Reinventing Kebangkitan Nasional

Reinventing Kebangkitan Nasional

MAKLUMAT — Tulisan ini dengan penuh kesengajaan menggunakan judul sebagiannya  Bahasa Inggris, Reinventing. Kata ini pertama kali dipopularkan oleh duet David Osborne dan Ted Gaebler dalam buku masterpiece-nya Reinventing Government (1992). Buku ini menjadi trend setter sekaligus insipirasi tata kelola pemerintahan model baru yang lebih efektif, efesien, dan produktif di seluruh dunia.

Reinventing sendiri dalam Oxford Advanced Learner’s Dictionary sebagai  “to present yourself/something in a new form or with new image”(6th edition, 2000). Makna yang padat dan singkat. Kata kuncinya adalah new form dan new image. Ada terjemahan Bahasa Indonesia menjadi Menemukan Kembali atau Merekayasa Ulang, terjemahan yang kurang menggambarkan substansi.

Apa relevansinya dengan Kabangkitan Nasional yang selalu diperingati setiap 20 Mei? Di sinilah substansinya kita perlu mencermati secara kritis dan penuh kejujuran dalam memetakan problem nasional dan mencari peta jalan baru yang lebih berkelanjutan. Kita sekarang ada di pemerintahan baru  Presiden Prabowo Subianto yang pada dasarnya memiliki visi dan misi jelas yakni, Asta Cita. Visi ini telah terinci dalam program-program Kabinet Merah Putih (2024-2029).

Pemerhati politik mencermati bahwa visi Prabowo sejatinya sudah lama digagasnya dalam buku Paradoks Indonesia dan Solusinya (edisi pembaruan, 2022). Buku ini diawali dengan Bab Membangun Kesadaran Nasional disusul Bab-Bab berikutnya,  Ekonomi untuk Rakyat Indonesia, Demokrasi Oleh dan Untuk Rakyat Indonesia, Solusi Paradoks Indonesia-Menuju 100 Tahun Indonesia Merdeka, dan Menunaikan Janji Kemerdekaan.

Baca Lainnya  Tragedi Kemanusiaan di Gaza: Amerika dan Keanehan Itu

Kepercayaan Publik Tinggi

Dalam masa pemeritahan yang telah berjalan satu semester, anak Bagawan Ekonomi Indonesia Prof Soemitro Djojohadikusumo itu telah meluncurkan program yang ambisius dan kolosal, seperti Makan Bergisi Gratis, Danantara, pengungkapan megakorupsi di BUMN, pencanangan 77 Proyek Strategis Nasional, diplomasi luar negeri ke negara-negara  pengimbang Poros Cina-AS, 80 ribu Koperasi Desa Merah Putih, dan terobosan transfer tunjangan guru langsung ke rekening masing-masing,

Tantangan yang dihadapi rezim Prabowo tidak ringan. Adanya kelompok “oposisi” yang belum move on dan terus menjadi residu kekalahan Pilpres 2024, jumlah pengangguran terus meroket akibat tekanan dunia bisnis nasional dan global yang berat dan tidak menentu,  penegakan hukum yang memprihatinkan dengan skandal hakim-hakim korup, dan birokrasi yang belum adaptif dengan kebijakan efesiensi.

Secara politik barangkali Prabowo memiliki modal sangat kuat dengan tingkat kepercayaan publik yang masih cukup tinggi. Dengan kemenangan Pilpres 2024 sebanyak 58,58 persen berjalan satu semster  mendapat kepercayaan publik hingga 88 persen (Lembaga Survei Indonesia (13 April 2025). Dukungan di parlemen juga sangat kuat hingga 470 dari 580 kursi atau 81 persen dalam Koalisi Indonesia Maju (KIM) Plus.

Berantas Trio Mafia

Di tengah itu, ada persoalan serius yang harus dihadapi. Apa yang terjadi adalah Prabowo  tampaknya harus Reinventing Government. Ia membuka jalan baru dan terobosan yang mungkin kontroversial. Cara demikian telah merusak zona nyaman para birokrat di masa lalu yang sangat diuntungkan. Selain itu, para pelaksana proyek-proyek ikonik Prabowo berpeluang disalahgunakan. Program MBG saja sudah memunculkan manipulasi anggaran dan di tingkat pelaksana lapangan. Belum lagi proyek lain yang lebih wah dan fantastis.

Baca Lainnya  Tali Pengikat Hidup Manusia

Harus diakui berdasarkan prediksi Pricewaterhouse Coopers  Indonesia (2024) negara kita berpotensi kuat menjadi  negara terbesar keempat di dunia secara ekonomi setelah China, AS, dan India pada tahun 2050 mendatang. Dengan proyeksi pertumbuhan ekonomi hingga 8 persen lima tahun ke depan impian itu bukan mustahil.

Hanya saja, pijakan  yang harus dinaiki  Pabowo hari-hari ini  harus kuat. Para oligarki hitam bekerja sama dengan pemodal asing akan terus mengganggu pasar riil dan pasar modal nasional. Mereka akan terus mambangun narasi negatif dan pesimis.

Bukan persoalan kecil dan bukan pekerjaan mudah. Tidak cukup dengan Reinventing Government. Pria 72 tahun itu juga harus tega-teganya membabat habis trio mafia politik,  ekonomi, dan hukum. Tak terkecuali yang dekat dengan lingkarannya sendiri. Barulah Kebangkitan Nasional  bisa diharapkan lagi.

 

 

 

*) Penulis: Ainur Rafiq Sophiaan
Pemred Majalah MATAN dan Wakil Ketua MPID PWM Jatim

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *