MAKLUMAT – Kabar menggembirakan datang dari Universitas Muhammadiyah Malang (UMM). Empat mahasiswa program studi Teknik Mesin tuntas menyelesaikan studi sarjana dan langsung melanjutkan jenjang magister di Taiwan lewat program fast track. Uniknya, prosesi wisuda secara daring karena keempatnya sudah lebih dulu berada di luar negeri untuk menempuh studi lanjutan.
Mereka adalah Mahammad Zahmil, Dwi Cahya Putra, Fachri Aldin, dan Naura Alya Kamila. Keempatnya tercatat sebagai mahasiswa magister di National Formosa University (NFU), Taiwan. Program percepatan ini merupakan hasil kerja sama antara Teknik Mesin UMM dan NFU. Tentunya hanya mahasiswa yang memenuhi kualifikasi akademik serta persyaratan internasional tertentu.
Mahammad Zahmil, salah satu dari penerima program, mengaku mengambil konsentrasi green smart manufacturing di bawah naungan departemen industri NFU. Ia menjelaskan bahwa satu semester awal di Taiwan telah dikonversi sebagai tugas akhir atau skripsi S1 di UMM. Artinya, sambil menjalani pendidikan S2, ia juga menyelesaikan kewajiban akademik di tingkat sarjana.
Peluang Rebut Pendidikan Tinggi
“Saat ini kami sudah di Taiwan dan belajar di program magister. Wisuda kami berlangsung secara daring,” kata Zahmil kepada Humas UMM.
Ia menyebut program ini membuka banyak peluang dan mempercepat langkah menuju jenjang pendidikan lebih tinggi. Tak hanya mempelajari aspek teknik, Zahmil juga mendalami bahasa pemrograman seperti python, sebagai bekal karier masa depannya.
Selama di Teknik Mesin UMM, ia juga sempat mengikuti sejumlah pengalaman internasional. Sebut saja studi budaya dan perkuliahan tamu (guest lecture) dari para pakar industri dan akademisi luar negeri.
Namun, tak semua bisa langsung bergabung ke program fast track. Zahmil menyebut harus memenuhi beberapa syarat, antara lain sertifikat kemampuan bahasa Inggris, Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) di atas 3,00, hingga penguasaan dasar bahasa Mandarin.
Sarjana Berdaya Saing Global
Pengalaman internasional pun menjadi nilai tambah. Ia sebelumnya pernah mengikuti program pertukaran pelajar dengan beasiswa Erasmus di Lublin University of Technology, Polandia.
Zahmil mengingatkan pentingnya manajemen waktu dan kemampuan mengatur prioritas untuk mahasiswa yang ingin mengikuti jejak serupa. Ketika sudah berada di luar negeri, kata dia, adaptasi menjadi kunci utama.
“Saya berharap mahasiswa UMM lainnya bisa mengambil peluang ini. Program ini sudah disiapkan matang oleh Teknik Mesin UMM. Tinggal bagaimana, mahasiswa mampu memanfaatkannya,” ujarnya.
Program fast track menjadi salah satu bukti bahwa perguruan tinggi di daerah mampu mencetak lulusan berdaya saing global. Di tengah gempuran tantangan pendidikan tinggi, UMM mencoba menjawabnya dengan kolaborasi internasional. Langkah ini membuka jalan mahasiswa wisuda di luar negeri.