MAKLUMAT — Langkah Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi yang memasukkan anak-anak nakal ke barak militer menuai sorotan publik. Bukan sekadar program pemda biasa, kebijakan ini kini memantik debat terbuka antara pesohor sekaligus politisi muda Verrell Bramasta dan Bupati Purwakarta, Saepul Bahri Binzein alias Zein. Lewat akun media sosialnya, Verrell menyampaikan ketidaksetujuannya.
Ia menganggap pendekatan militer bukan solusi membina karakter remaja. Sebaliknya, bisa menanamkan kekerasan sebagai norma baru. “Saya rasa kita malah akan membentuk karakter anak-anak yang keras, bukan yang tangguh,” kata anggota DPR dari Komisi X tersebut via Instagram dikutip, Selasa (13/5/2025).
View this post on Instagram
Verrell menyoroti pentingnya pendekatan psikologis dalam menangani anak yang bermasalah. Menurutnya, sistem militer bukan tempatnya untuk pendidikan karakter. Tak tinggal diam, Zein langsung membalas. Dalam video di akun TikTok @omzein_bupatiaing, ia menyentil Verrell yang dinilainya hanya ‘berwacana’ tanpa tahu kondisi di lapangan. “Mas, ini dapil mas lho. Mas kan dari Jabar VII, kenapa nggak turun langsung? Orang tua di sini malah senang anaknya masuk barak,” kata Zein.
Bupati yang dikenal blak-blakan itu bahkan menantang Verrell untuk mengasuh anak-anak bermasalah dengan caranya sendiri. “Gini deh, kita bagi dua. Ada 30 anak, mas ambil 15 pakai cara mas, saya 15 tetap di barak. Siap?” tantangnya. Polemik ini langsung viral di media sosial. Unggahan dari akun X @huhhh192 yang menampilkan video tantangan Zein kepada Verrell mendapat respons ribuan warganet.
Banyak yang membela Verrell, tak sedikit pula yang mendukung metode disiplin ala militer yang diusung Dedi Mulyadi dan Om Zein. Isu ini menyisakan pertanyaan besar: bagaimana seharusnya negara mendidik anak-anak yang “sulit diatur”? Apakah barak militer solusi jangka panjang, atau justru cara instan yang menimbulkan dampak psikologis baru?