakan Pangan Murah

NFA pun sudah menyiapkan jurus: mulai dari subsidi harga dan transportasi, hingga gelar pasar murah lewat Gerakan Pangan Murah (GPM) yang digelar di berbagai daerah. “GPM ini solusi cepat. Bulan Mei saja kami jadwalkan 122 kali GPM di 28 kabupaten/kota. Sejak Januari hingga Mei, totalnya sudah 2.945 kali,” paparnya.

Lebih jauh, Kepala NFA/Bapanas Arief Prasetyo Adi menekankan pentingnya teknologi penyimpanan untuk memperpanjang umur simpan cabai dan bawang merah. Ini sesuai dengan visi Presiden Prabowo lewat program Koperasi Desa Merah Putih (KPDM) di 8.000 lokasi.

“Dengan fasilitas cold chain di KPDM, hasil panen petani bisa awet, enggak langsung rusak saat panen raya. Ini game changer untuk petani hortikultura kita,” ungkap Arief.

*) Penulis: Edi Aufklarung

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *