Baitul Arqom Batch 5, Meretas Sekat Struktural dan Kuatkan Idelogi

Baitul Arqom Batch 5, Meretas Sekat Struktural dan Kuatkan Idelogi

MAKLUMATUniversitas Muhammadiyah Malang (UMM) kembali menggelar program pengkaderan Baitul Arqom bagi tenaga kependidikan. Pembukaan kegiatan yang sudah memasuki Batch ke-5 ini Senin, 9 Juni 2025 dan akan berlangsung selama lima hari ke depan di Pusat Pendidikan dan Pelatihan (Pusdiklat) UMM. Sedikitnya 67 peserta yang berasal dari berbagai unit kerja non-dosen turut ambil bagian.

Lebih dari sekadar agenda pelatihan rutin, inti dan tujuan dari kegiatan Baitul Arqom ini adalah penanaman nilai-nilai ideologi Muhammadiyah, penguatan karakter, serta pembentukan kader yang memiliki militansi dan integritas. Di tengah rutinitas administratif, kegiatan semacam ini menjadi ruang refleksi sekaligus konsolidasi nilai bagi tenaga kependidikan.

Ketua pelaksana kegiatan, Djudiyah, yang juga Ketua Divisi Pelatihan Karyawan dan Dosen, membuka acara dengan pesan sederhana namun sarat makna. “Ikutilah dengan hati bahagia, karena dengan hati bahagia maka ilmu akan merasuk dalam,” ujarnya.

Pesan tersebut bukan sekadar seruan motivasi, tapi juga mengandung ajakan untuk membuka diri terhadap proses pembelajaran ideologis yang dijalankan secara intensif dalam Baitul Arqom.

Komitmen Mencetak SDM Unggul

Sementara itu, Zein Amirudin, Kepala Pusdiklat UMM, menekankan pentingnya pelibatan semua unsur kampus dalam proses penguatan sumber daya manusia. Menurutnya, program pengkaderan ini adalah cerminan dari komitmen institusi dalam membangun SDM unggul yang tidak hanya berasal dari kalangan dosen. “Semua unsur itu penting,” tegasnya, menolak anggapan bahwa tenaga kependidikan adalah kelompok pelengkap semata.

Baca Juga  UMM dan Baitul Arqam Membangun SDM dari Dalam

Pada pembukaan resmi, Wakil Rektor V UMM, Tri Sulistyaningsih, menyampaikan paparan kunci mengenai esensi dan arah program ini. “Baitul Arqom adalah program pengkaderan untuk warga Muhammadiyah, baik di persyarikatan maupun amal usaha Muhammadiyah,” jelasnya.

Ia menambahkan bahwa tujuan utamanya adalah penanaman nilai-nilai ideologis kemuhammadiyahan agar terbentuk kader yang militan, yang tak hanya bekerja secara teknis tapi juga ideologis.

Baitul Arqam untuk Elemen Kampus

Tri juga menyinggung soal pentingnya karakter, yang menurutnya dibentuk melalui pemahaman dan penghayatan terhadap sifat-sifat kenabian. “Dengan Baitul Arqom, kita belajar dari sifat kenabian sebagai fondasi menjadi kader militan,” katanya. Di tengah situasi pendidikan modern yang kerap pragmatis, penanaman nilai spiritual dan moral semacam ini menjadi langkah penting.

Tak kalah penting, ia juga mengkritisi dikotomi yang masih sering muncul di lingkungan pendidikan, antara karyawan dan dosen. “Jangan ada istilah mendikotomikan antara karyawan dengan dosen,” pesannya. Ia menegaskan bahwa semua elemen kampus memiliki peran strategis dalam menopang sistem pendidikan dan menjalankan visi gerakan pencerahan Muhammadiyah.

Misi Muhammadiyah Majukan Pendidikan

Bagi peserta, Baitul Arqom Batch 5 ini bukan hanya ruang untuk memperluas wawasan ideologis, tapi juga menjadi medan untuk memperkuat solidaritas dan semangat kebersamaan.

Di balik agenda yang padat, program ini mengusung harapan agar para tenaga kependidikan mampu menjadi agen perubahan, bukan hanya di ruang kerja masing-masing, tapi juga di ruang sosial yang lebih luas.

Baca Juga  Yogyakarta Deklarasikan Gerakan Anak Hebat dan SPMB 2025

Melalui penguatan nilai, pembentukan karakter, dan pembongkaran sekat struktural, UMM tampaknya tidak sedang menggelar pelatihan biasa. Ini adalah proses ideologisasi dan pemberdayaan yang menjadi denyut nadi dari misi besar Muhammadiyah dalam dunia pendidikan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *