Surabaya–Malang Diguncang Demo Sopir Truk, Tolak Aturan Zero ODOL

Surabaya–Malang Diguncang Demo Sopir Truk, Tolak Aturan Zero ODOL

MAKLUMAT Aksi protes besar-besaran yang dilakukan ribuan sopir truk mengguncang wilayah Surabaya dan Malang, Kamis (19/6/2025). Massa aksi yang tergabung dalam Gerakan Sopir Jawa Timur (GSJT) yuarakan penolakan terhadap sejumlah kebijakan transportasi dan ketenagakerjaan, khususnya aturan Zero Over Dimension Over Load (Zero ODOL) yang dinilai merugikan para sopir.

Unjuk rasa ini merupakan kelanjutan dari aksi mogok kerja yang dimulai sejak Selasa (17/6). Ratusan sopir mulai bergerak sejak pukul 09.00 WIB dari empat titik kumpul utama, yakni Puspo Agro, Bundaran Waru (depan Cito Mall), Jalan Perak Timur, dan Jalan Margomulyo (exit tol Tandes). Dalam surat edaran yang diterima redaksi, tercatat sedikitnya 1.700 peserta dari berbagai daerah turut ambil bagian dalam aksi ini.

Mereka datang membawa bendera merah putih sepanjang 1.000 meter, ratusan spanduk tuntutan, iring-iringan 1.000 unit truk, enam mobil komando, lebih dari 50 mobil kecil, dan 25 sepeda motor. Massa GSJT juga bergerak ke lima titik sasaran: Kantor Dinas Ketenagakerjaan Provinsi Jatim, Dinas Perhubungan Jatim, Balai Pengelola Transportasi Darat, Polda Jatim, dan Kantor Gubernur Jatim.

Aksi ini bukan sekadar unjuk rasa biasa. Para sopir menegaskan bahwa gerakan ini merupakan bentuk perlawanan kolektif terhadap sistem yang dinilai abai terhadap nasib mereka. Mereka mendesak evaluasi menyeluruh terhadap kebijakan terkait muatan barang, serta regulasi transportasi lainnya yang dianggap menyudutkan sopir di lapangan.

Baca Juga  Sesalkan Kericuhan Unjuk Rasa, FPKS DPRD Jatim Dorong Pendekatan Dialog dan Minta Aparat Proporsional

“Kalau kelebihan muatan, sopir yang disalahkan. Padahal kami cuma narik barang sesuai perintah,” kata salah satu sopir yang turut dalam aksi di Surabaya.

Dampak dari unjuk rasa ini langsung terasa. Di Kabupaten Malang seperti dilaporkan akun X@MalangRaya, akses di Jalan Trisula, Karangkates, Arjowilangun, lumpuh total akibat iring-iringan truk yang memadati jalur tersebut. Hanya kendaraan roda dua yang masih bisa melintas.

Sementara itu, di Surabaya, kemacetan terjadi di berbagai titik. Jalur Embong Malang arah Jalan Bubutan padat merayap sejak pagi. Jalan Diponegoro menuju Terminal Joyoboyo juga mengalami hal serupa. Kawasan Cito sempat lumpuh, namun mulai menunjukkan pergerakan menjelang siang. Meski begitu, sejumlah simpul jalan menuju akses tol dan arteri di sekitar Bundaran Waru masih tersendat.

Pihak kepolisian dan Dinas Perhubungan telah melakukan pengalihan arus dan pengamanan di lokasi aksi. Hingga pukul 11.16 WIB, situasi terpantau kondusif meski kepadatan lalu lintas belum terurai sepenuhnya. Aparat tampak bersiaga untuk mencegah potensi gangguan keamanan.

GSJT menyatakan aksi akan berlangsung hingga Sabtu (21/6), sembari menunggu respons konkret dari Pemerintah Provinsi Jawa Timur. Mereka juga menegaskan, jika tuntutan tidak direspons, gelombang aksi lanjutan dengan skala lebih besar siap digelar.

Masyarakat diimbau untuk menghindari ruas-ruas jalan terdampak dan menggunakan jalur alternatif sampai situasi kembali normal. Pemerintah pun diminta segera mengambil langkah cepat agar gejolak ini tidak berlarut dan mengganggu aktivitas ekonomi.***

Baca Juga  Aliansi Jatim Melawan Gelar Demo Hardiknas dan May Day
*) Penulis: M Habib Muzaki

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *