Lunasi Hutang Peradaban, Muhammadiyah Luncurkan Kalender Hijriah Global Tunggal

Lunasi Hutang Peradaban, Muhammadiyah Luncurkan Kalender Hijriah Global Tunggal

MAKLUMAT – Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah resmi meluncurkan Kalender Hijriah Global Tunggal (KHGT) di Convention Hall Masjid Walidah Dahlan, Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta (UNISA Yogyakarta), Rabu (25/6/2025). Acara  ini disiarkan langsung melalui YouTube tvMu Channel dan diikuti oleh keluarga besar Muhammadiyah di 30 negara.

Ketua Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah, Hamim Ilyas, dalam sambutannya menegaskan peluncuran KHGT merupakan hasil dari kajian mendalam yang dilakukan majelisnya. Kajian tersebut kemudian diputuskan dalam Musyawarah Nasional (Munas) Tarjih di Pekalongan pada 23-25 Februari 2024 untuk mengadopsi sistem kalender global sebagaimana dimufakati dalam konferensi internasional di Turki pada 2016.

“PP Muhammadiyah melaunching KHGT berdasarkan kajian mendalam dari Majelis Tarjih dan Tajdid yang pada Munas telah memutuskan untuk mengadopsi KHGT pada konferensi internasional di Turki pada 2016 yang dipandang syar’i dan saintifik,” ujar Hamim Ilyas.

Menurutnya, upaya ini dilakukan atas dasar paham keagamaan Muhammadiyah yang senantiasa menyeimbangkan kebutuhan dunia dan akhirat. Dalam perspektif Muhammadiyah, KHGT tidak hanya menyentuh aspek spiritual, tetapi juga material, karena memberikan kepastian waktu yang universal, berlaku jangka panjang, dan penting untuk pelaksanaan ibadah serta aktivitas transaksional umat Islam di seluruh dunia.

“Jadi dalam perspektif Muhammadiyah, KHGT ini diwujudkan dalam mewujudkan material dan spiritual, duniawi dan ukhrawi berupa ketersediaan kalender yang pasti, universal, dan berlaku lama untuk memenuhi kebutuhan kepastian waktu untuk ibadah hingga transaksi,” tambahnya.

Baca Juga  Muhammadiyah Harus Cerdas di Tengah Pusaran Politik Nasional

Secara epistemologis, paham keagamaan Muhammadiyah bersumber dari Al-Qur’an, dan Islam dipandang sebagai risalah rahmatan lil ‘alamin. Sebagai gerakan tajdid (pembaruan), Muhammadiyah menilai bahwa kesejahteraan umat yang bersifat material dan spiritual terus mengalami perkembangan sehingga harus direspons secara kreatif.

“Umat Islam dewasa ini menjadi umat global yang tinggal di seluruh kawasan dunia. Bahkan karena melaksanakan tugas profesi, ada yang tinggal di ruang angkasa maupun di kedalaman samudra dalam waktu yang relatif lama. Untuk sejahtera, mereka memerlukan kalender universal yang berlaku di mana pun,” jelasnya.

Adopsi KHGT oleh Muhammadiyah merupakan bagian dari usaha tajdid dalam bidang penanggalan Islam, yang sejatinya telah menjadi wacana internasional sejak lama. Gagasan awal mengenai hal semacam ini telah dimunculkan oleh Syaikh Ahmad Muhammad Syakir dari Mesir pada 1939. Kemudian pada 1978, Prof. Muhammad Ilyas dari Malaysia mengusulkan sistem kalender internasional berbasis astronomi dengan tiga zona waktu.

Pada 1993, Prof. Nidhal Guessoum dari Aljazair menawarkan sistem empat zona waktu yang kemudian disederhanakan oleh astronom Yordania, Mohammad Shawkat Odeh. Perkembangan signifikan terjadi pada 2004 saat Jamaludin Abd. Raziq dari Maroko menyusun konsep kalender global satu hari satu tanggal. Gagasan ini mendapat dukungan resmi dari Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) melalui Deklarasi Dakar 2008 dan diadopsi oleh Islamic Educational, Scientific and Cultural Organization (ISESCO) sebagai bagian dari rekomendasi ilmiah.

Baca Juga  Muhammadiyah sebagai Kekuatan Sosial dalam Membangun Peradaban

Puncaknya adalah konferensi internasional di Turki pada 2016 yang menyepakati sistem kalender hijriah global yang kini dikenal sebagai KHGT. “Di sini lah sistem yang kini dikenal sebagai KHGT disepakati. Sebuah capaian monumental sebab belum pernah ada dalam sejarah 14 abad peradaban Islam, disepakati sistem kalender Islam yang berlaku secara global dan unifikatif,” tegas Hamim.

Dengan mengadopsi KHGT, Hamim menjelaskan bahwa Muhammadiyah mengambil langkah bersejarah dalam melunasi “utang peradaban”, yakni kebutuhan akan sistem kalender Islam yang pasti, saintifik, dan mampu menyatukan umat Islam secara global.**

*) Penulis: M Habib Muzaki
Reporter

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *