MAKLUMAT — Dinas Pendidikan (Dindik) Provinsi Jawa Timur menggulirkan ‘School Food Care‘ alias SFC di sejumlah SMA, yang dimaksudkan untuk mendukung program ketahanan pangan yang dicanangkan pemerintah di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto.
“Program School Food Care ini adalah langkah nyata dalam membentuk karakter siswa melalui pendidikan berbasis ketahanan pangan, kita turut serta memberi sumbangsih untuk negeri,” ujar Kepala Dindik Jatim, Aries Agung Paewai, usai meresmikan SFC di SMAN 2 Ngawi, Senin (12/5/2025).
Sebanyak 29 SMA Negeri di 24 kabupaten/kota se-Jawa Timur ditunjuk sebagai pilot project untuk program tersebut. Melalui SFC, sekolah didorong untuk dapat mengelola hasil perkebunan di lingkungannya sebagai upaya edukatif dan produktif.
Melalui program itu, Aries berharap dapat memberikan pelajaran serta pengalaman berharga bagi para peserta didik, utamanya terkait proses budidaya komoditas-komoditas pangan. “Program ini kami gagas untuk memberikan pengalaman nyata bagi (para) murid,” katanya.
“Selain untuk mendukung ketahanan pangan di lingkungan sekolah, SFC juga memberikan ruang belajar bagi murid dalam memahami berbagai komoditas bahan pangan, mulai dari proses budidaya hingga pengelolaan hasilnya,” sambungnya.
Aries menegaskan, SFC bukan sekadar program pertanian sekolah, melainkan pendekatan edukatif dalam menanamkan kesadaran pangan sejak dini. “Sekolah juga punya laboratorium luas untuk belajar dan penelitian langsung,” imbuhnya.
Lebih lanjut, ia menyebutkan dan mengapresiasi sejumlah komoditas yang sudah berhasil ditanam, antara lain kacang tanah, ketela rambat, tomat, cabai, terong ungu, bayam, nanas merah, belimbing, hingga bunga kol.
“Komoditas yang ditanam oleh SMAN 2 Ngawi dalam program (school food care) cukup beragam dan bernilai gizi tinggi,” kelakarnya.
Dalam kunjungannya itu, ia juga meninjau langsung ke area kebun sekolah mencoba hasil panen komoditas pangan yang ditanam di SMAN 2 Ngawi, sekaligus melakukan dialog interaktif dengan murid terkait komoditas yang ditanam.
“Saya bangga melihat semangat siswa dan guru yang terlibat langsung dalam proses menanam hingga panen,” tandas Aries.
Tak hanya itu, Aries juga menekankan pentingnya pengembangan kegiatan ekstrakurikuler yang inovatif, seperti Karya Tulis Ilmiah (KTI) dengan produk Eco Enzim, ekskul Robotika dengan produk Filtrasi dari limbah organik, serta mobil kontrol.
29 SMAN Pilot Project School Food Care
- SMAN 1 Talun Kabupaten Blitar
- SMAN 3 Bojonegoro
- SMAN 3 Bondowoso
- SMAN 1 Tenggarang Bondowoso
- SMAN 1 Kapongan Situbondo
- SMAN 1 Tanggul Jember
- SMAN 1 Kediri
- SMAN 2 Pare Kabupaten Kediri
- SMAN 2 Ngawi
- SMAN 3 Batu
- SMAN 1 Pandaan Kabupaten Pasuruan
- SMAN 3 Ponorogo
- SMAN 1 Plaosan Magetan
- SMAN 1 Paiton Kabupaten Probolinggo
- SMAN 12 Surabaya
- SMAN 1 Karangan Trenggalek
- SMAN 1 Bangkalan
- SMAN 2 Taruna Bhayangkara Banyuwangi
- SMAN 1 Rogojampi Banyuwangi
- SMAN 1 Kedamean Gresik
- SMAN 3 Jombang
- SMAN 2 Lamongan
- SMAN 1 Dampit Kabupaten Malang
- SMAN 1 Pacet Kabupaten Mojokerto
- SMAN 3 Nganjuk
- SMAN 2 Pacitan
- SMAN 1 Pademawu Pamekasan
- SMAN 1 Torjun Sampang
- SMAN 3 Sumenep
Replikasi di Sekolah-sekolah Lain
Aries berharap, sekolah-sekolah lain di Jatim dapat meniru semangat inovatif tersebut, guna mendukung ketahanan pangan sekolah.
“Keberhasilan dalam mengimplementasikan program SFC dan menata sarpras sekolah menjadi contoh praktik baik yang patut untuk direplikasi oleh sekolah lain,” pungkasnya.