LHKP Cetak Periset-periset Andal, Bakal Diterjunkan untuk Dukung Advokasi Masyarakat

LHKP Cetak Periset-periset Andal, Bakal Diterjunkan untuk Dukung Advokasi Masyarakat

MAKLUMAT — Lembaga Hikmah dan Kebijakan Publik (LHKP) PP Muhammadiyah bakal menggelar Sekolah Riset dan Advokasi, yang bekerja sama dengan lembaga riset Center of Economic and Law Studies (Celios) pada Jumat hingga Sabtu (20-21/6/2025) ini.

Menurut rencana, kegiatan ini akan dilakukan di dua lokasi di Yogyakarta, yakni di Kantor Celios pada Jumat (20/6/2025) dan di Kantor LHKP PP Muhammadiyah pada keesokan harinya, Sabtu (21/6/2025).

Sekretaris LHKP PP Muhammadiyah, David Efendi, mengungkapkan bahwa kegiatan pelatihan tersebut dimaksudkan untuk mencetak kader-kader peneliti atau periset Muhammadiyah, yang diharakan ke depan dapat mendukung gerakan advokasi publik melalui data-data hasil risetnya.

“Sekolah Riset Advokasi yang akan disetting beberapa gelombang untuk di area Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, sebagian akan lebih banyak di batch 1, ada lebih dari 27 peserta yang sudah mendaftar,” ujarnya kepada Maklumat.ID, Kamis (19/6/2025).

Lakukan Proyek Riset

Untuk mewujudkan tujuan penyelenggaraan Sekolah Riset Advokasi itu, David mengaku telah merancang sejumlah perencanaan, termasuk dengan menugaskan para peserta melakukan proyek riset di areanya masing-masing.

“Akan ditugaskan sebagai follow up, untuk melakukan proyek riset di area masing-masing, yang itu akan membantu Muhammadiyah dalam mendapatkan mapping, data, hasil-hasil kajian yang saintifik, yang objektif,” ungkap pria asal Lamongan, Jawa Timur itu.

“Sehingga ke depan gerakan advokasi Muhammadiyah memang lebih banyak disuplai oleh kajian-kajian dari riset-riset oleh kader-kadernya itu,” sambung David menjelaskan.

Baca Juga  Sentralisasi Keuangan, M Arif An: Agar Tidak Ada Majelis Air Mata dan Majelis Mata Air

Menghidupkan Tradisi Riset di Muhammadiyah

David mengaku optimis bakal mampu menghasilkan periset-periset andal dari kalangan kader Muhammadiyah, terlebih dengan menggandeng Celios, yang dikenal memiliki para periset muda dan produktif.

Ia berharap, melalui pelatihan tersebut juga mampu membentuk ekosistem dan tradisi riset yang bagus di lingkungan Persyarikatan, dalam rangka membantu dan membela masyarakat yang kesusahan dan mengalami ketimpangan akibat kebijakan struktural yang tidak pro-rakyat.

“Kita menggandeng lembaga riset Celios, yang memiliki periset-periset muda berbakat dan cukup produktif meriset, agar dapat sharing berbagai pengalaman risetnya ke kader-kader Muhammadiyah, baik itu di LHKP maupun di UPP, juga di ortom, di ekosistem Muhammadiyah,” jelasnya.

“Agar terbentuk tradisi riset yang bagus, yang canggih, untuk bisa membantu dan menolong kesengsaraan umum yang diakibatkan oleh pengambilan kebijakan yang tidak tepat,” imbuh David.

Lebih lanjut, pria yang juga dosen Prodi Ilmu Pemerintahan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) itu menandaskan pentingnya dahwah bukan hanya melalui mimbar, tetapi juga bagaimana mensyiarkan tradisi riset dan kajian-kajian ilmiah tersebut.

Hal itu, kata dia, sangat penting dalam rangka untuk membangun kapasitas internal, yang juga sebagai dukungan bagi masyarakat dalam melakukan advokasi.

“Kita perlu berdakwah dan mensyiarkan tradisi-tradisi riset, kajian-kajian ini kepada khususnya warga Muhammadiyah, untuk membangun kapasitas internal. Lalu juga berguna untuk memberikan dukungan kepada masyarakat, yang memang secara kekuatan advokasi masih sangat minim,” tandasnya.

Baca Juga  LHKP PP Muhammadiyah: Aspirasi Pemakzulan Gibran Sah, Asal Konstitusional

Melihat Langsung Persoalan

Selain itu, David juga menyebut pihaknya juga bakal berkolaborasi dengan sejumlah lembaga negara, supaya dapat bersama-sama melihat peta persoalan yang ada di lapangan, yang ada di tengah-tengah masyarakat.

“(Persoalan di lapangan) Baik itu menyangkut Hukum dan HAM, maupun menyangkut kebijakan dan tata kelola sumber daya alam,” sorotnya.

“Jadi ini memang langkah untuk memperkuat kapasitas kader Muhammadiyah, itu yang paling utama, untuk memberikan kontribusi yang positif dan konstruktif bagi pembuatan, maupun evaluasi kebijakan terkait tata kelola sumber daya alam,” pungkas David.

*) Penulis: Ubay NA

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *