SIG Masuk Indeks IDX ESG Leaders, Satu-satunya Wakil Industri Bahan Bangunan

SIG Masuk Indeks IDX ESG Leaders, Satu-satunya Wakil Industri Bahan Bangunan

MAKLUMAT  — PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SIG) kembali mencetak tonggak penting. Emiten dengan kode saham SMGR ini resmi masuk sebagai konstituen Indeks IDX ESG Leaders untuk periode 2 Mei hingga 31 Oktober 2025. Menariknya, SIG menjadi satu-satunya wakil dari industri bahan bangunan dalam indeks prestisius ini.

Penilaian dilakukan oleh PT Bursa Efek Indonesia (BEI) bersama lembaga pemeringkat internasional, Morningstar Sustainalytics, dengan mempertimbangkan performa ESG (Environmental, Social, and Governance), kinerja keuangan, dan likuiditas transaksi saham.

“Masuknya SIG ke dalam IDX ESG Leaders adalah bentuk afirmasi terhadap komitmen dan konsistensi kami dalam menjalankan prinsip keberlanjutan,” ujar Corporate Secretary SIG, Vita Mahreyni, dalam keterangan tertulisnya, Jumat (16/5/2025).

IDX ESG Leaders adalah indeks saham beranggotakan 30 emiten dengan performa ESG terbaik dan bebas dari kontroversi besar. Penetapannya melalui seleksi ketat terhadap anggota Indeks IDX80 yang memiliki skor ESG dari Sustainalytics. Saham dengan kontroversi tinggi dan skor risiko berat langsung dieliminasi. Sisanya disaring lagi hingga tersisa antara 15–30 saham terbaik dari sisi keberlanjutan.

Masuknya SIG dalam jajaran IDX ESG Leaders bukan hanya pengakuan, tapi juga ajakan. Bahwa investasi hijau dan berkelanjutan tak hanya mungkin, tapi juga menguntungkan.

SIG memang tak main-main soal ESG. Pada tahun 2024 lalu, perusahaan berhasil mempertahankan peringkat ESG Risk Rating terbaik di Asia Tenggara untuk kategori construction materials. Skor 25,1 yang diraih menempatkan SIG dalam kategori Medium Risk, jauh lebih baik dibandingkan rata-rata industri yang berada di angka 34,1 atau High Risk. Tak hanya itu, SIG juga mencatat rasio free float saham sebesar 48,72%, yang memperkuat likuiditas perdagangan sahamnya di bursa.

Baca Lainnya  Apresiasi Emil Dardak untuk Nasyiatul Aisyiyah Jatim di Milad ke-96

Strategi Hijau Menuju 2030

SIG telah memetakan strategi keberlanjutannya melalui dokumen Sustainability Roadmap 2030. Di sektor lingkungan, mereka menggenjot penggunaan bahan baku dan bahan bakar alternatif dari limbah industri, biomassa, hingga RDF (refuse-derived fuel) dari sampah kota. Teknologi hydrogen injection dan efisiensi STEC juga dioptimalkan dalam proses produksi.

Tak hanya itu, penggunaan panel surya, PLTA, dan sistem Waste Heat Recovery Power Generation ikut memperkuat strategi efisiensi energi SIG.

Hasilnya? Intensitas emisi Gas Rumah Kaca (GRK) cakupan 1 SIG berhasil turun 19,5% dibanding baseline 2010, sementara GRK cakupan 2 turun 16,4% dibanding 2019.

Kinerja Sosial dan Tata Kelola yang Inklusif

SIG juga menyulap lahan pascatambang di Tuban, Jawa Timur menjadi Ecopark Kambangsemi, destinasi wisata edukasi yang juga menjadi sentra pemberdayaan masyarakat. Di sini, ada 87 pengelola, 527 petani sabuk hijau, 73 pekerja reklamasi, dan 16 pelaku UMKM. Total penerima manfaatnya mencapai 2.630 jiwa.

Dalam tata kelola, SIG berpegang pada prinsip Good Corporate Governance (GCG). Mereka menegakkan etika lewat Code of Conduct, melatih kompetensi karyawan, serta menerapkan sistem manajemen anti-penyuapan bersertifikasi ISO 37001.

“Bagi SIG, ESG bukan sekadar label. Ini adalah tanggung jawab kami untuk membangun masa depan yang lebih baik dan menjaga keberlanjutan bisnis,” tegas Vita.

*) Penulis: Edi Aufklarung

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *