Awali Tahun Baru Islam, Menyaksikan Jejak Diplomasi Soekarno Ziarah ke Makam Imam Al Bukhari

Awali Tahun Baru Islam, Menyaksikan Jejak Diplomasi Soekarno Ziarah ke Makam Imam Al Bukhari

MAKLUMAT — Mengawali Tahun Baru Islam 1447 Hijriah warga Surabaya berkesempatan menyaksikan tablo teater dan musik yang menggambarkan perjalanan proklamator kemerdekaan sekaligus Presiden pertama RI, Ir Soekarno, untuk bisa berziarah ke makam Imam Al Bukhari pada tahun 1956 di Uzbekistan—kala itu masih bagian Uni Soviet.

Pementasan bertajuk ‘Soekarno Ziarah ke Makam Imam Bukhari‘ tersebut digelar di Balai Budaya Surabaya pada Jumat (27/6/2025) malam. Diselenggarakan oleh Yayasan Taut Seni, yang disutradarai Ahmad Fauzi dan Vaikhon Umarov, serta diperankan oleh aktor-aktor asal Indonesia maupun Uzbekistan.

“Warga Kota Surabaya beserta tokoh agama, anggota DPR RI, Karang Taruna, serta generasi muda begitu antusias ingin mengetahui ada hubungan apa antara Imam Bukhari dengan Ir Soekarno,” ujar Ketua Majelis Pustaka, Informasi,dan Digitalisasi (MPID) Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kota Surabaya, Andi Hariyadi, yang turut hadir langsung menyaksikan pementasan.

Mereka, kata Andi, memenuhi Balai Budaya sejak selepas Salat Magrib, padahal pementasannya baru dimulai selepas Salat Isya. “Durasinya sekitar satu jam, tapi ini sangat menarik dan menggugah,” tandasnya.

Kolaborasi pementasan seperti ini menurut Andi sangat bagus, sebab tidak hanya untuk lebih mengetahui sejarah perjuangan bangsa, tetapi juga membangun kerja sama antar negara dan menginspirasi generasi untuk mampu berkarya, menyuguhkan momen-momen penting perjalanan bangsa di kancah dunia internasional.

Baca Juga  TPS Catat Pertumbuhan Peti Kemas Masih Positif

Pementasan berhasil menggambarkan bagaimana seorang Soekarno yang sangat berharap bisa menemukan makam Imam Al Bukhari di Uzbekistan, di mana hal itu juga menjadi media diplomasi yang luar biasa untuk memenuhi undangan kenegaraan dari Presiden Uni Soviet kala itu, Nikita Sergeyevich Khrushchev.

Meski tidak mudah untuk menemukan makam tersebut lantaran Pemerintahan Uni Soviet yang berhaluan Komunis kerap menelantarkan situs-situs keagamaan.

“Dan ketika ada kabar telah ditemukan makam Imam Al Bukhari yang merupakan salah satu  perawi hadis paling terkenal karena keilmuannya sebagai ulama besar yang menjadi rujukan, delegasi Republik Indonesia yang dipimpin langsung oleh Presiden Soekarno, langsung bertolak memenuhi undangan tersebut sekaligus untuk berziarah ke makam Imam Al Bukhari,” kisah Andi.

Melalui peristiwa dan momentum tersebut, Soekarno berhasil menunjukkan kemampuan diplomasinya, sekaligus kepedulian dan penghormatannya terhadap para ulama yang begitu besar jasanya dengan karya tulisnya berupa kitab-kitab hadis sebagai bahan belajar.

Adegan koordinasi, penulisan surat Soekarno dari Ende, komitmennya pada nilai-nilai Pancasila, pertemuan dengan Khrushchev, hingga perjalanan menuju makam dan ketika berada di makam Imam Al Bukhori di Samarkand, menurut para pengunjung sangat bagus, dengan mengkolaborasikan aktor-aktor dari Uzbekistan, serta terdapat iringan lagu Ya Lal Wathon (Nahdlatul Ulama) dan Mars Sang Surya (Muhammadiyah), juga menunjukkan ukhuwah Islamiyah yang erat antara kedua ormas Islam terbesar di Indonesia itu.

Baca Juga  Ustaz Bardan Sahidi: Menjadikan Muharam sebagai Momentum untuk Berubah Lebih Baik

“Ada banyak sejarah bangsa yang bisa dibuat karya seni, dengan suguhan yang lebih kreatif, terlebih di era digital sekarang ini, agar generasi muda kita tidak melupakan sejarah bangsa,” kata Andi, yang juga seorang pegiat sejarah.

Di akhir pementasan dibacakan catatan Soekarno kepada warga dan masyarakat, “Hari ini saya meninggalkan Tazkand, tetapi hati saya akan selalu teringat kepada saudara-saudara dan kebaikan budi saudara-saudara. Juga segenap usaha saudara di atas lapangan ketatanegaraan dan kemasyarakatan tidak akan saya lupakan. Karena itu saya meninggalkan Tazkand dengan berseru kepada saudara: Selamat tinggal, selamat bekerja. Hiduplah persahabatan kita, jauh di mata dekat di hati.”

*) Penulis: Ubay NA / Andi Hariyadi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *