MAKLUMAT – Ketua Umum Partai Golkar sekaligus Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) RI, Bahlil Lahadalia, menegaskan bahwa dukungan Partai Golkar dalam pembangunan Gedung Asrama D, Gedung Math’am, dan Rumah Pamong di Madrasah Mu’allimin Muhammadiyah Yogyakarta adalah wujud dari semangat gotong royong membangun pendidikan kader bangsa.
Hal itu disampaikan Bahlil saat menghadiri groundbreaking pembangunan kompleks baru Mu’allimin pada Ahad (18/5). Ia menegaskan bahwa kolaborasi ini berangkat dari hasil diskusi saat Safari Ramadan beberapa waktu lalu.
“Sekolah ini menyiapkan kader-kader bangsa. Maka kami dari Partai Golkar merasa penting untuk bergotong royong menyelesaikan asrama ini. Target kami, selesai dalam 10 bulan,” ujar Bahlil seperti dilansir laman Muhammadiyah.
Bahlil juga menggarisbawahi bahwa relasi antara Muhammadiyah dan Partai Golkar bukanlah hal yang baru, melainkan memiliki sejarah panjang sejak era Sekretariat Bersama Golongan Karya (Sekber Golkar), di mana banyak kader Muhammadiyah turut terlibat.
“Hubungan Golkar dan Muhammadiyah ini seperti anak dan ibu. Kami tidak ingin menjadi anak durhaka. Dukungan ini bukan soal politik transaksional, tapi bagian dari ukhuwah dan amal jariyah,” tegasnya.
Tak Ada Unsur Politik Transaksional
Merespons dukungan tersebut, Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Muhadjir Effendy, menyambut baik kontribusi Partai Golkar namun menekankan bahwa kerja sama ini tidak boleh disalahartikan sebagai langkah politik praktis Muhammadiyah.
“Ini bentuk komunikasi yang biasa saja. Muhammadiyah memiliki relasi dengan semua partai. Banyak kadernya tersebar di berbagai lini. Jadi ini murni sinergi untuk pendidikan,” ujar Muhadjir.
Sementara itu, Ketua PP Muhammadiyah lainnya, Agung Danarto, menyebut pembangunan ini sebagai simbol kedekatan antara Partai Golkar dan Muhammadiyah. Ia berharap sinergi ini terus berlanjut untuk mendukung pendidikan kader umat.
“Semoga hubungan ini semakin harmonis. Mu’allimin adalah sekolah kader yang strategis, dan dukungan seperti ini bisa mempererat semua pihak,” kata Agung.
Diketahui, Madrasah Mu’allimin saat ini menampung lebih dari 2.800 santri dari 34 provinsi di Indonesia, dan selama ini menjadi pusat pengkaderan strategis bagi gerakan Muhammadiyah di level nasional.