Pengamen Jalanan Go Digital: Bukan Cuma Ngamen, Sekarang Bisa Konten!

Pengamen Jalanan Go Digital: Bukan Cuma Ngamen, Sekarang Bisa Konten!

MAKLUMAT— Pengamen jalanan kini tak melulu hidup dari recehan. Di tangan mahasiswa Magister Manajemen E2M Universitas Airlangga (UNAIR), mereka disulap jadi calon konten kreator. Bukan cuma tampil di pinggir jalan, tapi juga di layar digital.

Puluhan pengamen mendapat pelatihan khusus konten kreator di Museum Pendidikan Surabaya, Jalan Genteng Kali, Kamis (30/5/2025) lalu. Dalam kegiatan bertajuk Creating Shared Value (CSV) itu, para mahasiswa membekali mereka dengan keterampilan dunia digital: mulai dari cara live streaming, membuat konten menarik, hingga strategi tampil beda di media sosial.

Ketua Departemen Manajemen UNAIR Prof Dr Gancar C. Premananto SE MSi menegaskan, program ini bukan sekadar seremoni. “Biasanya subjek pelatihan kami UMKM. Kali ini kami pilih kelompok yang jarang tersentuh, yaitu para pengamen jalanan,” ungkap Gancar dalam keterangan tertulis.

Menurut Prof Gancar, digitalisasi membuka ruang baru bagi siapa saja. Termasuk mereka yang sebelumnya hidup dari uang receh. “Masalahnya bukan alatnya, tapi kreativitas kontennya. Kuncinya ada di ide yang segar dan beda,” ujarnya.

Belajar Ngonten Langsung dari Mahasiswa

Dalam pelatihan tersebut, para pengamen diajari langsung oleh mahasiswa: mulai dari cara memegang kamera saat live, membangun konsep konten, hingga tips menarik perhatian penonton di TikTok, Instagram, atau YouTube.

Mereka juga dikenalkan dengan potensi monetisasi lewat fitur donasi, iklan, hingga endorsement. “Siapa bilang musisi jalanan nggak bisa terkenal? Justru mereka punya warna yang orisinal,” kata salah satu mahasiswa pelatih.

Baca Juga  Kemendikdasmen Anggarkan Rp16,9 T untuk Revitalisasi Sekolah dan Rp2 T untuk Smart Classroom

Tidak berhenti di pelatihan, mahasiswa UNAIR juga menyiapkan program lanjutan. Di antaranya, audisi digital dan kolaborasi dengan media lokal. Targetnya jelas: dari pinggir jalan ke layar kaca, dari trotoar ke trending.

Menurut Prof Gancar, program ini membuktikan bahwa inklusi digital bisa menyentuh semua lapisan masyarakat. “Kalau selama ini dunia digital identik dengan startup atau perusahaan besar, sekarang pengamen juga bisa jadi pelaku ekonomi kreatif,” tegasnya.

Dengan pendampingan yang tepat, dunia digital bukan lagi mimpi buat musisi jalanan. “Dari pinggir jalan, mereka bisa tampil di platform besar. Asal ada yang bantu membuka jalan,” tandas Prof Gancar.

UNAIR pun menunjukkan bahwa perubahan besar bisa dimulai dari langkah kecil. Bahkan dari jalanan, selama ada semangat dan kesempatan.

*) Penulis: Edi Aufklarung

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *