MAKLUMAT — Ngopi bukan sekadar soal memesan kopi lalu menikmatinya. Bagi anak muda, ngopi telah menjadi gaya hidup. Sebagai ruang untuk bertemu, bertukar cerita, atau sekadar mencari suasana. Dari kedai kecil hingga kafe modern, aktivitas ini kian akrab dalam keseharian di berbagai daerah di Indonesia.
Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kesehatan Kemenko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK), Dr dr Sukadiono MM, menanggapi hal ini dengan menyarankan agar siapapun dapat mengontrol apa yang dikonsumi. Ia menjelaskan bahwa ngopi sebagai tren telah membuat anak muda khususnya, bisa datang ke kedai/cafe hingga lebih dari tiga kali dalam sehari.
Hal tersebut tentu berpotensi memicu berbagai penyakit jika tidak diiringi kesadaran dari diri sendiri. Sebab tidak sedikit yang mengonsumsi kopi dalam jumlah berlebih, khususnya dengan tambahan gula. Menurutnya, kebiasaan ini berisiko meningkatkan kadar gula darah dan dapat memicu penyakit kronis seperti diabetes.
Ia juga menjelaskan bahwa kopi pada dasarnya bukan masalah, namun yang perlu diwaspadai adalah campurannya.
“Kopi itu bisa dua sampai tiga cangkir, tetapi yang bagus memang kopi tanpa gula,” ujarnya kepada Maklumat.ID, saat di Blessing Hills, Trawas, Mojokerto, Ahad (29/6/2025).
Ia menjelaskan bahwa konsumsi gula yang berlebihan berpotensi menaikkan kadar glukosa dalam darah. Jika dibiarkan, pola ini bisa meningkatkan risiko diabetes, apalagi bila dibarengi gaya hidup minim aktivitas fisik.
Sukadiono menyebut bahwa kopi tetap bisa menjadi bagian dari gaya hidup sehat jika dikonsumsi dengan bijak, tanpa tambahan gula dan tidak berlebihan. Ia juga mengimbau agar masyarakat lebih sadar terhadap kandungan dalam minuman yang dikonsumsi setiap hari.
Anak muda, menurutnya, tetap dapat menikmati kopi dalam kesehariannya saat ngopi, asalkan tahu batas dan memahami risiko kesehatan yang ditimbulkan dari gula berlebih. “Kopi tetap bagus, tetap jangan berlebihan. Dan yang kedua, jangan pakai gula,” pungkas pria yang juga pernah menjabat Rektor Universitas Muhammadiyah (UM) Surabaya itu.